Setelah memperkenalkan diri, gadis berpipi chipmunk -Rose- itu mendudukkan diri disebelah gadis bermata kucing. Rose berusaha mengabaikan masa depan orang yang ada di ruangan ini, tapi masa depan orang disebelahnya ini merangsek masuk pertahanan pikirannya.
'Gadis ini dalam bahaya.' pikirnya. Dirinya bingung bagaimana ingin mengatakan kepada gadis yang terlihat pendiam dan dingin ini. Lagipula dia juga seorang murid baru, jika salah berbicara bukan tidak mungkin dia akan di bully dan di jauhi lagi.
Rupanya gadis itu mengetahui teman sebangkunya dilanda kegelisahan, tapi tidak berniat untuk bertanya. 'Lagipula itu bukan urusannya.' Lalu gadis itu kembali menatap papan tulis dan mendengarkan penjelasan sang guru.
---
Sudah jam istirahat, dan Rose masih tetap setia berada di kelas yang sudah mulai sepi ditinggal oleh penghuni kelas yang sekarang berada di kantin.
'Aku harus menenangkan diri dulu.' batinnya dan mulai melakukan kebiasaannya yaitu menutup mata dan merilekskan tubuhnya. Tarikan napasnya mulai teratur kembali setelah sempat gelisah dalam waktu yang lumayan lama.
Ketika memejamkan matanya, dia mendapatkan gambaran bahwa dia akan memiliki teman tiga orang gadis yang memiliki kemampuan yang bukan sembarang orang miliki. Seketika itu pula dia membuka mata. Jantungnya berdebar-debar.
"Mungkinkah aku memiliki teman lagi?" gumamnya penuh harap sambil menatap kosong kearah meja. Dadanya bergemuruh akibat harapannya itu.
---
Sedang asik dengan dunianya, Rose tak sadar ada seorang gadis berwajah bak dewi sedang menatapnya. Lebih tepatnya menatap kearah belakang Rose. Wajah gadis itu sedikit pucat akibat sedikit ketakutan yang menghinggap di dadanya.
'Gadis itu...' pikir gadis itu yang ternyata adalah Jisoo. Dirinya ingin sekali melangkah menghampiri Rose, namun kakinya tidak bisa digerakkan seolah dipaku ke lantai.
Kring
Kring
Kring
Terlambat, baru saja Jisoo ingin melangkahkan tungkai kakinya kearah Rose, bel masuk berbunyi. 'Sial.' makinya setelah melihat sesuatu itu tersenyum remeh padanya. Tangannya mengepal tanpa sadar lalu segera duduk setelah banyak murid kelasnya berhamburan masuk kedalam kelas.
'Aku tak boleh gagal, seperti sebelumnya.' batin Jisoo. Ya, sebelumnya adalah kegilaan teman dekatnya yang diganggu oleh sesuatu itu. Kegilaan yang menyebabkan teman dekatnya masuk ke rumah sakit jiwa.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK
HorrorPernahkah terpikir olehmu rasanya dapat melihat dari 'sesuatu' yang tidak dapat dilihat oleh orang normal pada umumnya? Atau pernahkah terpikir olehmu karena kemampuan itu kamu dijauhi oleh orang-orang bahkan dianggap sebagai pembawa sial? Seperti...