IDAMAN | Chapter Enam

162 99 94
                                    

Now playing : RUMIT - LANGIT SORE

**

Ingin berharap tapi takut jatuh lagi. Ingin menanam tapi takut tak dapat menuai lagi.

_______

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring memenuhi  ruangan malam itu. Disebuah keluarga pengusaha yang begitu harmonis dan terhindar dari gosip-gosip buruk, hanya kabar menikahnya lagi seorang keluarga kolektor itu yang terakhir kali terpublish. Entahlah, heningnya makan malam hari ini dan dinginnya hubungan antar anggota keluarga ini seolah menjadi sangkalan akan fakta yang beredar.

“Semua tanggal sudah diatur, tamu yang diundang juga sudah ditentukan. Besok malam kita dinner di restoran yang sering kita datangi, dan kamu Aksara, langsung aja ke bagian rooftop.”

“Hm iya pah.”

“Jangan ham hem ham saja. Pokoknya jangan kecewakan keluarga.”

Ambigu ditelinga Aksara, sejauh ini ia sudah melakukan yang terbaik dan potensinya masih diragukan?

“Aku gak bakal ngecewain papah, tapi papa juga harus nepatin janji.”

“Ya ya ya.”

Lagi-lagi pemuda itu bersikap meyakinkan yang ada dibenaknya hanyalah tentang ibunya. Karena apapun akan ia lakukan demi wanita yang melahirkannya itu.

***

“Gue udah memutuskan, kita gak usah bantah lagi dan nurutin kata mereka.”

“Lo udah gila ya? Lo itu lagi ngejual diri lo!”

“Gue gak peduli diri gue dijual, yang penting nyokap gue sembuh.”

“Terus lo gak mikirin gue? Disini gue paling dirugikan.”

“Denger, kita bisa lanjutin ini semua dengan pura-pura. Tunangan, terus nyokap gue sembuh kita pisah, gampang kan? Lo juga lagi gak punya pacar.”

“iya kalau bener semudah itu? Gimana kalau bokap lo justru ngikat gue atau keluarga gue yang gak mau nerima gue lagi?"

“Makanya kita harus yakini mereka kalau kita gak bakal ngeberontak. Buat mereka percaya dan semua itu gak akan terjadi. Please bantuin gue.” ucap pemuda itu lirih memohon pada sang dara..

“Oke gue liat kemampuan lo buktiin semuanya.” putus sang gadis menyerah dengan keadaan.

“Oh iya satu lagi, gue saranin kalau ada yang nanya tentang kita ke elo siapa pun itu plis jangan lo jawab, jadiin ini rahasia gimana semestinya.” Ujar Aksara teringat sesuatu.

Gadis itu tak menjawab lagi hanya terpaku meratapi nasibnya yang benar-benar nelangsa. Rasa ingin menjadi putri kecil lagi mendadak meningkat.

Andai ia tahu dewasanya dirinya justru dimanfaatkan untuk menolong saham perusahaan keluarga, ia benar-benar tak ingin menyelam ke dunia orang dewasa.

***

Dilain tempat dengan keluarga yang berbeda...

Pesta yang begitu meriah memang telah usai, tapi wartawan yang mengunjungi tak henti-hentinya datang dan meneror dengan pertanyaan yang bejibun. Membuat pemuda itu lengah berada ditengah-tengahnya.

“Bunda cuman mau memperbaiki segalanya, kamu mama kenalkan bukan untuk dihina, justru dengan itu kamu bakal lebih dihormati.”

“Aku gak butuh itu semua. Kalau ini semua bunda anggap sebuah perbaikan dari kesalahan mama dulu, aku tetep ngakuin ini semua lelucon.” Ucap pemuda berahang tegas itu.

IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang