O1_Boncengan

40 4 10
                                    

"Buuu,,,Mas Lendra mana?" Aku berteriak dari tangga.

"Udah berangkat kerja tadi.kenapa?" kata ibu sambil menyiapkan sarapan.

"Mau berangkat bareng, padahal mah udah janjian tadi." Kataku dengan ekspresi kesal.

"Yaudah makan dulu, nanti ibu anterin." Katanya sambil memberiku sepiring nasi goreng.

"emm,,, bole aja, asal gak pake ongkos aja." Kataku sambil nyengir.

"dikira ibu supir taksi." Ibu mencubit pelan pipiku.

"Ibu mau ketoko?"

"Iya, mau cek bahan. Soalnya ada pesenan kue banyak." Jelas ibu yang aku jawab dengan anggukan.

Aku dan ibu sudah menyelesaikan sarapan dan langsung bergegas menuju mobil hitam peninggalan ayahku.

ditengah perjalanan...

"Gimana sekolahnya dek?" Tanya ibu yang tetap fokus menyetir.

"ya gitu bu, sama aja." Jawabku dengan muka frustasi.

"Sama aja gimana? Kamu ih kalo ditanya pasti gitu." Ibu menarik nafas dalam-dalam ikut frustasi.

,,,drrrr,,,drrr,,,

tiba-tiba ada suara dering telepon di handphone ibu.

"Iya waalaikumsalam."

"oh iya, saya kesana sekarang assalamualaikum." Ibu menutup telepon dan berhenti di pinggir jalan.

"Aduh Dek teman ibu udah dateng, nanti kalau anterin kamu dulu takut kelamaan kan jadi enggak enak." kata ibu.

"yaudah Alta naik ojek atau bus aja."

"Nih Ibu kasih tambahan, maafin ibu ya Nanti deh Ibu jemput." kata ibu sambil memberi tambahan uang saku.

"kalo sibuk ya gak usah jemput bu nanti minta tolong mas aja. Assalamualaikum." aku pamit dan turun dari mobil.

"Waalaikumsalam hati-hati ya."

aku turun dari mobil dan membuka aplikasi ojek online. Sembari menunggu driver ojol datang, tiba-tiba laki-laki dengan motor matic berhenti di depan tempat aku berdiri.

"Alta Assalamu'alaikum." Katanya yang tetap duduk diatas motornya.

"Waalaikumsalam" jawab ku acuh.

"Bareng yuk belakang gue kosong nih." katanya yang menaik turunkan alisnya.

"Dih genit, udah sana pergi." aku memutarkan bola mata.

"kok gitu sih sama gue." katanya sambil memajukan mulut dan menyilangkan tangan di dada.

" udahlah percuma lo aja gue, orang gue udah pesan ojek." Kataku meninggalkannya dan langsung melaju bersama abang ojeknya.

—————

"di depan gerbang situ dong bang."

" Yaelah Mbak apa bedanya." Abang ojeknya emosi.

" Ya bedalah Bang." aku turun dari motor dan mengembalikan helm.

"ye terserah mbak aja lah, sini bayar."

" Lah kok ngegas. sabar uangnya nyelip." Kataku sambil menggeledah tas untuk mencari uang.

" berapa Bang?" Tiba-tiba ada yang menghampiriku dan bang ojek.

"23 ribu mas."

"Ambil aja kembaliannya." Aku mendongakkan kepala dan melihat ternyata si Agas.

"Timbang seribu aja elah." Kata abang ojeknya ngamuk.

"Dih, enggak bersyukur untuk dikasih dari pada nggak." Kata Agas emosi dan sedangkan aku hanya menyimak debat 2 manusia ini.

" Ya udah kalau gitu makasih." kata Abang ojek lalu pergi.

" Heh, ngelamun aja. Ayo masuk." Agas menggandeng tanganku dan langsung aku tepis.

"Ih, kenapa sih ketemu lu terus." Kataku sambil membenarkan tas.

"ya mungkin jodoh kali." Kata Agas tidak berdosa.

"Jangan halu ya ini gantinya tadi." aku menjulurkan tangan dan memberi uang.

"ogah ih, gue maunya nanti istirahat ke kantin makan bareng lo."

"Males ya, udah terima aja Apa susahnya sih." Kata aku emosi.

Agas menatap mataku tanpa memalingkan pandangannya sambil mempoutkan mulutnya. Aku yang sudah muak dengan ekspresi itu langsung mengiyakan ajakannya.

"Iya deh iya." kataku terpaksa

—————

Semoga suka ya....
jangan lupa tinggalkan jejak diwork ini
Thank you!!!

Agasta, Haechan. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang