23. Date

10 4 0
                                    

Semoga menghibur

23. Date?

"Kenapa Papa sama Mama nyembunyiin ini dari aku?" Tanya Starla marah. "Aku kaya bukan siapa-siapa, tau semuanya pas udah selesai."

Azzan menghela nafas. "Bukan gitu Sweetheart. Maksud Papa nggak bilang-bilang dulu itu karena rencananya masih lama."

"Kenapa dicepetin?"

"Kondisi kakak kamu."

"Jadi gara-gara aku?"

"Siapa yang bilang gegara elo, Star? Sensi amat. Lagi ada bulanan lo?" Tanya Marvel gemas. Ni anak penjelasan belum kelar udah main ambil kesimpulan sendiri aja. Lanjutnya dalam hati.

"Bukan mau nyalahin kamu. Lagipula nggak masuk akal aja kamu yang main eh Adzra yang kena imbas." Ujar Shasmira membantu menjelaskan. "Keadaan Adzra murni kita anggap kecelakaan-"

"Sama aja dong Tante ngakuin Adzra ama Bang Rius MBA?"

Haura geleng-geleng. "Beberapa orang boleh lah beranggapan gitu. Tapi kita sebagai orangtua nggak ngerasa menikahkan mereka gegara kecelakaan. Kita emang mau mereka cepet-cepet nikah."

"Udah ah, nggak usah bahas masalah sebab pernikahan. Yang penting sah secara agama dan hukum." Sela Azzam. "Dan Sweetheart, pernikahan itu urusan orangtua, bukan bocah ingusan. Oke, yang terpenting sekarang kita bisa bernafas lega. Sekalipun Adzra belum bangun, dia sedikit aman dari arwah itu."

Arwah itu memang telah di amankan, tapi bukan tidak mungkin dia akan selalu terkurung kan? Pikir Marvel. Ingat saja saat cowok itu terpaksa melepaskan botol yang tingkat kepanasannya luar biasa. Malam itu setelah teman-teman Starla dan beberapa tetangga pulang, juga setelah menjinakkan Starla yang ngambek-ngambek mereka memutuskan untuk pergi beristirahat.

Berhubung kamar atas tidak ada yang menghuni, Starla memilih tidur bersama Haura--sebab perempuan yang sekarang statusnya ibu mertua Adzra itu menawarinya tidur bareng. Saat menjeleng lelap, gadis itu bergerak-gerak gelisah. Ingatannya tiba-tiba menuju hari ketika Adzra histeris melihat mayat pembantu rumah tangga di rumah ini.

Omong-omong gue merinding. Batin Starla mencengkram selimut. Kalo-kalo bi Ratmi ama suaminya gentayangan gimana ya? Apa jangan-jangan--

"Star?" Perempuan yang baru berbaring itu memanggilnya. "Kamu kenapa nggak tenang gitu?"

Starla menoleh. Gadis itu meringis--malu. "I-itu Tante, heum Tante inget waktu bi Ratmi ama suaminya meninggal?"

Dahi Haura mengernyit, perlahan perempuan itu mengangguk. "Inget. Kenapa?"

"Hng, bi Ratmi ama suaminya meninggalnya nggak wajar. Apa mereka," --Starla menimbang--"bakal gentayangan?"

Alis Haura bertautan. "Gentayangan? Maksud kamu kaya arwah yang mau ambil raganya Adzra?"

Starla mengangguk.

Perempuan paru baya di sampingnya terkekeh. "Asal kamu tahu sayang, nggak ada yang namanya arwah gentayangan."

"Lah, terus arwah Angelyne itu?"

"Dia bukan Angelyne." Haura menggeleng. "Dia itu jin yang dulunya mengikuti dan menyukai Angelyne, semasa hidup barangkali, makanya pas orangnya udah meninggal dia mengambil wujud menyeramkan menyerupai Angelyne."

"Jadi dia bohong?"

"Bohong?"

"Hantu itu ngerekayasa mimpi aku ama temen-temen Tan, tentang masa lalu Angelyne."

"Kalo itu cuma orang bersangkutan yang bisa jawab. Udah malam. Tidur geh. Besokkan sekolah."

Membenarkan perkataan Haura, Starla mengangguk. Gadis itu memejamkan mata, mengikuti wanita yang juga tidur di sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hyaku Monogatari (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang