Alstroemeria

437 83 5
                                    


Terlahir dari Susu


~


Layaknya seorang peramal ulung, tuan Kim dan sang istri mendapat berkah ketika bayi perempuan yang sangat cantik hadir di tengah mereka tepat pada tanggal tiga Januari. Bayi mungil yang cantik itu mereka beri nama Jisoo, Kim Jisoo. Seperti parasnya yang cantik, namanya pun memiliki makna yang sangat luar biasa. Kim tentu saja mengambil marga dari tuan Kim, sedang Jisoo berarti seseorang yang bijaksana dan cerdas. Ada begitu banyak doa yang tuan dan nyonya Kim maksudkan lewat nama Jisoo, dan tuan Kim bahkan masih ingat dengan ucapannya sendiri perihal kedatangan Jisoo yang sudah dinanti.

"Lihat saja sayang, Jisoo kita akan menjadi gadis yang sangat dicintai karena kepribadian dan cara berpikirnya.

Parasnya yang cantik seperti bunga daisy, sikapnya yang santun dan lucu disaat lain akan menjadi obat tidak hanya bagi kita tapi untuk siapapun yang melihatnya..," ujar tuan Kim yang sedang menemani istrinya menyusui Jisoo.

"Oh jadi kau mulai meramal lagi, sayang?"

"Ini bukan meramal, ini doa. Seorang anak lahir berkat kita, kita wajib mendoakan dan menerangi jalannya hingga ia siap untuk bertanggungjawab dengan hidupnya sendiri."

Nyonya Kim mencubit gemas pipi tuan Kim, lalu mengusapnya lembut.

"Sepertinya kau terlalu bijaksana akhir-akhir ini, sudah lupa bagaimana untuk melucu mm?" Kini nyonya Kim mengusap-ngusap dagu suaminya.

"Tentu saja tidak, sebentar lagi juga akan kutunjukkan.

Lihat sayang, Jisoo memperhatikanmu meski sedang menyusu."

Mendengar itu nyonya Kim melihat pada si kecil Jisoo dipangkuannya. Benar saja, Jisoo sedang memperhatikan eomma-nya yang sedang bercakap-cakap dengan appa-nya.

Mulut Jisoo kecil terus menyesap puting nyonya Kim namun matanya terang menatapi wajah sang ibu. Dengan naluri keibuannya, nyonya Kim meletakkan jarinya di tangan kecil Jisoo.

Tuan Kim membuat wajah lucu yang tanpa disangka membuat Jisoo kecil tersenyum ditengah susuannya.

"Sayang, Jisoo tersenyum! Cantiknya.." nyonya Kim gembira melihat putrinya yang tersenyum meski sedang menyusu.

"Hehe, sepertinya Jisoo kita bayi yang ramah. Lihat bagaimana mudahnya ia tersenyum."

Tuan Kim mengecup kepala Jisoo kecil dengan sayang lalu membiarkan istrinya kembali berkontak mata dengan si kecil.

Nyonya Kim kembali takjub manakala hanya dengan menatap Jisoo dipangkuannya, Jisoo lantas kembali tersenyum. Kali ini bayi mungil itu bermain-main dengan jari ibunya. Tuan Kim ikut tersenyum melihat itu.

Berbulan-bulan berlalu setelah itu, nyonya dan tuan Kim tahu bahwa Jisoo tumbuh dengan sehat, menyusu dengan baik dan ia begitu jarang menangis. Lalu satu kebiasaan yang nyonya dan tuan Kim tahu, bahwa Jisoo selalu tersenyum dan gemar memainkan jari nyonya Kim ketika sedang menyusu.

.

.

.

.

.

Hari-hari nyonya dan tuan Kim semakin semarak manakala firasat yang didapat nyonya Kim melalui mimpi menjadi kenyataan. Benar saja, tepat pada enam belas Januari lahirlah seorang bayi perempuan yang sangat menggemaskan di tengah-tengah mereka. Nyonya dan tuan Kim menjadi sangat bahagia karena pada akhirnya mereka memiliki seorang anak yang dilahirkan dari rahim nyonya Kim sendiri meskipun pada awalnya diragukan.

Bayi menggemaskan itu diberi nama Jennie, Kim Jennie. Jennie berarti ceria, penuh keyakinan dan penuh semangat, mudah beradaptasi dan unik. Segelintir doa yang nyonya dan tuan Kim titipkan pada nama itu agar kelak Jennie bisa hidup dengan baik, tanpa melupakan harapan yang diutarakan nyonya Kim ketika mimpi itu datang padanya,

agar Jennie tumbuh dan bersinar seperti bintang.

Nyonya Kim sedang menyusui si kecil Jennie ketika suaminya baru saja pulang bekerja. Sang suami yang baru datang mendatangi nyonya Kim di tepi kasur.

"Halo putri appa yang cantik.. sedang menyusu ya.."

Tuan Kim duduk di samping istrinya, menyapa putri kecilnya lalu mencium kening istrinya.

"Jennie menangis keras tadi, lalu aku menyusuinya. Kau mandilah dulu sayang..", ujar nyonya Kim.

"Nanti sayang, aku masih ingin melihat Jennie. Jennie menggemaskan sekali."

Tuan Kim mengusap jemari kaki Jennie yang mungil, lalu menciumnya. Nyonya Kim hanya memperhatikan suaminya dengan senyum haru.

"Aku senang sekali kita memiliki Jennie disini, itu seperti keajaiban. Kau juga sudah bertahan untukku, terimakasih sayang..", tuan Kim mengambil atensi istrinya.

"Kau juga sudah berusaha, kehadiran Jennie adalah berkah bagi keluarga kita. Aku bersyukur sekali."

Setelah percakapan kecil nan hangat itu, perhatian nyonya Kim kembali pada Jennie kecil.

"Jennie kita lucu sekali sayang, lihat pipinya yang penuh seperti mandu. Aku gemas..", kata nyonya Kim.

"Aku sedikit bisa membayangkan bagaimana ia tumbuh cantik dengan pipinya yang menggemaskan itu sayang. Ia pasti lucu ketika merajuk."

Bahkan suaminya sudah membayangkan Jennie tumbuh dengan pipi mandunya, nyonya Kim lebih bahagia lagi karena itu.

Nyonya Kim tahu jika Jennie memang cukup kuat menyusu, mungkin itu yang membuat pipi gemuknya tampak menggemaskan. Lalu nyonya Kim tertarik pada kebiasaan Jennie yang menurutnya sayang untuk dilewatkan.

"Sayang, sebenarnya aku gemas karena Jennie selalu tertidur pulas ketika menyusu hingga karena sangat mengantuk, pipi mandunya menempel erat di dadaku. Tidakkah itu sangat menggemaskan?"

Tuan Kim menanggapi istrinya dengan senyum.

"Aku harap pipi mandu Jennie membawa keberuntungan baginya. Aku tidak sabar untuk melihatnya tertawa dengan pipi menggembung dan mata kecilnya. Aku berharap tidak melewatkan momen seperti itu..", ujar tuan Kim.

Tiba-tiba saja jemari kaki mungil Jennie bergerak ditangan appa-nya, cukup membuat nyonya dan tuan Kim terkejut.

"Sepertinya Jennie mendengar ucapanmu sayang.

Pergilah mandi, akan kusiapkan makan malam."

Tuan Kim mengangguk mendengar titah sang istri, lantas mengusap kepala Jennie lalu meninggalkan sang istri bersama putri kecil mereka.

Seperginya tuan Kim mandi, nyonya Kim meletakkan Jennie kecil yang sudah terlelap untuk tidur di boks bayinya.

"Tidur yang nyenyak, bintang kecilku..", ucap nyonya Kim lalu mengecup pipi gemuk Jennie yang membuatnya seperti bayi panda gemuk yang menggemaskan.

ALTARFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang