Chapter 4 [Ujian Dimulai!]

50 4 0
                                    


Tanggal 1 bulan ke-8, Paralax 1963

"Hoaaahm~..."

Aku menguap lebar-lebar selagi mendengar pidato milik Kepala Akademi. Pidatonya benar-benar membuatku mengantuk. Bukan hanya karena pidato itu sangat panjang dan isinya yang hanya berisi hal-hal yang sama sekali tak ada artinya, tapi, melihat wajah kepala akademi yang berkumis dan sangat gendut itu yang membuatku benar-benar malas.

Bagaimana dia bisa menjadi Kepala Sekolah Akademi ini?! Dengan tubuh seperti itu, dia bahkan tidak mungkin bisa berlari.

Aku terus-terusan menggerutu Si Kepala Akademi, hingga sepasang tangan menarik baju abu-abuku dari belakang.

"Hey, jangan melamun terus, dan dengarkan pidatonya dengan baik." kata Ira padaku.

"Uhg... Semua yang dikatakannya itu sama sekali tidak ada gunanya! Dan menunggu di tempat ramai dan sempit seperti ini sangat membosankan." jawabku.

Disekeliling kami sudah ada banyak peserta ujian yang kurang lebih berjumlah 200 orang. Mereka berasal dari macam-macam tempat, kebanyakan dari mereka berasal dari luar Ibukota, tapi, ada juga beberapa bangsawan disini, mereka memakai pakaian yang lebih mewah dan peralatan yang lebih lengkap daripada yang lain.

Aku menoleh Ira yang berada disampingku. Dia memakai baju putih lengan putih panjang, yang ditutupi oleh jubah sepinggang berwarna hijau yang mirip dengan jubah merahku, dan ia memakai celana kulit selutut.

Ia terlihat sangat cantik dengan rambut cokelatnya yang dikepang hingga pinggang, serta pin rambut bunga yang menambah kesan imutnya. Dia membawa sebuah tongkat kayu sihir panjang, dan tas selempang kulit di bahunya.

"Jangan banyak alasan dan perhatikan pidatonya!" lanjut Ira.

"...Bukankah seharusnya kau memberitahu kakakmu itu ketimbang diriku?" kataku sambil menunjuk Ryan yang kelihatannya sedang menggoda gadis-gadis muda dari kelompok lain.

Ira yang melihat itu dengan cepat menghampiri Ryan dan memukul kepalanya dari belakang dengan tongkatnya hingga Ryan tersungkur di tanah, kemudian meminta maaf kepada para gadis yang telah digoda Ryan.

Mereka berdua pun kembali untuk berkumpul dengan kami.

"Itu sakit sekali Ira! Memukulku dengan tongkat sihirmu yang keras seperti besi itu benar-benar kejam." keluh Ryan sambil menggosok-gosok belakang kepalanya.

"Itu karena kau tidak bisa diam!" ucap Ira ketus.

"Tapi mereka sangat manis dan juga sangat lemah lembut. Beda dengan seseorang yang kuke--"

Ira memukul lagi perut Ryan dengan tongkat sihir sebelum ia dapat menyelesaikan perkataannya dan berakhir menjerit kesakitan. Aku, Lauren, dan Misa tertawa cekikikan melihat tingkah dua orang bersaudara itu.

Kemudian kepala akademi tiba-tiba mengeraskan suaranya. Seluruh aula menjadi hening seketika.

"...Sebelum dimulainya ujian, kalian semua akan dibagi menjadi 4 divisi yang akan dibagikan secara acak ke setiap siswa" kata Kepala Akademi. "Ini untuk mencegah kalian kerja sama dengan orang sudah kalian kenal."

(Huh, divisi?...)

"Silahkan mengikuti eksekutif didepan kalian untuk memulai pembagian divisinya."

Kami melihat ada empat eksekutif didepan aula. Mereka mengenakan jas dan celana panjang serba hitam. Seluruh peserta dan kami kemudian mengikuti mereka menuju sebuah ruangan yang sangat besar. Kemudian para Eksekutif itu berbalik dan menghadap ke arah kami.

"Salam kepada kalian, para calon murid Akademi Paralax!" Kata salah satu Eksekutif berkacamata, dan berambut hitam rapi. "Kami para Eksekutif, akan bertugas memberi tahu dimana divisi yang kalian akan tempati..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Guardians : War Between RealmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang