PROLOG

50 1 0
                                    

"Dia itu dingin, kaya es batu. Seolah tidak peduli pada siapapun, tapi sebenarnya dia butuh sosok yang bisa mencairkan dan menghangatkannya."

- Nayla Marisa Putri -

"Dia itu bagaikan senja, yang mampu membuat siapapun tertarik padanya. Dia pergi untuk kembali, namun bukan berarti kembali di tempat yang sama."

Aluna Aganis Sifa -

"Dia itu ibarat matahari yang mampu mencairkan beku dan dinginnya es batu. Tapi tanpa sadar, dia juga mampu membakar semua karena panasnya."

- Kenzo Praditna -




________________________________
________________

"Kenzo anterin Ana pulang dulu ya, ma," pamit Kenzo. Namun dengan cepat Diana menahan tangan anak semata wayangnya itu.

"Mama mau kamu jangan jadi seperti papa kamu. Jaga pacar kamu baik-baik, sayangi dia sepenuh hati kamu. Apapun yang akan terjadi nantinya, jangan pernah ada rasa benci apalagi sampai balas dendam," Diana menjeda ucapannya. Ia mengatur napasnya yang tersenggal karena batuk.

"Kamu laki-laki, jadi kamu harus bisa melindungi seorang wanita. Jangan seperti papa, yang malah tega meninggalkan mama sama kamu," lanjutnya.

Rahang Kenzo mengeras seketika. Cowok itu tidak ingin lagi mendengar semua hal tentang papanya. Ia lebih memilih melupakan papanya dari pada harus mengingat perbuatan papanya atas dirinya dan mamanya selama ini.

"Mama nggak usah bahas ini lagi, ya. Kenzo bahagia sama mama, jadi nggak usah inget dia lagi," jawab Kenzo enggan menyebutkan sebutan itu.

"Mama minta kamu jangan jadi seperti papa kamu, bukan berarti mama nyuruh kamu membenci papa kamu," Diana kembali terbatuk, Kenzo dengan cepat memberinya minum.

Setelah selesai minum, Diana kembali melanjutkan perkataannya, "Nanti kalau papa kamu mau minta maaf sama kamu, kamu harus bisa maafin papa. Papa kamu tipe orang yang akan meminta maaf setelah menyesali perbuatannya."

Kenzo tak bergerak. Ia mendengarkan semua perkataan Diana dengan serius. Kenzo tidak tahu. Apakah hal itu akan terjadi. Papanya datang lalu meminta maaf. Kalaupun itu terjadi, kapan? Apa harus menunggu dirinya pergi baru dia mau meminta maaf.

"Kamu dengerin mama ngomong 'kan?" tanya Diana. Membuat Kenzo sadar dari melamunnya.

Kenzo mengangguk. Lalu menutup tubuh Diana dengan selimut hingga di atas dada. Ia mencium kening Diana sekilas. "Mama istirahat ya, kasihan Ana udah lama nunggu di luar," setelah itu, ia pergi dari ruangan mamanya.

________________
__________________________

Yang baca DEV'ANA pasti paham part diatas. Tapi buat kalian yang terlalu mager buat baca cerita tersebut sebelum baca cerita ini, gak masalah!!

Cerita ini bukan season dua dari cerita DEV'ANA, melainkan bagian dari cerita tersebut dengan tokoh utamanya adalah KENZO si ketua OSIS SMA Bakti Jaya.

Apakah tetap ada Ana sama Devan? Tentu saja ada. Tapi sekedar tokoh pembantu biar ceritanya tetap nyambung.

No need to wait a long time, please scroll down to continue the first part!!

Follow my ig. fikaokt_

Published pada tanggal 4 Maret 2023.

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang