Prologue

9.7K 384 25
                                    

Prologue

"Gabe!"

Suara Alexa melengking, gadis dengan tinggi 158 cm bernama Alexandria Johanson dan biasa di panggil Alexa itu langsung menarik kursi di seberang meja kerja Gabriel dan duduk tanpa menunggu dipersilakan.

Gabriel Smith, saudara sepupu Alexa menatap Alexa yang tiba-tiba muncul di ruang kerjanya dengan tatapan dingin, itu adalah sebuah bentuk antisipasi karena bisa dipastikan Alexa akan mengganggu ketenangannya bekerja. Tidak mungkin gadis itu datang tanpa memiliki rencana konyol tanpa melibatkan dirinya.

"Ayolah, Gabe. Jangan tatap aku seperti itu," gerutu Alexa sambil menaikkan sebelah kakinya ke atas kursi.

"Turunkan kakimu," ucap Gabriel dengan nada tak kalah dingin dari tatapan matanya.

Alexa tidak menggubris, gadis itu menarik ponsel di dalam saku celana panjang bermotif Army lalu mulai asyik sendiri menggeser layar ponselnya.

"Kau seorang Johanson, tapi lihat sikapmu sama sekali bukan seperti seorang Johanson." Gabriel menggelengkan kepalanya sambil matanya menelusuri pakaian yang dikenakan Alexa.

Gadis itu mengikat rambutnya dengan sembarangan, mengenakan celana Army dipadukan dengan kaus longgar berwarna hitam dan sneaker senada dengan kaosnya. Menurut Gabriel, seharusnya Alexa mengenakan gaun semi formal, mengenakan sepatu hak tinggi lalu berjalan dengan anggun sambil tangannya menenteng tas mahal. Menurut Gabriel seharusnya begitu.

Alexa mencebik. "Aku tidak perlu menjaga sikapku di depanmu. Kau hanya seorang Smith, kekayaan orang tua kita tidak sebanding," ucapnya dengan nada sangat sombong.

Gabriel bersedekap, ia menyandarkan bahunya di kursi kebesarannya. Perasaannya, tentu disabar-sabarkan menghadapi gadis di depannya. "Kau juga seorang Smith, jika tidak ada keluarga Smith, memangnya ibumu itu bisa lahir di dunia ini?"

Alexa memutar bola matanya. "Baiklah, aku akui, keluarga Smith sedikit hebat, tapi tak sehebat keluarga Johanson."

Di London, keluarga Johanson adalah salah satu keluarga yang sangat disegani, meskipun mereka bukan salah satu keluarga bangsawan, tetapi kekayaan mereka sangat fantastis. Tidak hanya di London, bisnis mereka nyaris menguasai daratan Eropa dan Amerika juga Asia. Keluarga Johanson memiliki lima anak dan Alexa adalah anak bungsu di keluarga itu dan sangat dimanjakan hingga mungkin menggunting kukunya saja ia tidak pernah melakukannya sendiri atau bahkan ia tidak bisa melakukannya.

"Jadi, ada apa kau datang ke sini?" Gabriel menaikkan sebalah alisnya.

Alexa memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. "Minggu depan adalah pesta pernikahan Grace dan William," ujarnya.

"Seluruh dunia juga tahu." Gabriel menguap lalu mengubah posisi lengannya yang bersedekap menjadi berada di belakang kepalanya.

"Pesta pernikahan itu digelar terbuka roof top bangunan hotel milik kami dari sore hari hingga malam," kata Alexa dengan penuh semangat. Matanya yang berwarna abu-abu berpendar hingga tampak menyilaukan.

Gabriel tertawa kecil. "Dan?"

"Gabe, di dalam hotel itu ada sebuah club malam, Daddy pasti sibuk menyapa keluarga, temani aku melihat club itu, aku ingin sekali melihat tempat itu. Hanya melihat," ucap Alexa dengan nada memelas.

Gabriel nyaris tersedak air liurnya sendiri, pria itu menegakkan punggungnya hingga setegak papan. "Alexa, pertama-tama tolong turunkan kakimu, tidak pantas seorang gadis duduk seperti itu," ucapnya lagi, kali ini dengan nada tegas.

Alexa kembali mencebik, tetapi ia menurunkan kakinya mengikuti perintah Gabriel. Kemudian duduk dengan anggun meski bibirnya tampak memberengut.

Gabriel berdehem. "Aku lebih baik kau tenggelamkan ke dasar sungai Thames dibandingkan harus menemanimu pergi ke club. Dan... di dalam hotel itu bukan club, itu hanya sebuah lounge."

Bersambung.
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan RATE.
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
🍒

Naughty Baby on My BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang