Selamat datang Rara...

208 16 1
                                    

Hari minggu adalah hari yang biasa di gunakan oleh Rara da Selfi untuk joging di taman biasanya di belakang kos, Sepanjang joging mereka hanya membahas pekerjaan Rara besok, karena sesuai peraturan Rara bisa masuk kerja besok menjelang siang datang , Rara, Selfi dan Putri sepakat untuk  masuk Kuliah pada malam hari.

Karena mereka satu tempat di tempat bekerjanya, mereka sepakat untuk berangkat bareng ke tempat pekerjaan itu, menggunakan mobil Putri.

Keesokan harinya Jam menunjukkan pukul 07.00Wib mereka bertiga sudah berangkat menuju tempat kerja mereka, tiba di tempat kerjanya hmpir menempuh waktu selama kurang lebih 30 menit, sesampai di sana mereka tidak terlambat untuk bekerja karena Restoran juga baru saja di buka.

Rara yang baru pertama kalinya kerja di tempat ini, Rara langsung naik ke atas untuk menempati kursi kasir itu, Tak sengaja Rara setelah duduk di kursi itu Rara melihat ada kertas yang bertuliskan puisi di bawah meja itu.
Saat Rara membaca puisi yang bersuasana seperti kehilangan harapan, Rara langsung teringat dengan puisi yang pernah Rara buat sama halnya seperti kehilangan Harapan saat Rara tidak mengambil beasiswa di Jepang karena harus meneruskan karirnya di Jakarta dan tak bisa jauh-jauh dari Ibunya juga Adiknya walau masih beda Provinsi, tetapi Rara mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Ibunya dan Adiknya walaupun hanya 2kali dalam setahun.

"Puisi ini seperti seseorang yang kehilangan harapan untuk tujuan yang sudah di tentukan, seperti gue yang pernah kehilangan harapan" Ucap Rara sambil melipat kertas itu kembali.

Melihat puisi itu, mengingatkan Rara bahwa Rara pernah menulis puisi saat membatalkan beasiswa di Jepang, dengan  mejanya yang berantakan kertas dan pulpen, menulis puisi yang sama hal nya kehilangan harapan, Yang di tulis Rara cukup menyentuh, Puisi itu bertuliskan...
 

   Ucapan telah terucap...
Dengan mata yang tertatap

Datangnya sebuah harapan
Yang ku siakan dalam sekejap.

Menandakan kehidupan ku tak ada kebahagiaan
Untuk ku hisab...

Begitu yang di tuliskan Rara dalam puisinya, bedanya Rara merasa telah menyia-nyiakan harapannya, namun Rara tak gampang menyerah, Rara akan terus berusaha gimana caranya Rara bisa sukses di Negaranya.

"Walaupun gue pernah nolak buat kuliah di Jepang, tapi gue masih bisa berkarir dan sukses di Jakarta, ngga harus di luar negri kalo di Negara sendiri bisa sukses dengan usaha gue sendiri kenapa ngga gue lakuin" Ucapan Rara terdengar Oleh Selfi, karena tak mau melihat Rara dengan wajah nya yang sedikit murung, Selfi menggoda dan mengagetkannya dari belakang.

"Waduh ada yang lagi sedih nih..." Ucap Selfi dari belakang.

"Apaan sih Cep, ngga ada yang sedih kok" Ucap Rara.

"Itu kenapa muka ketekuk kaya gitu? Gara-gara ngga bisa ketemu Irwan ya karena Irwan ambil kuliah Pagi?" Tanya Selfi yang membuat Rara semakin di tekuk wajahnya.

"Bukan itu Cep, gue tadi nemuin kertas ini di bawah meja yang isinya puisi, puisi ini nyeritain tentang seseorang yang kehilangan Harapannya, sama halnya gue yang udah pernah nyia-nyia in kuliah di ke Jepang, emng sih gue dulu pengen kuliah di luar negri, tapi buat kuliah keluar negri sampe ke Jepang itu terlalu jauh buat gue dari keluarga gue, sampe akhirnya gue mutusin buat kuliah di Jakarta"

"Ututu... Lo harusnya bersyukur bisa dapet beasiswa ke Jepang, tapi lo juga ngga ada salahnya kalo lo mau kuliah di sini, terus mau sukses di disini, asalkan lo harus bener-bener niat dari dari hati buat ngecapai itu semua" Ucap Selfi yang membuat Rara hilang dari muka tertekuk nya sampai - sampai memeluk Selfi dari depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Poetry Girl and Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang