"Jangan terlalu berharap karena gue gak akan pernah suka sama lo, jadi segera hapus harapan lo itu karena semuanya gak akan pernah menjadi kenyataan"
Radit mematung di tempatnya. Seharusnya lima langkah lagi ia sudah berada di dalam kelas, namun kehadiran seorang perempuan tiba-tiba saja membuat langkahnya terhenti.
"Selamat pagi Adit." Sapa Gea dengan wajahnya yang tersenyum.
"Kenapa?" Bukannya membalas sapaan dari Gea, Radit malah bertanya dengan ketus.
"Pagi-pagi udah ketus aja. Oh iya, kok pesan dari gue gak pernah dibales sih Dit?"
Tiba-tiba saja Radit teringat sesuatu. "Gue mau ngomong!"
Gea tersenyum mendengarnya. "Apa? Lo mau ngomong apa?"
"Duh kok gue jadi deg-degan ya."
Radit mendelik sinis. "Jangan kepedean!"
"Lo tahu gak sih kalo lo ngeganggu gue banget"
"Nggak. Emang gue ganggu lo apa?" Tanya Gea dengan wajahnya yang polos.
"Harus banget ya lo kirimin gue pesan setiap detik?"
Gea nyengir kuda. "Habis lo gak pernah bales chat gue"
Radit menatap Gea curiga. "Lo tahu nomor gue dari siapa?"
"Gue... Gue.. Dapet nomor lo, dari..." Gea mendadak gugup.
"Siapa?!" Radit mulai hilang kesabaran.
"Kalva sama Isan hehehe"
Radit membulatkan matanya tak percaya. Kedua temannya itu sumpah ya! lihat saja Radit akan membuat mereka menyesal nanti.
Gea menatap pemuda yang ada dihadapannya itu, dia langsung pergi begitu saja. Seperti biasa Radit meninggalkan Gea lagi.
***
"Dit, jangan kayak gini dong masa lo mau marah terus sih sama kita?" Ujar Kalva pada Radit.
"Iya kayak cewek lo, baperan" Isan ikut berkomentar.
"Lo berdua di sogok apaan sama si Gea?" Sinis Radit.
"Dia traktir kita bakso sama es jeruk kemarin, boleh nambah lagi" Jawab Isan apa adanya.
Telinga Radit seketika menjadi panas mendengarnya, apakah ia tidak salah dengar barusan? Hanya demi semangkuk bakso dan es jeruk mereka rela memberikan nomor ponsel Radit pada gadis aneh macam Gea?
"Jadi cuma demi bakso sama es jeruk lo berdua kasih nomor gue ke dia?" Tanya Radit tak percaya.
Kalva nyengir kuda. "Ya habis gimana kemarin kita lagi laper banget"
"Kalian kan punya duit? Kenapa gak beli aja sendiri?"
"Kalo ada yang gratis kenapa harus bayar." Jawab Isan cengengesan.
Radit mengacak-acak rambutnya prustasi. Hidupnya tidak akan tenang sekarang, semenjak Gea hadir kembali dan mengusik kehidupan Radit. Baru saja seminggu dia sekolah sudah seperti ini bagaimana dengan hari-hari berikutnya.
"Ada apa sih nih?" Tanya Alfiandra yang tidak tahu apa-apa.
"Tanya aja sama temen-temen lo nih" Jawab Radit angkuh. Kemudian segera berlalu pergi meninggalkan semua teman-temannya.
"Tolongin kita dong Al." Kalva mencoba merayu Alfiandra.
Alfiandra menatap kedua temannya dengan heran. "Tolong apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REMAJA [HIATUS]
Fiksi Remaja"Gue suka sama lo Dit." ujar Gea Adizty dengan penuh percaya diri.