_________________________
________
Terhitung sudah satu minggu ini Nayla menjadi siswa SMA Bakti Jaya. Perempuan yang memiliki rambut tidak pendek tapi juga tidak terlalu panjang, kulit putih, dan wajah yang begitu cantik.Bagaimana tidak cantik. Wajah Nayla begitu mulus tidak ada bekas jerawat atau komedo satupun. Matanya yang tidak terlalu lebar dan bola mata yang berwarna hitam pekat mampu membuat orang bisa langsung jatuh cinta lewat tatapannya saja.
Hidung kecil tidak begitu mancung dan bibir ranum yang merah muda alami tipis itu selalu menggoda untuk semua kaum Adam.
Disinilah Nayla berada sekarang. Koridor kelas yang berada dilantai dua. Dari atas, Nayla tengah memperhatikan seseorang yang tengah bermain basket dibawah sana.
"Itu cowok ganteng bangeeett! Pokoknya gue harus jadi pacarnya," gumam Nayla lirih, matanya terus menatap sosok laki-laki yang memiliki lesung dikedua pipinya.
"Waduh gawat! Dedek bisa kena diabetes ini liat senyuman semanis itu," ringisnya pada diri sendiri.
Laki-laki yang tengah bermain basket itu tersenyum mengejek pada lawan. Dan itu tidak lepas dari pandangan seorang Nayla. Senyum mengejek aja semanis itu, apalagi senyuman yang tulus. Nayla tidak bisa membayangkannya. Tolong, bawa Nayla ke UKS sekarang. Nayla mau pingsan!
"Yah, yah, yah.. itu siapa kok dia minum minuman yang dikasih cewek itu. Gak mungkin pacarnya, kan? Ah, masa sih udah punya pacar. Terus cinta Nayla tak terbalaskan gitu?"
"Itu kak Ana. Cewek yang lagi deket sama kak Kenzo," ucap seseorang tiba-tiba dari samping Nayla.
Nayla menoleh. "Kak Ana? Kak Kenzo?"
"Astaga Nayla. Jadi lo dari tadi merhatiin mereka belum tau siapa mereka?" tanya seseorang itu kesal.
Nayla menggeleng. "Gak tau, hehe."
"Kak Kenzo itu ketua OSIS. Dia ramah banget orangnya, murah senyum sama semua orang. Baik apalagi, dan ganteng pastinya," tutur perempuan yang berada disebelah Nayla.
Nayla manggut-manggut paham. "Terus, yang cewek itu?"
"Dia kak Ana. Satu-satunya cewek yang deket sama kak Kenzo. Ya, meskipun kak Kenzo banyak yang suka, selama gue sekolah disini belum pernah denger dia deket sama cewek. Baru kali ini," jelas perempuan itu.
Nayla kembali menatap laki-laki yang sedari tadi mencuri perhatiannya. Lalu memperhatikan perempuan yang disebutkan sebagai cewek yang tengah dekat dengan Kenzo.
"Loh, itu?" heran Nayla ketika melihat Ana tengah bersama cowok lain.
"Oh itu. Itu kak Devan. Dia playboy tingkat akut. Badboy parah. Belakangan ini dia sering bareng sama kak Ana. Mau ngedeketin kak Ana mungkin."
Nayla menderetkan gigi rata putihnya. Ia menggelengkan kepala pelan. "Pusing gue," keluhnya. "Tapi, btw makasih ya, Anggi. Udah ngasih info tentang kak Kenzo."
Perempuan yang bernama Anggi itu mengangguk. "Hm, kalo lo beneran suka sama kak Kenzo, gue dukung," balasnya, lalu tersenyum.
"Siap!!"
Ya, Anggi. Teman sebangku Nayla dikelas barunya. Nayla bersyukur langsung mendapat teman sabaik Anggi. Meskipun perempuan itu sedikit judes tapi sebenarnya dia baik kok.
**
Panas terik matahari menyengat tubuh seorang gadis yang tengah berdiri ditengah lapangan. Upacara bendera hari ini terasa sangatlah lama. Karena disambung dengan pengunguman class meeting kemarin hari Sabtu.
Nayla sendiri tidak mengikuti acara itu. Karena dia murid baru disekolah ini. Dia hanya menonton saja perlombaan yang diadakan.
Seperti menonton laki-laki yang berhasil mencuri hatinya tengah bermain basket kala itu.
Setelah upacara selesai. Nayla menarik tangan Anggi untuk kembali ke kelas. Namun Anggi malah menahannya.
"Ke kantin dulu," ajaknya.
"Eh? Kan pelajaran pertama mau dimulai," tolak Nayla halus.
Anggi menghela napas jengah. "Gak usah sok rajin deh, buat apa pusing-pusing mikirin pelajaran. Kita masih kelas sebelas, ujian nasional masih lama. Udah ayo!" ajaknya lagi seraya menarik tangan Nayla.
Nayla mau tidak mau mengikuti langkah Anggi yang menarik tangannya. Sampai sebelum tiba dikantin, mereka berhenti dikoridor setelah melihat kakak kelas mereka yang sedang berdebat.
"Gue gak mau dijodohin. Gue sukanya sama lo bukan cewek itu. Lo percaya itu kan?" ucap kakak kelas itu yang tidak lain adalah Devan.
"Ini bukan jamannya Siti Nurbaya kali, masih aja dijodoh-jodohin," komentar Anggi lalu kembali menarik tangan Nayla untuk melanjutkan langkahnya menuju kantin.
Setelah beberapa langkah melewati kakak kelas itu, langkah Anggi terhenti diikuti juga dengan Nayla setelah mendengar suara yang tidak asing di telinga Anggi.
"Pagi sayang, udah mau bel, masuk kelas gih."
Anggi membalikan badan secepat mungkin. Lalu tatapannya tertuju pada sosok laki-laki yang tengah merangkul seorang cewek, Nayla pun mengikutinya.
Degup jantung Nayla seakan mendadak berhenti. Melihat sosok laki-laki yang merangkul cewek itu tidak lain adalah Kenzo.
"Nggi, gue gak salah denger kan?" tanya Nayla tak percaya.
"Nggak, Nay. Gue juga denger tadi."
Patah hati sebelum waktunya. Menyerah sebelum berjuang. Panggilan sayang yang keluar dari mulut Kenzo untuk Ana itu sudah menjelaskan bahwa Kenzo memiliki hubungan dengan perempuan itu.
Nayla menggandeng tangan Anggi untuk pergi dari sana.
"Nay kenapa? Patah hati, ya?" tanya Anggi dengan wajah meledek.
Nayla menoleh. "Nggak lah. Baru mau suka, belum suka banget. So, no problem."
Nggak tahu deh Nayla bohong apa engga. Nayla juga tidak tahu dengan perasaannya sendiri.
Merusak hubungan orang lain bukan prinsip Nayla. Merebut seseorang yang sudah menjadi milik orang lain juga bukan karakter Nayla.
Dan sekarang, untuk pertama kalinya ia merasakan patah hati sebelum berjuang.
Dan pastinya, ia akan berusaha untuk melupakan sosok yang berhasil mencuri hatinya itu.
Baru dua hari kok, gampanglah move on nya. Semangat Nayla!!
________
____________________Gimana? Seru gak?
Terus ada yang senasib sama Nayla juga gak? Patah hati sebelum berjuang?
Sakit pasti kan?Jangan lupa vote dan komen cerita Kenzo dan Nayla yaa!!
Follow my ig. fikaokt_
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO
Teen FictionIni cerita Nayla Marisa Putri. Gadis berambut sebatas dada itu terpesona dengan senyum seorang Kenzo Praditna. Tapi, bisakah Nayla merebut hati Kenzo yang sikapnya menjadi lebih dingin dan pendiam selepas kepergian mamanya? Side Story dari cerita D...