#08. Tears

443 83 71
                                    

MAMAMOO MISSION
BOOK TWO

LEGACY

****

#08. Tears

Hwasa menahan kekesalannya. Pada awalnya dia terkesan dengan polisi di depannya yang terlihat ramah dan baik. Tapi sikapnya yang kerap kali memotong perkataan Hwasa, membuat wanita itu geram dan ingin mencabik-cabik wajah ramah polisi itu.

"Sebenarnya saya..."

"Perlu saya antar ke kantor polisi? Mari Nona."

Huft... Kenapa polisi ini selalu memotong kalimat Hwasa?!

"Saya..."

"Daerah sini sedang ramai Nona--"

"Pak sebenarnya saya..." Hwasa kehilangan kesabaran.

"Ada kasus pembunuhan."

"Apa?!"

Jantung Hwasa berpacu lebih cepat. Ketakutannya kembali membuncah, mungkinkah itu ayahnya. Mungkinkah pembunuhan ini ada hubungannya dengan ayahnya?

Inikah alasannya Hwasa mendapatkan mimpi itu semalam?

Tanpa menunggu lama, Hwasa meninggalkan polisi tak sopan yang selalu memotong perkataan, sekalipun dia ramah, tindakannya yang selalu memotong perkataan tetap saja bukan perbuatan yang baik. Menyebalkan.

Hwasa membalikkan badan, menaiki tangga dengan tergesa. Sesekali dia bahkan tersandung dan terhuyung, untung saja kestabilan tubuhnya bagus sehingga Hwasa tak sampai terjatuh.

Hwasa tak mau peduli dengan polisi yang berteriak menanyakan tujuan Hwasa. Dia tak mau buang-buang waktu menanggapi polisi menyebalkan itu. Meskipun dia juga harus berterima kasih karena mendapat kabar yang mungkin ada kaitannya dengan ayahnya. Tapi semoga saja tidak.

Seberapa sampah pun orang itu, Hwasa tetaplah anaknya. Seberapa pun Hwasa membenci orang itu, dia tetaplah ayah Hwasa.

-

Nafas Hwasa tersenggal saat tinggal beberapa anak tangga sebelum ke rumahnya. Kawasan tempat tinggal Hwasa berada di dataran tinggi. Ada jalan raya di beberapa bagian, tapi untuk menuju rumah penduduk, hanya bisa dilalui dengan jalan kaki, karena jalan yang dilalui sepenuhnya tangga.

 Ada jalan raya di beberapa bagian, tapi untuk menuju rumah penduduk, hanya bisa dilalui dengan jalan kaki, karena jalan yang dilalui sepenuhnya tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan pikiran buruk Hwasa seolah mendapat jawaban saat dia tiba di depan rumahnya. Karena sekarang Hwasa melihat ada beberapa polisi berkerumun disana. Mungkinkah mimpi itu jadi nyata?

Hwasa menggunakan sisa tenaganya untuk melangkah dengan cepat, sedikit tersandung di tangga terakhir dan kali ini dia terjatuh.

Tenaganya terkuras, dan hatinya sedang kalut. Hwasa bahkan kini sudah menangis. Air matanya jatuh begitu saja seiring dengan tubuhnya yang ambruk pada anak tangga terakhir di depan rumahnya.

Legacy  [ON HOLD] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang