Bunyi decit daun pintu yang terbuka sama sekali tidak mengalihkan atensi Eunra untuk berpandangan ke sumber suara. Terdiam membisu terduduk di tepian ranjang dan membiarkan Taehyung meletakkan nampan yang berisi dua mug cokelat panas ke atas nakas. Ada hela napas Taehyung yang menguar sebelum kepalanya teralih ke samping. Menatap Eunra dengan wajah tertekuk yang sendu sedikit membuatnya penasaran. Lekas Taehyung mendaratkan bokong disamping sang kekasih.
"Hei, kenapa jadi murung begini?" Taehyung bertanya seiring satu tangannya naik dan mendarat tepat pada puncak kepala si gadis. Menemukan Eunra tak menggubris, Taehyung menimpali lagi, "Sayang? Kenapa mendadak diam begini?"
Jelas saja Taehyung ditumpuk rasa penasaran dengan sikap Eunra yang mendadak diam. Eunra tidak seperti biasanya. Gadis yang sering mengoceh tiada henti hingga membuat telinga Taehyung gatal mendengar, namun tak dapat ditampik jika ia sangat menyukai hal itu. Pun kendati mereka sering bertengkar, Eunra tidak pernah menunjukkan ekspresi sendu atau kebungkaman seperti sekarang.
Mengedip beberapakali sejemang, Taehyung menarik napas berat lagi. Mengulas senyum asimetrisnya seraya membawa kepala si gadis bersandar di dada.
"Kau mengantuk, hm?" Mencoba untuk terus bertanya, maka Taehyung mengasakan Eunra akan buka suara. "Kalau begitu kita tidur—"
"Taehyung?" Eunra menyela memalui suaranya yang lirih, memotong perkataan Taehyung dan tertahan dikerongkongan.
Lekas Eunra melepaskan diri dari rengkuhan Taehyung. Menoleh dan mendongak si pemuda dengan iris redupnya. Menggigit bibir bawah sebentar, maka Eunra mengikis jarak yang tersisa diantara mereka. Detik selanjutnya kedua bibir itu menyatu dengan Eunra yang memulai lumatan. Taehyung memilih mengerjap-ngerjap cepat dan membiarkan Eunra dengan pejaman matanya bergerak leluasa. Tak ada penolakan memang namun terasa janggal.
"Balas ciumanku, Tae," Eunra berbisik hangat saat melepas sebentar pagutannya. Kembali meraup bibir Taehyung seraya kedua tangan itu menangkup rahang tegasnya.
Maka, Taehyung turut menutup semestanya. Menurut dengan Eunra seraya kedua tangan itu jatuh pada pinggang ramping si gadis. Ikut menciptakan gerakan sensual untuk membelai bibir sang kekasih dengan lidah lihainya hingga Eunra dibuat melenguh. Taehyung mulai gencar, memiringkan kepala demi mencari posisi ternyaman sembari tengkuk Eunra ditahan. Lebih mengeruk kenikmatan sedalam mungkin pada gerak lidahnya di dalam mulut si gadis, tak membiarkan Eunra menjauhkan kepala.
Adalah Taehyung yang membawa Eunra jatuh pada pangkuannya. Terduduk disana agar mempermudah kegiatan. Napas mereka mulai memburu seiring dengan bunyi kecapan yang tak dapat dihindarkan. Kendati jarum jam sudah menginjak pukul dua dini hari, keduanya belum diserang kantuk sama sekali lantaran nirwana memabukkan lebih menarik perhatian.
Tapi, ciuman ini terasa berbeda. Menurut Taehyung, ada kejanggalan yang membuatnya tidak terlalu menikmati seperti biasa.
Eunra lekas menjauhkan wajah, menyatukan dahi mereka dengan napas yang berderu keras. Memejamkan mata sebentar, lekas kelopaknya kembali terbuka. Mempertemukan iris lembutnya dengan milik Taehyung yang tegas.
"Masuki aku, Tae."
...
Sembari bersenandung kecil disela langkahnya yang tercipta, Jiyeon merentangkan tangan lantaran udara segar pagi menyambut indera penciumannya. Kendati aroma petrikor masih menyengat berbaur dan turut masuk, Jiyeon dapat merasakan kesegaran Minggu pagi sembari tungkainya bergerak memasuki halaman rumah Taehyung.
"He?" Jiyeon menghentikan langkah ke tujuh selepas memasuki gerbang rumah sang sahabat. Mengedarkan pemandangan sejemang sebelum melangkah lagi. "Tidak ada mobil Eunra lagi," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crave [M] ✓
Fanfic[DIBUKUKAN; Discontinue] [E-BOOK BISA DIBELI KAPAN SAJA] Keputusan Jiyeon untuk mendambakan seorang Jeon Jungkook adalah sebuah kesalahan besar yang membawanya pada kerusakan hebat. © 2020 seagulltii Started : 28 Juni 2020 Finished. Cover : @YuMi_Ar...