12. Kangen

19 0 0
                                    

Dea bersama teman-temannya tidak mendapat izin untuk ikut berpartisipasi di acara KPMJB. Alhasil, untuk mengisi kemerdekaan 17 Agustus, mereka mengikuti upacara kemerdekaan di KBRI. Setelah upacara, dilanjutkan acara makan-makan. Malamnya, mereka mendiskusikan perihal tiket pulang.

Selama dua minggu, Dea tidak bertemu dengan Raka, dikarenakan Raka mengurusi acara seminar di KPMJB selama satu minggu, lalu di minggu kedua, saudara Raka datang ke Mesir. Dea menghabiskan waktu pada minggu pertama itu untuk bertemu Ara, Bilqis, dan teman Dea lainnya. Mereka berbelanja di Khan el Khalili, mereka janjian di Toko Jordi. Dea membeli beberapa kekurangan belanja, seperti gantungan, tas, hiasan ruang tamu, dan yang lainnya. Sepulang dari sana, mereka ke rumah Pak Anwar, orang KBRI. Mereka memasak dan makan di sana. Setelah ashar, Dea diantar Bilqis, karena Bilqis sekalian akan ke Asyir.

"Udah pulang? Kalo udah nyampe kabarin," pesan itu Dea terima dari Raka.

"Iya, nanti gue kabarin."

"Gua masih eval."

"Ya udah, lanjutin. Gue udah mau pulang," kata Dea.

Mereka berdua tidak bisa bertemu, walapun sama-sama sedang di Asyir.

*

Di minggu kedua tanpa Raka. Dea pergi keluar lagi bersama temannya, Kiya, Keyla, Keiza, dan Aryesti ke rumah Ara. Mereka sarapan mie goreng di rumah Ara bersama Biya, teman Riana di pondok. Mereka beristirahat di sana sambil menunggu jumatan. Tidak lama kemudian, Sofiya datang. Setelah jumatan, mereka semua pergi ke Khan el Khalili untuk membeli parfum, karpet, daster, kaos, dan yang lainnya. Setelah berbelanja, mereka sholat ashar di Husen sekalian ziarah di makam cucu Rosul tersebut. Setelah itu, mereka pergi ke Rumah Makan Kinanah. Mereka berjalan cukup jauh, memasuki gang-gang, dan itu cukup dalam sekali, lalu mereka makan di sana. Meski Raka seringkali menghubungi Dea dengan menanyakan kabar atau hal lainnya, tetap saja Dea merasa tidak enak karena dia sedang bersama dengan Ara.

*

"Lu jangan nahan gua buat ke asrama. Gua pengen nganterin lu butuh apa."

Pesan itu dari Raka.

"Nanti aja. Gue lagi persiapan mau ujian."

Maksud dari Dea sebenarnya baik. Jarak dari daerah Raka ke pondok itu sangat jauh, Dea takut Raka capek.

Dea dan teman-temannya disibukkan dengan ujian terakhir mereka di Mesir selama tiga hari di minggu ke delapan. Ujiannya kebanyakan lisan. Maju satu persatu ke dalam sebuah ruangan, dan langsung berhadapan dengan gurunya. Sebenarnya, menurut Dea dapat terhitung gampang. Hanya karena ujiannya itu langsung berhadapan dengan guru, itulah yang menjadi hal mendasar adanya sifat takut dan nervous.

Raka memang telah meminta untuk bertemu terus kepada Dea setelah dua minggu tidak bertemu dengan Dea. Tapi Dea manahannya karena Dea ingin menyelesaikan ujiannya terlebih dahulu.

"Emang kenapa sih lu minta ketemu terus?" tanya Dea.

"Kangen," jawab Raka singkat.

Dea terdiam.

"Gua mau medetin waktu gua buat lu, Dea. Gua gak akan bisa ngabisin waktu bareng lu lagi. Lu bakal pulang ke Indo," jelas Raka.

"Iya ayo aja. Jumat ya. Jumat gue terakhir ujian. Gue pengen udah beres semuanya baru kita main. Biar gue gak ada pikiran gitu, Ka."

"Ya udah kalo gitu."

"Gak usah sedih ya. Ketemu di Indo nanti," kata Dea. "Gue mau mandi dulu."

"Iya, iya. Yang cantik, heheh," goda Raka.

*

Pada hari Jumat, mereka bertemu. Tentunya mereka selalu bertemu di Ataba. Lalu mereka pergi makan di KFC. Setelah itu, mereka pergi ke Downtown untuk berfoto-foto. Setelah puas berfoto, mereka membeli es krim di el Abd.

"Cobain deh ini mocha-nya gak manis banget," ujar Raka.

"Mocha-nya gak terlalu manis, jadi bisa gue makan.Tapi gak bisa banyak," kata Dea. "Masih enak stroberinya. Soalnya ini buah."

Dea menyuapi Raka es krimnya.

"Gue pasti kengen banget sama es krim ini," kata Dea.

"Pasti," mata Raka bertemu dengan mata Dea.

Setelah menghabiskan waktu di sana. Mereka pergi ke Kol A Sholahudin al-Ayubi, yang merupakan sebuah benteng pertahanan dulunya di Mesir. Karena ketika datang masih terlalu panas, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dulu di bawah pohon, sambil menunggu matahari yang tidak terlalu terik.

"Lu bakal pacaran lagi ke depannya?" tanya Raka.

"Gue gak tau, gak bisa jawab. Saat ini gue gak mikirin hal itu. Kehidupan gue ke depan itu masa sibuk-sibuknya. Mau PPL, skripsi, S2. Gue mengesampingkan hal itu dulu," jawab Dea.

"Gua gak ngelarang lu pacaran. Tapi, kalo lu belum siap buat jatuh cinta lagi, ya jangan. Karena itu bakal nyakitin hati orang."

"Kalo lu?" tanya Dea.

"Gua sekarang pengen berkarir," jawab Raka. "Kalo adik kelas gua itu masih nge-chat?"

"Biasa aja."

"Kalo dia ngajak pacaran?" tanya Raka penasaran.

"Ga mungkin, Ka. Intinya gue gak mau. Kalo pun gue pacaran, gue gak akan sama dia."

Setelah sholat ashar, mereka berfoto-foto. Setelah selesai, mereka mencari cake ke sebuah kafe, di dekat Sungai Nil. Mereka sampai, lalu memasuki kawasan sungai, dan berlajan di pinggirannya. Dea merayakan ulang tahun Putri di sana. Setelah selesai, mereka pergi ke tempat makan. Kebetulan Putri telah meminjam mobil dengan Gilang dan Rama. Mereka semua ke Giza. Mereka makan makanan Mesir. Ada yang namanya kibdah yaitu ati sapi yang dikeringkan lalu diberikan bumbu, lalu ada roti, udang krispi, otak sapi, ayam dan yang lainnya. Setelah beres makan, mereka semua pulang.

M E M O A RWhere stories live. Discover now