Melewati setiap fase
~
Menjatuhkan pilihannya pada Universitas Nasional Seoul jurusan sejarah seni membuat Jisoo menjadi pusat perhatian. Tidak hanya oleh tuan dan nyonya Kim, namun juga bagi mahasiswa lain yang berkuliah di kampus itu. Kecantikan Jisoo yang tidak terbantahkan disempurnakan dengan intelektualitasnya masuk ke kampus tersebut mengundang decak kagum. Pembawaannya yang ramah dan menyenangkan semakin membuat banyak orang menyukainya.Sikapnya yang hangat membuat Jisoo memiliki banyak teman di kampusnya. Namun lingkaran pertemanan utamanya yang begitu familiar karena diisi oleh pemilik wajah-wajah surgawi membuatnya menjadi salah satu yang paling mencuri perhatian. Tentu saja, karena jika dibandingkan dengan Irene si Aphrodite kampus yang maha cantik namun pendiam, atau si kembar tukang kelahi yang sama-sama keren karena bakat menyanyi mereka, Seulgi dan Wendy. Jisoo memiliki kepribadian unik yang membuatnya "istimewa".
Tidak hanya terkenal dikalangan gadis-gadis, Jisoo juga terlihat sangat berbaur dengan para pria di kampus tidak terkecuali tujuh pria elit yang paling terkenal seantero kampus. Namun diantara mereka, Jisoo seringkali digosipkan berkencan dengan ketua geng elit itu, Namjoon.
Seperti kali ini, ketika Jisoo yang baru saja sampai di kampus berpapasan dengan Namjoon di halaman depan kampus."Jisoo ya, baru sampai?"
"Oh oppa, iya baru saja. Kau tidak kelas?", Jisoo balik bertanya.
"Sebentar lagi, aku sedang menunggu Seokjin hyung."
"Baiklah, aku duluan oppa. Ada yang mau kukerjakan." Ujar Jisoo buru-buru.
"Baiklah.."
Jisoo sudah bersiap pergi ketika Namjoon memanggilnya lagi.
"Soo.."
"Ya?", Jisoo membalikkan tubuhnya.
"Tidak, tidak apa-apa."
Yang kemudian disadari Jisoo adalah beberapa pasang mata tak jauh dari mereka menatap padanya dan Namjoon karena Namjoon masih memegangi ujung sweater Jisoo.
Sedikit isyarat dari Jisoo, lalu Namjoon mengerti. Jisoo tersenyum seadanya kemudian pergi.
Jisoo menjadi dekat dan menghormati Namjoon sejak mereka bertemu di pameran lukisan yang diadakan mahasiswa jurusan seni beberapa waktu lalu. Mengobrol banyak lalu menjadi dekat begitu saja. Kedekatan yang biasa karena sebenarnya Jisoo lebih tertarik pada seseorang yang kini akan berpapasan dengannya.
Mahasiswi jurusan seni rupa murni yang begitu menarik perhatiannya namun sulit untuk Jisoo akrabi karena dirinya yang begitu penyendiri. Gadis yang menolak perasaan Jisoo ketika Jisoo mengatakan bahwa Jisoo menyukainya. Benar-benar menyukainya tanpa melihat hal lain lagi.
Kim Jennie.
.
.
.
.
.
Mengambil jurusan seni rupa murni memang sudah Jennie rencanakan. Kecintaannya pada keindahan dan seni membawanya pada keputusan bahwa ia akan hidup bersama darah seni yang mengalir di tubuhnya.
Jennie tumbuh menjadi pribadi yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk keramaian. Namun sisi misteriusnya itulah yang justru mengundang rasa penasaran orang-orang di sekitarnya.
Lisa dan Rose adalah yang paling sering terlihat bersama Jennie. Dua gadis itu cukup sering menemani Jennie di beberapa kesempatan bahkan jika mereka sedang tidak berkuliah. Namun selain dua gadis itu, ada seseorang lagi yang kerap kali terlihat bersama Jennie walaupun ketika sedang bersamanya Jennie seperti tidak 'menganggapnya'.
Jongin.
Pria yang beberapa bulan terakhir menjadi kekasih Jennie itu terlihat menemani Jennie di beberapa kesempatan, salah satunya ketika Jennie menghadiri pameran seni yang diadakan jurusannya beberapa waktu lalu. Namun hari itu menjadi hari dimana Jennie tidak ingin lagi bersama pria itu karena suatu alasan. Alasannya itulah yang kini tidak diduga berpapasan dengannya ketika Jennie baru saja dari perpustakaan dan akan menuju gedung kuliahnya.
Seorang gadis yang sangat populer di kampus dan pernah menyatakan perasaannya pada Jennie.Kim Jisoo.
Jennie lekas berbelok dan mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin terjadi percakapan apapun antara dirinya dan gadis itu karena entah mengapa Jennie gelisah ketika Jisoo memperhatikannya.
Alasan Jennie menolak Jisoo hari itu ketika ia menyatakan perasaannya sesungguhnya bukan karena Jongin. Jennie masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan Jisoo padanya. Bagaimana mungkin Jisoo menyukainya dalam konteks "romantis"? Meski begitu Jennie tidak mengelak tentang getar aneh yang dirasakannya setiap kali mata teduh itu menatapnya.
Bertemu dengan Jisoo di pameran seni kampus dan berbincang dengannya, Jennie langsung tahu mengapa Jisoo begitu dicintai banyak orang. Pembawaannya yang tenang dan elegan dengan selera humor yang dimilikinya, membuat Jennie melihat Jisoo sebagai seni. Namun ketika Jisoo mengatakannya saat itu juga tentang perasaannya, Jennie terlalu tidak siap untuk menghadapinya.
"Aku tidak tahu cara yang benar untuk mengatakannya Jennie ah, tapi aku menyukaimu. Suka dalam arti ingin terhubung denganmu. Bukan karena kita baru saja berbincang, tapi itu sejak kau mengucapkan terimakasih padaku di pertemuan pertama kali kita ketika masa orientasi."
Jisoo terdengar tulus ketika mengatakannya, namun tetap saja Jennie terlalu terkejut untuk memahaminya. Lalu Jennie dengan tidak yakin meninggalkan Jisoo begitu saja tanpa berkata apa-apa.
Sulit bagi Jennie untuk memahami maksud Jisoo hari itu, karena selama ini hidupnya begitu sepi. Yang selama ini Jennie cintai adalah seni. Melukis, mengambil foto, menari. Seni membuatnya hidup dan terasa penuh. Jennie sudah merasa cukup meski hanya segelintir orang yang berada disisinya.
Jennie terlalu terkejut untuk jatuh cinta pada bentuk seni yang lain. Bahkan keindahannya kali ini terlalu membuat Jennie ingin mempelajarinya, memahaminya, menerimanya menjadi bagian dari diri Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARF
Fiksi PenggemarSebuah siklus. Pelajari, jalani, syukuri. June 30th - July 1, 2020