10. My Girl
"Ken, di mana kau? Bisa aku berkunjung ke perusahaan? Ada beberapa masalah, aplikasi itu tidak bekerja dengan baik. Kurasa kau harus mengkaji ulang," ucap Luna terdengar di speaker ponsel Kenzo.
"Kapan kau kembali?" tanya Kenzo dengan sikap tenangnya.
"Tadi malam," jawab Luna.
Kenzo melirik Alexa yang berada di sampingnya, gadis itu sedang mendengarkan musik dari earphone-nya dan sesekali menirukan lirik lagu dengan pelan sambil menikmati suasana jalanan Tokyo pagi itu.
"Kau tidak memberi tahuku," ucap Kenzo dengan nada tenang, tetapi terselip protes.
"Maafkan aku, aku mendarat pukul satu malam, aku tidak menghubungimu karena kupikir kau telah tidur," ujar Luna kemudian menjeda suaranya untuk menghela napasnya. "Bagaimana? Apa kita bisa bertemu?"
Bibir Kenzo mengulas senyum tipis, tadi malam ia tidur memeluk Alexa dan berhasil mencicipi bibir gadis itu, sedikit. Tetapi, yang jelas rasanya manis.
"Aku tidak di perusahaan, hari ini aku akan pergi ke Osaka."
Mereka berbicara beberapa saat sebelum mengakhiri panggilan telepon, ketika tiba di stasiun yang dituju, Luna telah berdiri di sana. Ia memang sudah sering mengunjungi Tokyo dan terbiasa naik turun kereta, ia sangat mandiri bahkan seolah tidak memerlukan bantuan siapa pun di dunia ini untuk urusan-urusan sepele. Bahkan menerima bantuan Kenzo yang merupakan kekasihnya sekalipun sepertinya ia enggan. Semua yang Kenzo lakukan untuk Luna, seperti membantu membuatkan aplikasi dan keperluan lainnya, Luna menghitungnya sebagai pengeluaran resmi perusahaan. Luna tidak pernah mencampurkan uang dengan urusan pribadi.
"Ken, siapa dia?" tanya Luna sambil menatap tajam ke arah Alexa.
"Dia... Alexa," jawab Kenzo sambil melirik Alexa yang sedang melepaskan earphone yang menempel di telinganya.
Sama seperti Luna yang menatapnya dengan tatapan tajam, Alexa tanpa ragu membalas tatapan Luna dengan ekspresi angkuhnya.
"Aku kekasih Kenzo, calon istrinya, aku datang ke sini untuk berkenalan dengan keluarganya." Alexa menyeringai lebar lalu sedikit mendongak menatap Kenzo dengan tatapan jail yang membuat Kenzo gemas, ia sama sekali tidak marah dengan apa yang diucapkan oleh Alexa.
Kenzo meletakkan telapak tangannya yang lebar di atas kepala Alexa. "Dia sepupu Gabriel, Alexa Johanson," katanya tanpa memperkenalkan siapa Luna kepada Alexa.
Johanson.
Nama itu jelas tidak asing di telinga Luna, ia tinggal di London sejak memasuki bangku universitas, ia jelas tahu nama-nama orang-orang berpengaruh di negeri ratu Elizabeth itu. Percik api di mata Luna yang sempat menyala mulai padam meski tidak seluruhnya. Hanya menyisakan sedikit bara.
"Ken, bukankah kau kekasihku?" tanya Alexa dengan seringai jail yang masih tergambar di bibirnya.
Kenzo mengusap-usap kepala Alexa. "Jangan membuat masalah," katanya dengan nada sangat lembut.
"Di surat kabar dan media sosial banyak gosip tentang kami, apa kau tidak membaca?" Alexa kembali menggoda Luna yang telah beralih menatap Kenzo dengan tatapan nanar.
"Alexa...." Cara Kenzo memanggil Alexa, benar-benar penuh kasih sayang.
Alexa menyeringai. "Aunty, kau tenang saja. Aku tidak tertarik pada pria cantik seperti Kenzo. Pria idamanku itu seperti William Johanson, kakakku," ujarnya tanpa rasa berdosa mengatai pria yang telah mencuri ciuman pertamanya. "Ken, beri aku uang, aku ingin membeli bento." Gadis itu mengulurkan tangannya, menengadah seperti seorang anak kecil meminta uang.
Kenzo menarik dompet dari saku celananya, memberikan barang pribadinya kepada Alexa. "Gunakan sesuakamu, jangan berjalan terlalu jauh."
"Oke, terima kasih," ucap Alexa sambil dengan riang menerima dompet Kenzo lalu berjalan menelusuri toko-toko yang ada di sekitar stasiun.
"Apa hubunganmu dengannya?" tanya Luna dengan suara terdengar barat setelah Alexa telah mengilang.
Kenzo mengerutkan keningnya mendengar apa yang di suarakan oleh kekasihnya. "Luna, jangan katakan kau sedang mencurigaiku."
Luna menatap Kenzo dengan tatapan penuh tanda tanya, terlihat jelas ia tidak menyukai keberadaan Alexa. "Aku rasa wajar."
"Dia sepupu Gabriel dan yang pasti dia hanya anak kecil," ucap Kenzo dengan nada dan sikap yang sangat tenang, setenang air di dalam bejana.
Luna menghela napasnya. Ia mengambil ponselnya di dalam tas, mengetikkan nama Alexa Johanson dan benar saja, foto gadis itu bersama Kenzo banyak dimuat dalam berita online di Inggris. Luna menatap Kenzo dengan tatapan cemburu.
"Ken, jelaskan padaku." Suaranya nyaris tersekat di tenggorokan.
"Itu tidak seperti yang terlihat, aku akan menjelaskannya nanti, yang jelas Alexa berada di sini karena liburan dan aku bertugas menjaganya, ia ingin mengunjungi Universal di Osaka. Kurasa kereta kami sebentar lagi tiba, percayalah padaku. Aku akan menjelaskan semua padamu nanti," ucap Kenzo sambil memeriksa jam di pergelangan tangannya.
"Aku akan menyusulmu setelah pekerjaanku usai," ucap Luna.
"Baiklah, kami tunggu di sana. Sampai jumpa." Pria itu berbalik dengan terburu-buru meninggalkan Luna yang hanya mampu terpaku di tempatnya menatap punggung Kenzo yang makin menjauh.
***
"Kau membeli makanan sebanyak ini?" tanya Kenzo sambil mengeluarkan beberapa kotak bento dari kantong plastik, juga beberapa botol makanan dan camilan, meletakkannya di atas meja yang ada di depan tempat duduk mereka di dalam kereta. "Perjalanan kita hanya dua jam, Alexa."
Alexa menusuk smoothies berry di tangannya menggunakan sedotan lalu menghisapnya. "Enak," katanya. "Aku kira aunty itu ikut bersama kita. Jadi, aku membeli banyak makanan."
Aunty?
"Namanya Luna." Kenzo meralat sebutan yang di berikan kepada Luna.
"Siapa dia?"
"Dia... kekasihku," jawab Kenzo dengan nada datar.
Alexa meletakkan kotak smoothie di atas meja, bibirnya melongo mendengar pengakuan Kenzo. "Kau tidak cocok dengannya," ujarnya.
Bibir Kenzo berkedut, pria itu menaikkan sebelah alisnya. "Oh, ya?"
"Dia terlalu serius, sepertinya tidak bisa tersenyum dan penampilannya terlalu formal," ujar Alexa.
Benar yang dikatakan oleh Alexa, Luna memang terlalu serius, jarang sekali bercanda apa lagi tertawa. Kenzo menggeser tubuhnya, ia meletakkan sikunya di pegangan kursi kereta lalu menopangkan dagunya. "Jika Luna tidak cocok untukku, apa kau cocok untukku?" tanyanya dengan nada menggoda.
Bersambung.... di KARYA KARSA
Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate.
Salam manis dari Cherry yang manis.
🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Baby on My Bed
Romance⚠️ Warning!! Novel 18+++ Bijaksalah memilih bacaan sesuai dengan usia kalian. "Tidak perlu malu, itu hanya ciuman," kata Kenzo mulai menggoda Alexa lagi. Alexa mengalihkan pandangannya kearah pria di depannya yang hanya berjarak beberapa centimeter...