Prolog

93 5 4
                                    

Bintang berhenti mendrible bola basketnya sejenak. Ia melihat seorang gadis yang selama ini mampu membuatnya uring-uringan dan berubah seiring berjalannya waktu.

"Bulan!!" teriak Bintang dari lapangan outdoor.

Sedangkan Bulan yang merasa dirinya terpanggil pun berhenti dan menoleh. Dilihatnya Bintang sedang berlari kecil ke arahnya.

"Apa?" tanyanya begitu Bintang sampai di hadapannya.

"Jawaban lo apa?" tanya Bintang to the point.

Terlihat Bulan yang menggigit bibir bawahnya seraya menatap Bintang. Ia menghela napas beratnya.

"Gue gak bisa."

"Apa alasan lo?"

"Lo sama gue ...."

"Dan kenapa lo bisa benci banget sama gue? Kalo gue ada salah ... maafin gue, Lan," ujar Bintang sekali lagi dengan tatapan sendunya.

"Gue gak suka sama cowok egois, suka ngatur, dan gak punya sopan santun kayak lo. Intinya gue gak akan pernah bisa bales perasaan lo itu," balas Bulan tanpa menatap lawan bicaranya.

"Setiap manusia pasti punya sisi buruknya, Lan, termasuk gue."

"Gue tau, Bin, gue juga punya sisi buruk dan kesalahan. Tapi memang kita gak bakal bisa bersatu mau dipaksa sekalipun."

"Kenapa?"

"Gue udah ...."

"Jangan dilanjut, gue udah tau kok. Dan mungkin emang ini takdir kita," potong Bintang cepat.

Bulan hanya bisa diam membisu. Jujur, ia tidak tega pada Bintang. Namun ia tidak bisa memaksa hatinya untuk membalas perasaan Bintang.

"Tapi gue bisa berubah demi lo, Lan. Apa gue gak punya satu kesempatan buat perbaiki semuanya?"

"Maaf." Setelah mengucap kata itu, Bulan pergi meninggalkan Bintang seorang diri.

"Segitu gak pantesnya kah gue buat bahagia? Kenapa Tuhan kasih gue sakit yang berlebihan?"

TBC

Heyyooo ... gimana prolognya? Bikin penasaran gak nih?

Lanjut? Vote dulu ya bund😜

See you again👽

Sabtu, 29 Januari 2022

LANTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang