7. As Her Father
Kenzo bersedekap berdiri di samping tempat tidurnya. Kamar itu adalah tempat paling pribadi miliknya dan dirinya juga tuan rumah, tetapi kenapa justru sekarang seolah dirinyalah yang menjadi orang asing di dalam rumah yang telah ditempati semenjak ia dilahirkan ke muka bumi ini. Sembari mendengus kesal Kenzo menatap Alexa yang sedang memainkan ponselnya sembari duduk bersila di atas ranjang seolah kamar itu miliknya.
Seharian penuh ia telah mengikuti ke mana saja Alexa menyeretnya, dimulai dari kebun binatang, kedai makanan sederhana, dan terakhir adalah ke pusat perbelanjaan. Gadis itu mengaku hanya membawa dua lembar pakaian, ia membeli begitu banyak pakaian dan memperlakukan Kenzo seolah asistennya. Seumur hidupnya bahkan Luna, kekasihnya selama ini tidak pernah memperlakukan Kenzo seperti itu apa lagi menjadikannya tukang menjinjing paper bag berisi barang belanjaan.
Setibanya di rumah, ibunya juga menyiapkan begitu banyak makan malam dan yang kabarnya semua itu adalah makanan kesukaan Alexa. Padahal menurut Kenzo, Alexa menyukai semua makanan kerena yang Kenzo lihat setiap makanan yang dibeli selama dua hari mereka bersama, gadis manja itu selalu menikmatinya, tidak pernah mengeluh masalah makanan.
"Kembalilah ke kamarmu," ucap Kenzo dengan nada kesal.
Tanpa mengalihkan fokusnya dari layar ponsel yang ada di tangannya Alexa berkata, "Kau tahu, 'kan, aku tidak bisa tidur jika aku sendirian."
"Kalau begitu aku akan memanggil Mommy untuk menemanimu hingga kau tertidur," ujar Kenzo sambil memutar badannya.
Alexa langsung membuang ponselnya dan menarik ujung pakaian yang dikenakan oleh Kenzo. "Jangan lakukan itu!"
"Kenapa memangnya?" Pria itu mengerutkan keningnya.
Alexa menggeleng, matanya menatap Kenzo dengan tatapan puppy eyes. Ia telah bersumpah kepada kedua orang tuanya untuk tidur dan menyisir rambutnya sendiri. Alexa juga berjanji kepada orang tuanya tidak akan merepotkan orang lain, tetapi Kenzo adalah pengecualian. Pria itu tidak boleh tahu jika ia memperoleh izin dengan mudah karena Alexa menjanjikan kemandirian setelah dua Minggu berada di Tokyo.
"Kau boleh tidur di sini," ujar Alexa sambil menepuk salah satu bantal.
Bibir Kenzo menganga mendengar apa yang terlontar dari bibir Alexa. "Bolehkah aku bertanya?" Ia menaikkan sebelah alisnya.
Alexa mengerjapkan matanya, bulu matanya yang tebal seindah kupu-kupu tampak bergerak-gerak. Bibirnya yang tampak kenyal itu sedikit terbuka membuat Kenzo nyaris tergoda.
"Kau pikir ini kamar siapa?" tanya Kenzo dengan nada kesal, kesal karena bibir Alexa tampaknya menyenangkan jika ia cicipi.
"Aku adalah tamu di sini, tamu adalah raja. Kau juga mengenalkan aku sebagai kekasihmu, wajar saja kita tidur satu kamar, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Baby on My Bed
Romansa⚠️ Warning!! Novel 18+++ Bijaksalah memilih bacaan sesuai dengan usia kalian. "Tidak perlu malu, itu hanya ciuman," kata Kenzo mulai menggoda Alexa lagi. Alexa mengalihkan pandangannya kearah pria di depannya yang hanya berjarak beberapa centimeter...