9. Find (2)

459 69 12
                                    

Sakura terdiam cukup lama di depan cermin, rambut merah mudanya sudah tidak secerah dulu, ini bukti kalau dirinya sudah lama berkelana di dunia yang bernama kehidupan. Wajahnya masih segar, tidak banyak berubah sejauh ini. Mungkin itu alasan Naruto menyangka dirinya masih muda. 

Tapi jika Kakashi ada sekarang dan masih bersama dengannya, seperti apa ya penampilannya.. Sakura tidak dapat menebaknya.

Jika sudah tidak terlalu tampan pun Sakura masih akan tetap mencintainya, Wanita itu tertawa miris sendirian, ia sangat merindukan Kakashi.

Hari ini ia dan Naruto sudah menyiapkan beberapa barang yang akan mereka bawa masing-masing untuk sebuah perjalanan yang akan mereka lakukan. Perjalanan yang belum pernah Sakura bayangkan akan terjadi sebelumnya. Mencari kembali jejak Kakashi yang telah hilang selama sepuluh tahun, Sakura sempat ragu karena sebelumnya ia sempat merasakan kegagalan.

Sejak terakhir Sakura berinteraksi dengan Kakashi pun, Naruto bilang Kakashi belum muncul lagi di sekitar mereka. Ia hanya memberi petunjuk bahwa mereka harus pergi ke sebuah pulau terpencil di Korea Selatan.

Kakashi beberapa kali muncul sebentar dan keadaannya sedikit aneh, ia seperti tidak kuat untuk berlama-lama menampakkan dirinya kepada Naruto. Ia pun tak banyak bicara seperti sebelumnya.

"Naruto, kau seharusnya tidak perlu melakukan hal ini. Bagaimana dengan kafemu? Kita bukan pergi ke luar kota, tapi ini luar negeri Naruto." Sakura saat ini sedang berada di kafe Naruto. Ia mulai merasa ragu lagi.

Naruto lagi-lagi tersenyum pada Sakura. "Aku memiliki banyak karyawan, mereka semua aku percaya jadi tenang dan aku ingin membantumu, maka terima bantuanku Sakura-chan. Aku tulus ingin melakukannya."

"Dan juga Sakura-chan, aku sudah menyelediki secara spesifikasi kemana Kakashi melakukan perjalanan dinas, maaf aku melakukannya tanpa persetujuanmu. Aku meminta bantuan temanku untuk mencari informasi di perusahaan tempat Kakashi bekerja."

"Kau melakukannya sampai sejauh itu?" Sakura berseru pelan. "Naruto..."

"Kita berangkat malam ini juga, semakin cepat lebih baik, Kakashi sudah terlalu lama dalam keadaan seperti itu. Jika saja sejak lama aku berani menyapamu mungkin saat ini..-Ah Pokoknya Sakura-chan, percaya padaku kita dapat menemukan Kakashi."

Tanpa mereka sadari arwah Kakashi berdiri tak jauh dari sana, memperhatikan dengan mata sendu, Kakashi tidak menampakkan dirinya, ia merasakan tidak terlalu mampu melakukannya sekarang, apakah arwah sepertinya memiliki batas waktu berada di dunia ini? Itu artinya waktunya untuk bersama Sakura semakin menipis.

Kakashi berpikir, jika ia memang menghilang di Negara lain, lantas mengapa arwahnya bisa tersadar di sini dan tidak tersesat di sana? Mengapa ia bisa berada di dekat Sakura?

Ada yang tidak beres, Kakashi harus berusaha mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya sebelum ia menjadi arwah.

Sakura merasakan angin berhembus menerpa tubuhnya di dekat jendela kafe, entah kenapa ia ingin berjalan ke sana dan berdiam diri. Naruto memperhatikan apa yang Sakura lakukan, kemudian ia melihat ada arwah Kakashi di dekat Sakura.

Naruto pun tersenyum hangat, mungkin Sakura memang tidak dapat melihat Kakashi tapi dia bisa merasakan kehadiran suaminya itu.

Ia pun membiarkan Sakura menikmati suasana menenangkan tersebut. Sakura melirik kanan-kiri, ia merasakan sesuatu di dekatnya, seperti ada seseorang tapi ia tidak melihat apapun.

"Kakashi.. apa kau ada di sini?" Lirih Sakura sangat pelan. Kemudian ia merasakan hawa dingin pada kedua bahunya.

Kakashi memang menyentuh sedikit kedua bahu Sakura, ia hanya memberikan sedikit tanda saja, Kakashi sudah mencoba untuk berbicara namun Sakura tidak dapat mendengarnya seperti sebelumnya. Inilah batas kemampuan Kakashi, ia tidak dapat lagi membuat Sakura mendengar suaranya.

Tanpa sadar Sakura menyentuh bahu kanannya, seolah merasakan ada tangan Kakashi di sana, ia sangat merindukan Kakashi maka tidak apa-apa kan jika mereka begini sebentar? Sakura hanya berharap ia tidak akan jatuh sakit karena arwah suaminya.

Kini angin pantai menerpa keduanya, sambil memejamkan mata keduanya menikmati sore yang kian dingin. "Aku sangat merindukanmu Kakashi.. "

"Aku juga merindukanmu Sakura..."

Sakura seketika menoleh ke belakang, ia mendengar suara Kakashi sangat pelan sekali tapi ia mendengarnya. Mereka saling berhadapan dan bertatapan andai saja Sakura bisa melihat Kakashi.

"Kakashi.." Sakura berbisik pelan. "Aku mendengar suaramu."

Naruto melihat Sakura yang sedang berusaha berbicara dengan Kakashi, ia kemudian menyuruh seluruh karyawannya untuk mengosongkan ruangan. Naruto menutup pintu kafenya, saat ini suhu ruangan sedang beradu, alam sedang bergesekan maka akan ada kesempatan untuk Sakura dapat melihat Kakashi.

Naruto memberikan privasi untuk mereka berdua. Matahari sudah tenggelam dan Sakura kini terpaku di tempatnya, ia melihat Kakashi berdiri tepat di hadapannya.

Sakura segera memeluk Kakashi meski ia tau semuanya sia-sia karena Kakashi langsung menembus tubuhnya. Air mata jatuh tak tertahankan oleh Sakura.

(play music : Wanna One – Spring Breeze)

"Kau dan aku bertemu, Bagaikan sebuah keajaiban. Seperti di dalam mimpi Meskipun menutup mata Terlihat begitu jelas. Aku tak bisa berbuat apa-apa dan hanya terus menyesalinya, Namun hatiku tak seperti itu, Aku ingin selalu bersamamu.

Melalui terowongan panjang, Melihat cahaya yang terang, Kenangan hangat di kala kita bersama pun kurasakan. Kau selalu berada di sisiku. Itulah cahaya yang membuatku bersinar. Senyuman itu, air mata itu...

Suara yang memanggilku itu terus berputar di telingaku, pandangan di saat kita bertatapan. Meski aku merindukannya, Aku dapat merasakan cinta yang pertama kali itu dengan jelas

Mari kita bertemu lagi, Ketika angin musim semi berhembus. Aku akan memelukmu lagi. Maafkan aku karena selalu aku yang menerimanya. Terima kasih Atas sesuatu yang indah ini. Kau telah mengisi hatiku yang hampa, Mengisinya penuh dengan dirimu." --Kakashi.

"Kau meraihku di saat aku lelah hanya kau yang membuatku bernafas. Kini, setiap hari adalah ulang tahun Aku pun terlahir dengan barunya, Kau selalu berada di sisiku. Sosok mu yang terasa akrab itu Mungkin suatu saat akan berubah, tapi Kenangan di saat saling pandang Seperti saat sekarang ini, Aku dapat merasakan cinta yang pertama kali itu dengan jelas. 

Aku takkan takut Karena kita sudah saling memahami. Jangan khawatir, lebih dari siapa pun. Aku akan menyayangimu. Mari bertemu lagi, aku sangat merindukanmu.." – Sakura.

Sore itu untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun Sakura sendirian, ia merasakan kembali kehangatan Kakashi yang telah lama ia rindukan.
Meski hanya sekejap namun dinding rindu yang sudah tebal itu runtuh begitu saja, saat angina berhembus dan bulan menampakkan dirinya, Sakura kembali membuka matanya dan mendapati ruangan kosong.

Alam telah memberinya kesempatan yang sedikit namun berarti, Kakashi sudah tidak ada di hadapannya, ia tidak merasakan kehadirannya maupun suaranya.

Hanya suara angin yang berdengung di telinga Sakura dan tangannya yang gemetar akibat suhu yang mulai lebih dingin lagi.

Dari ujung ruangan Naruto menghampirinya, memberinya sebuah jaket tebal dan syal tebal. Ia membawa sebuah koper.

"Kita berangkat sekarang Sakura-chan. Aku yakin kita akan menemukan Kakashi di sana."



To Be Continued...

Love Letter (KakaSaku)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang