Awal Permainan

60 36 3
                                    

Pukul 17.40

"Wey! Kita makan apaan dah?" Tanya Ical.

"Makan mulu yang lu urusin," balas Didit.

"Ya kan udah jam setengah enam, bentar lagi malem nih, cacing diperut mulai meronta ronta," ucap Ical membalas tudingan Didit.

"Udah entar kita pesen aja, gua ada recomend nih," ucap Romeo.

"Yahh, entar nya kapan?"tanya Ical.

"Ya entarlah abis sholat atau entaran lah," ucap Romeo.

"Amel, ngerasa gak sih? Kita itu kayak dikepung," bisik Sara pada Amel.

"Iyaa, tau aku juga,"balas Amel.

" memang.." Ucap sosok lelaki berkemeja putih itu yang menampak kan dirinya pada Amel dan Sara.

"HAHHHH!" pekik Sara menjauh dari hadapan sosok lelaki itu.

Sementara Amel hanya diam tak berkutik, dia hanya memandangi sosok lelaki itu dengan wajah cemas dan khawatir.

"Ka Amel liat?" Tanya Naya.

"Liat apa?" Tanya Amel tanpa menoleh ke arah Naya.

"Laki laki itu" ucap Naya

"I-iyaa" ucap Amel.

Deg.

Amel liat laki laki itu? Laki laki kemeja putih tadi? Batin Didit berkecamuk.

"Amel! Please, aku gak mau apa yang diramalan itu terjadi!" Pekik Sara.

"Enggak Sar, dia beda," Ucap Amel meyakinkan Sara.

"Percayalah pada ku Amel, aku akan membantu, jelaskan segalanya pada teman mu, kalian pasti bisa, mari kita berkumpul," ucap sosok lelaki berkemeja putih lalu menghilang.

Pandangan Amel tertuju pada Sara yang masih ketakutan. Amel berjalan mendekati Sara.

"Jauh! Jangan sentuh aku," ucap Sara menepis tangan Amel.

"Sara, ramalan itu tak akan terjadi," ucap Amel masih meyakinkan.

"Ramalan apa? Maksud kalian?" Tanya Didit yang bingung dengan ucapan dua gadis itu.

"Kita ngumpul di kamar cewek ya, biar aku jelasin semua, dan Naya jangan langsung pulang dulu ya, aku butuh kamu," ucap Amel yang diangguki Naya.

"Amel," Panggil Romeo.

"Gakpapa, percaya deh kali ini aku bukan anak kecil yang ceroboh," ucap Amel.

Amel langsung pergi duluan ke kamar cewek, sedangkan Romeo menuntut Sara ke kamar dan yang lain langsung mengikuti ke kamar cewek.

"Jadi, tadi aku sama Sara ngebahas tentang buku takdir yang terkutut dan benda pusaka lain nya, dan Sara menemukan website gitu dan akhirnya kita coba masukin nama kita, dan yang keluar itu ramalan kalau perjalanan kita ini akan membawa pertualangan supranatural yang berakhir harus ada satu diantara kita yang akan menjadi tumbal nya, ada banyak teka - teki yang harus kita selesai kan dan juga cara mengendalikan," Jeda Amel.

"Dan, laki - laki kemeja putih yang selama ini ganggu kita itu dia baik dia gak jahat, dia yang akan bantu kita kayak nya," Ucap Amel.

"Laki laki kemeja putih? Tapi aku ga liat, yang aku liat cuman perempuan, itu pun pas di jalan," ucap Romeo.

"Perempuan? Apa gara gara liat itu kamu jadi tiba - tiba berenti?" Tanya Amel yang dibalas anggukan Romeo.

"Kita harus temukan siapa yang membuat sebuah permainan ini," ucap Naya tiba tiba.

DEFUNCT : Death Conveyor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang