"Heyy apa yang kau lakukan"
Lisa memergoki orang asing yang masuk ke dalam kamarnya dan sedang membongkar lemarinya, apa lagi kalau bukan maling atau pencuri.
Orang asing tersebut memakai penutup wajah dan langsung melihat ke arah Lisa, tidak ada rasa takut dalam dirinya.
Lisa sadar bahwa dirinya hanya sendiri di rumah, betapa bodohnya dia yang langsung memergoki pencuri tersebut tanpa memikirkan keselamatan dirinya.
Dan lebih sialnya, sekarang Lisa hanya memakai tanktop crop dan hotpants. Lisa memang selalu memakai itu jika sudah malam.
Pencuri itu berjalan mendekati Lisa. Lisa panik, dia mencari alat apapun di dekat nya.
Alhasil Lisa mendapatkan payung yang ada disamping pintu kamarnya.
Lisa langsung mengarahkan ujung payung ke arah pencuri tersebut dengan tangan gemetar.
"Jangan mendekat!"
Lisa melihat pencuri itu semakin mendekat, dengan panik dia membuka payung tersebut dengan mata tertutup dan membuat si pencuri terkejut.
"Anjing!" Kaget pria itu.
Pria itu mengambil alih payung tersebut lalu membuangnya ke sembarang tempat.
Lisa menelan ludah nya, jantung nya berdegup kencang, dia berkeringat dingin.
Pria tersebut memojokkan Lisa di dinding dan mengurungnya dengan kedua tangannya, mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa lalu membuka penutup wajahnya.
Tertampang lah wajah tampan dengan banyak tahi lalat di sekitar wajah nya.
Lisa mengenali pria ini, dia Haechan, salah satu brandal komplek sebelah yang hidup dengan kriminalitas dan tak diketahui dari mana asal usulnya. Sering mencuri dan membuat onar di wilayah komplek Lisa.
"Brandal bajingan! Cepat pergi sana atau..."
"Atau apa hm?" Potong Haechan.
"Aku akan berteriak" Ucap Lisa dengan sedikit ragu.
"Silahkan Lisa" Haechan tersenyum manis tapi terlihat mengerikan di mata Lisa.
"Kau. Kau tau dari mana nama ku" Ucap Lisa sambil menunjuk wajah Haechan.
Haechan tersenyum tipis.
"Heh! Aku bertanya padamu"
Bukannya menjawab, Haechan semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Lisa.
Lisa membulatkan matanya dan berusaha mendorong tubuh Haechan yang lebih besar dari tubuhnya.
Lisa merasakan benda yang kenyal menempel di bibirnya, Haechan menciumnya.