22. Fight Her

10 4 2
                                    

22. Fight Her

Selesai acara dan orang yang dibutuhkan undur diri, Sirius langsung berlari panik mendengar jeritan bocah SMA yang dia percayai untuk menjaga Adzra. Kamar Adzra yang berada di lantai dua sedikit menbuatnya menggerutu sebal karena membutuhkan waktu untuk bisa mencapainya. Sampai di depan pintu, ia mengernyit mendapati pintunya dikunci--atau terkunci?

Dari dalam terdengar jeritan.

"Jangan! Jangan mendekat! Jangan ambiiiiiiiil!" Ini jeritan Starla. Ada apa di dalam? Mereka tengah bergurau atau--mana ada gurauan bernada panik begitu? Sial! Maki Sirius menyadari sesuatu.

Sejenak anak-anak itu hening. Sirius tidak tahu apa yang terjadi, dia juga tidak bisa menebak. Hanya yang perlu ia lakukan segera adalah merusak pintu kayu di depannya. Dia mulai mengambil ancang-ancang untuk mendobrak. Pria itu mulai menghitung dalam hati, satu, dua, ti--
"Kak! Kak Adzra?!" Itu Fero. Cowok itu mennaggil Adzra antara takut dan panik. "Sadar Kak, lihat kita!"

"Jangan pergi, Kak! Lo harus lawan dia! Sadar sadar! Inget ini rumah lo!" Bujuk Dannis.

"Menyinykir!" Suruh Adzra dingin. Sirius dapat merasakan energi jahat yang terbawa oleh nada dingin gadis itu.

"Sadar Kak! Ini kita!" Sekarang suara Valesa.

"Minggir kalian!"

"Kak Adzra-"

Bruakkk!

Pyaaaaar!

"Aaaarghhh!"

Kegaduhan dan suara erangan kesakitan mereka terdengar, membuat Sirius tidak menunggu lagi untuk segera mendobrak pintu. Dalam satu kali tendangan pintu terlepas dari engsel. Rahang Sirius menegang melihat kamar Adzra yang berantakan serta adik Adzra dan teman-temannya yang sudah bergulingan tidak jelas.

Dannis menabrak meja rias hingga benda-benda berbahan kaca di meja itu jatuh pecah, Fero dilempar ke kamar mandi, Starla menabrak almari pakaian, dan Valesa tertimpa rak buku. Lalu sang pembuat onar kini tengah tersenyum miring dan sinis. Seolah-olah mengejek Sirius akan kegagalannya menjaga Adzra.

"Keluar sekarang! Atau aku paksa kamu pergi dari raganya!" Ancam Sirius dengan nada rendah dan dingin.

Dannis yang mendengar suara itu merinding. Sungguh yang dia dengar ini lebih menakutkan ketimbang suara atau geraman marah arwah Angelyne. Tidak menyangka Sirius yang manusia bisa semenyeramkan ini. Atau jangan-jangan cowok itu kerasukan jin juga? Makanya jadi seram begitu.

Arwah Angelyne tersenyum meremehkan. "Tidak semudah itu. Raga ini sudah menjadi milikku. Hanya milikku. Tapi kamu tenang saja. Setelah urusan ku selesai, gadis ini akan ku kembalikan pada mu."

Starla menatap sedih dan khawatir. "Kak selamatin-"

"Diam!" Bentak setan itu benci. "Kalian yang memanggil ku, tapi kalian malah tidak bertanggungjawab. Jadi jangan menghalangi ku!"

"Jangan bawa-"

Brukkk!

Dengan keras, Sirius mendorong Adzra jatuh di kasur, ingin berusaha mengeluarkan arwah yang merasukinya dengan paksa. Tapi gagal, gadis itu bangkit dengan cepat. Matanya menatap tidak suka Sirius yang ikut campur. Dengan penuh amarah, setan itu menerjang menyerang cowok dewasa di depannya.

Cekatan Sirius menahan tubuh Adzra, mencengkeram bahunya kuat dan membisikkan sesuatu dengan lama. Adzra berontak. Keringat dingin mulai terlihat pada bagian wajah. Ayat kursi dibacakan dengan tenang, lalu dilanjutkan dengan surah Al-Ikhlas, An-Naas dan Al-Falaq. Gadis itu menjerit sambil mendorong-dorong dada Sirius.

Hyaku Monogatari (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang