Take Care of Him for Me🍓

4.2K 269 16
                                    

Tit ... Tit ...

Suara monitor detak jantung yang mengisi ruangan di salah satu rumah sakit itu membuat seorang laki-laki berambut pirang memegang lebih erat tangan putih pucat di depannya itu. Dia sedang memandangi kekasihnya yang matanya sayu sambil berlinang air mata tapi sesekali dia tersenyum sambil melihat laki-laki yang berambut pirang itu.

Dia mengecup tangan kekasihnya itu walaupun kekasihnya yang sangat dia sayangi itu sedang bergeletak lemas tak berdaya di kasur ruangan rumah sakit. Sinar matahari yang sedikit menyentuh pipi membuatnya sedikit lebih hidup.

"Cantik ..." kata Chan sambil tersenyun selagi dia mengusap tangan Hyunjin yang lemas itu. Jangan berpikiran bahwa Chan mengatakan itu hanya untuk menyemangati Hyunjin tapi dia benar-benar masih mengagumi kecantikan Hyunjin walaupun keadaannya seperti itu.

Terbentuk senyum tipis dari bibir pucat Hyunjin walaupun senyumnya terhalang oleh alat bantu pernafasannya yang dia pakai semenjak beberapa hari lalu.

"Ja–jangan ... sedih." Ucap Hyunjin lemas dengan tangannya yang berusaha mengusap pipi Chan yang basah akibat bendungan air matanya sudah tak mampu menahan air matanya yang sudah terkumpul.

"Iya ... enggak sedih tapi kamu harus sembuh ya. Janji ya?" Chan yang terus mengusap tangan Hyunjin berusaha agar Hyunjin tetap kuat bertahan walaupun rambutnya sudah rontok semua akibat penyakit leukimia yang dia derita 1 tahun ini.

"Ma–mau pulang ..." suara Hyunjin mulai parau dan detak jantungnya pun mulai melemah.

"Iya ... pulang sama aku ya nanti ke rumah nanti kita–"

"Ketemu m–mama." Ucapan Hyunjin yang membuat Chan gemetar dan air matanya kembali keluar dari matanya padahal dia sudah bilang buat gak sedih.

"Sayang ... mama kamu baik–baik aja di surga, kamu di sini sama aku, ya?" Suara Chan gemetar. Rasanya seperti ada yang mencekik dia dan memaksanya untuk tetap berbicara.

"Sakit ... Kak, Sakit ..." ucap Hyunjin yang mulai melemah suaranya terputus-putus seperti dia benar-benar sudah gak kuat.

"Hyunjin kuat, ya. Aku di sini sama kamu." Chan kecup dahi Hyunjin tapi air matanya gak bisa berhenti untuk terus-terusan keluar dari matanya.

"Panggil ... panggilin se–semuanya ..." Tangan Hyunjin menunjuk pintu ruangan itu memberi isyarat agar Chan memanggil sahabatnya untuk berkumpul.

Chan yang sebenarnya gak ingin melepaskan gengamannya itu tapi dia harus hanya untuk memanggil sahabatnya itu.

Semuanya telah dipanggil dan telah berada di dalam ruangan itu. Semuanya terdiam melihat Hyunjin yang matanya sayu melihat satu persatu sahabatnya itu. Jeongin yang paling muda diantara mereka berusaha untuk terus tersenyum walaupun dadanya sakit melihat Hyunjin yang terbaring lemas di sana.

Chan kembali duduk di samping Hyunjin dan menatap matanya sayu Hyunjin. Dia menggenggam tangan Hyunjin lagi dan lebih erat dari sebelumnya. Perasaan yang gak dia inginkan tumbuh dalam benaknya.

"A–aku gak ... kuat. Dengerin ... A–aku." Ucap Hyunjin lemas.

Semua sahabatnya mendekat ke Hyunjin. Entah apa yang akan dikatakan Hyunjin semuanya harus mendengarkan dan menerima semuanya.

"J–Jeongin ... senyum ya ... j–jangan takut ... kamu pasti bisa ... t-tumbuh lebih ... baik." Ucapan Hyunjin membuat senyuman Jeongin yang berubah menjadi tangisan.

"Seungmin ... ja–jagain Jeongin ... janji ... y–ya?" Seungmin yang mendengar ucapan Hyunjin itu langsung memeluk Jeongin dan menganggukkan kepalanya.

❝ All The Bad Things  ❞ ○ Chanjin ○Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang