8: Berubah

153 110 36
                                    

"Kalau gue pergi dari dunia ini janji jangan tangisin gue. Sebab air mata lo terlalu berharga buat tangisin orang seperti gue!"

♡Happy reading♡

Malam hari ini, Lelaki tampan nan dingin sedang menatap pantulan dirinya dicermin. Ia mengambil Parfum yang ada di atas meja kemudian menyemprotkan di pergelangan tangan dan mengosok-gosok pergelangan yg satunya hingga menyatuh.

Ia menata rambutnya kembali dan semuanya siap. Raka menatap pintu kamar mandinya yg terdengan berisik.

"Huff" helaan nafas Raka. Ia pusing melihat kelakuan Riki yang selalu saja numpang dirumahnya untuk mandi. Ya rumah mereka memang bertetangaan.

"OH MY MY MY. OH MY MY MY---" Riki berteriak keluar dari kamar mandi dengan menyanyikan lagu BTS yg sering ia dengan kalo adiknya itu menyanyikannya jadi ia bisa menghapalnya juga dengan mudah.

"Diem" potong raka yang sudah selesai memakai sepatu berwarna Navy nya.

Riki hanya cengengesan kemudian ikut memakai sepatu dan mengambil jaketnya.

Malam ini, mereka mau pergi nonton balapan. Semenjak feby dan kevin pacaran sudah beberapa bulan ini erga,riki, raka, aldo dan dimas mereka menyukai yang namanya balapan.

"Yuk, Kata Dimas dan Aldo mereka udah ada diluar." Ucap riki kemudian keluar dari kamar bersamaan dengan Raka.

"Erga?" Tanya raka sambil menaikkan sebelan alisnya.

"Katanya pergi jemput pacar"

Raka mengangkukkan kepalanya kemudia ia pamit kepada kedua orang tuanya begitupun dengan Riki. Keduanya memakai motor KLX masing-masing kemudia mereka menjalankan motornya yg diikuti dimas dan aldo.
.
.
.

Sesampainya mereka diarea balap. Mereka menuju tempat nangkring anak balap seperti biasa.

"Oy! Dateng juga nih" sahut lelaki berambut geribo itu sambil melakukan adu tos ala anak muda.

"Erga mana?" Tanya dimas yang sedang duduk manis di bangku panjang bersama yang lain.

"Noh" sahut rendi menunjuk erga dengan dagunya yang kebetulan ada disini samping aldo.

Erga sedang bergandengan tangan dengan perempuan cantik memakai pakaian ketat. Shila, gadis yang selalu memakai pakaian mecolok.

Erga duduk bersama shila disampingnya yang masih betah bergandengan tangan dengan Erga.

Entahlah, dari bulan lalu, erga suka gonta-ganti pacar. Erga sudah menjadi playboy.

"Woy, Si Caca lu kemanain? Hah?" Tanya aldo.

Erganya tersenyum mengejekkan, kemudian mengusap kepala shila membuat semua yanh ada disana ngeri.

Caca juga sekarang sudah sering mengejar erga. Entah kenapa. Kalo erga mengabaikannya maka raka lah sasaran selanjutnya.

"Dasa-"

"ERGAAAAAA" ucapan Riki terpotong sebab suara yang bikin Raka dan Erga memutar bola mata.

"Heh! Diem lo bitch" sarkas shila tak tahu diri, Semua hanya diam menyaksikan perdebatan kedua gadis di hadapannya ini tanpa ada niat untuk melerai.

"Lu yg diem! Gak tau malu!" Balas Caca, Keduanya terus berdebat hingga Caca mengalah dan ia pergi mendekat kearah Raka yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Baru saja Caca ingin bicara dengan raka tapi.....

"Gua mau balik," Ucap raka kemudian pergi tanpa berkata apapun lagi.

Caca menghentak-hentakkan kakinya kemudian pergi dari area balap.
.
.
.

Feby dan kevin kali ini sedang makan dikantin sekolah bersama dengan raka, riki, dimas, aldo. Erga sudah jarang berkumpul dengan mereka, entah kenapa itu.

"Eh elu berdua udah berapa lama sih pacaran?"tanya aldo basa-basi dan itu sudah basi.

"Udah hampir setengah taun. Kenape?" Ujar Feby sambil menatap sahabatnya itu.

"Oh." Cuek Riki kemudian.....

"Oh God!!!. GAWAT INI, MINGGU DEPAN ULANGAN!" Teriak Siapa lagi kalo bukan si Riki atau  aldo.

Dimas yang ada disampingnya pun tersedak air Dan raka pun siap sedia membantu sahabatnya tersebut. "Woy! Jangan teriak Njirt!" Umpat Dimas kesal. Keduanya hanya cengengesan smabil membentukkan tangannya berbentuk V.

"Belajar dong!" Tambah kevin. "Cewe mulu lu berdua" lanjutnya bercanda dan digelak tawa feby, kevin dan dimas. Raka? Ah sudahlah ia masih dengan tampang dinginnya.

"KEVIN" teriak seseorang yang dari belakang kevin dan feby. Alhasil mereka berbalik dan mendapati seorang gadis sedang berkacak pinggang.

"Ape?" Jawab kevin sambil mengangkat sebelah alisnya. "Uang kas dikelas belum di bayar dan anak kelas nagih gua, Ganti tau gak!" Ucap Caca dengan wajah memerah menahan marahnya.

Caca dan kevin itu bersepupu.

"Pelit lu!"

Saat caca ingin bicara ia melihat lelaki yang ia kejar-kejar sekarang. Raka. Ya, dia lelaki yang langsung membuat amarahnya meredah.

"Rakaaaa Ih, Riki minggir dong" ucap caca yang berusaha duduk disamping raka dan mendorong si riki.

"Cabe!" Gumam riki dan membuat caca menatapnya tajam kemudian bersandar dibahu lebar raka dan lelaki itu tak biasa, ia sudah lelah melawan caca.

"Ciee....." goda feby dan yang lain membuat caca sedikit malu. Caca dan feby sekarang sudah dekat. Bahkan sudah menjadi teman.

"Thank ka" ucap kevin kemudian menepuk-nepuk pundak raka. Feby mengajak kevin untuk jalan-jalan sebelum memasuki kelas.

"Kenapa hm senyam-senyum gitu?" Tanya kevin sambil mengelus pucuk kepala feby sambil berjalan di kridor kelas.

"Gak nyangka ya kita udah setengah taun bertahan dan gak ada masalah." Jawab feby sambil menatap wajah kevin.

"Iya yah, Tapi kalo gue pergi dari dunia ini jangan tangisin gue ya. Sebab airmata lo terlalu berharga buat tangisin orang kayak gue!" ucap kevin kemudian menarik hidung feby.

"Maksudnya?"

"Gak, Gak usah dipikirin."

Feby masih memikirkan apa yang diucapkan kevin tapi saat ia hendak masuk kekelas. Ia melihat Erga keluar dari kelas dengan tangan yang......?

"Erga? Tangan lu?" Ucap feby yang berusaha menyentuh tangan erga tetapi erga menjauh dan pergi begitu saja.

Tiga bulan belakangan ini erga selalu diam dan terlihat cuek kecuali saat bersama pacar barunya.

***

Kalau kurang menarik di komen yah kasih saran juga.

Follow aku wattpad aku dan instagram aku dong.
Ig: @SlzhaBillaSn_
Kalau mau di follback DM ya.😊

FEBY'S STORY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang