Selasa (18.58), 30 Juni 2020
--------------------------
John benar-benar membeli lahan yang disarankan Zie lalu menghabiskan banyak waktunya untuk mulai mempelajari tanaman kayu. Ada banyak sekali jenis, cara perawatan, hingga keuntungan yang kira-kira bisa didapatnya setelah panen. John menikmati tiap informasi baru yang didapatnya dan—tak disangka—merasa antusias.
Zie sendiri akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan menghabiskan banyak waktunya bersama baby Bo. Setelah membantu John memilih lahan dua minggu lalu, Zie menyadari kecintaannya pada dunia investasi yang terasa bagai judi belum pudar. Instingnya juga masih setajam dulu. Setelah menghabiskan dua minggu untuk berpikir, akhirnya Zie memutuskan untuk kembali ke dunia trading. Tempat dia dulu menghasilkan banyak uang.
Tentu saja, kondisinya tidak sebebas dulu. Dia tidak bisa terus menerus mengawasi pergerakan saham atau valuta asing agar bisa "bertaruh" di waktu yang tepat. Ada baby Bo yang juga perlu perhatiannya. Apalagi Zie memutuskan kembali menjalani pekerjaan ini agar tidak perlu meninggalkan baby Bo lagi. Tapi tak ada yang tidak mungkin. Zie bisa membagi waktu.
Sementara itu, gosip mengenai dirinya dan John perlahan mereda. Setidaknya yang didengar Zie. Tampaknya orang-orang mulai lelah membicarakan mereka. Atau mungkin ada gosip yang lebih menarik. Yang jelas Zie sudah tidak pernah mendengarnya lagi. Meski faktanya mereka—Zie, John, dan baby Bo—sering keluar bersama layaknya sebuah keluarga.
Keluarga.
Kata itu membuat Zie merasa ketakutan akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? Dia mulai membayangkan bahwa mereka memang benar sebuah keluarga. Rasanya seperti mimpi indah. Dan Zie takut begitu terjaga, rasa sakitnya membuat dirinya jatuh hingga tak sanggup melangkah lagi.
Pikiran itu terus menguasai benak Zie. Hingga dia sampai pada sebuah pilihan, bahwa dirinya harus pergi secepatnya. Sebelum baby Bo semakin tidak bisa lepas dari John. Sebelum dirinya semakin merasa nyaman.
Ya, seharusnya tidak ada masalah lagi untuk kepergiannya kali ini. Dia akan berpamitan baik-baik dan berjanji akan datang berkunjung. Meski hanya basa-basi, apapun akan Zie katakan agar dia bisa meninggalkan kota ini dengan tenang dan tanpa beban.
Pagi ini berlalu seperti biasa. Zie memasak untuk sarapan mereka bertiga lalu mereka makan bersama. Di antara tiap suapan, John selalu menceritakan yang hendak dilakukannya hari itu. Terutama mengenai perkembangan lahan yang baru dibelinya atas saran Zie. Bahkan meski Zie sudah memperingatkan agar John menghentikan kebiasaan bicara saat makan, tapi lelaki itu sama sekali tak mendengarkan dan selalu antusias hingga sulit bagi Zie untuk terus menegurnya. Bahkan tak sadar Zie juga turut tertular antusiasme John.
Baby Bo yang selalu bangun lebih pagi dari Zie ataupun John lebih banyak menyemburkan buburnya daripada memakannya. Itu salah satu alasan Zie lebih suka menyuapi baby Bo sambil menggendongnya. Tapi hari ini dia menuruti saran John membiarkan baby Bo mencoba makan sendiri.
"Dia mandi bubur," gerutu Zie.
John tergelak. "Jangan khawatir. Aku yang akan memandikannya. Biar sesekali dia menikmati kebebasan makan sendiri."
Semuanya berjalan seolah mereka sudah tinggal bersama sejak baby Bo belum dilahirkan. Alasan lain untuk menambah ketakutan Zie. Dengan cekatan John memandikan baby Bo lalu memakaikan bajunya. Dia bahkan tak perlu diingatkan untuk mengusapkan minyak telon dan bedak ke tubuh si balita. Popok yang dipasangnya pun tidak terbalik dan rapi.
Sementara itu Zie merapikan kekacauan yang dibuat si balita lalu mencuci piring bekas makan mereka. Setelah dia selesai, John juga baru selesai memakaikan sepatu baby Bo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Father
ChickLitJonathan Fabian harus mengawasi secara langsung proyek pembangunan di lahan kosong yang baru dibelinya. Di sana dia bertemu seorang wanita dengan bayi mungilnya yang secara aneh langsung membenci John di hari pertama mereka bertemu. Tentu saja John...