Saat ada orang yang ingin mendekatiku kenapa kamu malah yang menjauh. Bukan kah kita sudah pernah janji waktu itu? Untuk selalu bersama.
~m.aSebelum membaca kelanjutannya lebih baik kalian vote dulu gih🙂.
-
-
-
-
-
Happy Reading!
Author POV.
___________________________________
_______________________________"Ya ya makasih" ucap Naya sambil mengambil minuman yang diberi oleh sosok lelaki yang ia tak kenal itu. Tapi Naya tau kalo dia satu sekolah dengan Naya.
"Iya, yaudah gua duluan ya. Pacar lo tuh udah marah susulin gih jelasin" kata pemuda itu sambil tersenyum manis sangat manis sampai lesung di pipi nya terlihat. Tanpa menunggu balasan dari Naya pemuda itu melenggang pergi dari hadapan Naya dkk. Entah kemana tujuan nya yang pasti Naya tidak peduli akan hal itu.
Naya meneguk minuman yang pemuda tadi beri. Ia sangat haus, apalagi cuaca yang sangat panas. Kelvin menghampiri Naya dengan muka jengkel nya.
"Kenapa kamu minum?" Tanya Kelvin sambil duduk di kursi samping kiri Naya yang kosong.
"Emang kenapa? Aku haus" jawab Naya sambil melihat air aqua yang ia minum sampai habis.
"Gapapa" jawab Kelvin dan langsung pergi dari hadapan Naya. Naya yang melihat itu bodo amat. Toh dia haus, dan mood nya lagi kurang bagus untuk meladeni Kelvin.
Naya pergi ke kantin menyusul teman-teman nya. Yup, tadi saat Kelvin datang dengan aura yang tak enak teman-teman Naya pamit untuk ke kantin terlebih dahulu. Bukan karna apa tapi mereka tau kalau itu masalah pribadi.
"Nih Nay tadi gua udah pesanin lo jus jeruk sama bakso" kata Sifa sambil melanjutkan makannya.
"Thx" ucap Naya singkat.
Mereka makan dengan tenang. Sampai suara clara memecahkan keheningan di meja mereka.
"Em, guys gua minta maaf ya karna gua kalian jadi ikut di hukum deh sama pak botak" kata Clara dengan muka yang sendu.
"Yaelah, sans aja kali. Kita kan sahabat" ucap Enjel sambil menepuk pundak Clara.
"Em makasi banget ya. Semoga persahabatan kita selalu begini" kata Clara sambil tersenyum hangat ke arah Lisa, Naya, Sifa dan Enjel.
Mereka saling menatap satu sama lain dan tersenyum.
Hm semoga saja gua bisa sama mereka terus seperti ini ya tuhan. ~batin Naya.
Tak lama suara bel masuk berbunyi semua murid yang mendengar itu bergegas menuju kelas nya masing-masing.
🍀🍀🍀.
"Gua pulang duluan ya guys, soalnya gua ada janji sama nyokap gua" kata Lisa sambil mematikan handphone nya sehabis telfon dengan mami nya.
"Iya gapapa, lo pulang nya di jemput apa bawa mobil sa?" Tanya Enjel sambil memakan camilannya.
"Bawa mobil, kenapa?" Tanya balik Lisa dengan wajah bingung.
"Em gua boleh nebeng lu gak? Supir gua lagi nganterin bokap." Kata Enjel sambil cengengesan.
"Yaelah, yauda yuk"
"Kita pamit dulu ya semuaa, bay" kata Enjel dan Lisa.
"Hati hati" ucap Naya, Sifa dan Clara.
Mereka sekarang lagi menunggu jemputan mereka masing-masing di dekat pagar sekolah nya sambil bercanda ria.
Suara klakson mobil mengejutkan mereka semua yang masih berada di depan pagar sekolah atau di samping gerbang. Sifa, Naya dan Clara yang melihat siapa pelakunya hanya bisa sabar. Dan banyak-banyak istighfar.
"Hoy" ucap Devano dari dalam mobil.
"Astagfirullah bang. Malu maluin tau" kata Sifa sambil mengelus dada.
"Dulu momy nyidam apa bisa lahir laki kek lu bang" gumam sifa yang masih bisa di dengar oleh Devano, Naya dan Clara. Clara dan Naya yang mendengar itu tertawa mengejek ke arah Devano.
Saat Devano ingin bicara mulutnya di bungkam oleh tangan mungil milik Sifa.
"Sst, jangan banyak omong. Buruan pulang uda lama banget gua nungguin lu disini" kata Sifa sambil melepas tangannya dari mulut Devano dan langsung masuk dan duduk di tempat penumpang depan.
"Bay semua" sambung Sifa sambil melambaikan tangan nya ke arah Naya dan Clara.
"Bay, hati-hati" jawab Clara dan Naya dengan senyum.
Mobil Devano melaju meninggalkan area sekolah.
"Nay gua uda di jemput tuh, gapapa kan kalau gua tinggal?" Kata Clara tak enak.
"Em apa lu ikut gua aja, mungkin abang lu lagi sibuk" sambung Clara.
"Makasih, tapi gak usah gua nunggu abang gua aja" jawab Naya. Clara yang di tolak halus oleh Naya hanya bisa senyum dan melambaikan tangannya.
Naya menunggu sendiri di depan pagar sekolah. Banyak orang yang sudah di jemput dan sudah setengah jam Naya disana. Entah kemana pacar nya itu, bahkan hanya masalah kecil menjadi besar.
Naya membuang nafas kasar, dan mulai berjalan menelusuri ibu kota dengan sesekali duduk di halte karna lelah. Bukan Naya tak punya uang. Tapi tadi ia lupa membawa kartu credit nya dan dompet nya hilang saat di sekolah.
Hp nya pun lowbat. Mungkin hari ini hari yang menyusahkan bagi Naya. Saat ditengah perjalanan hujan deras mengguyur ibu kota jakarta. Naya mencari tempat untuk ia meneduh namun tak ada. Ia terus berlari dan ia melihat ada halte bus, dan Naya menghampiri halte bus tersebut dengan keadaan basah kuyup dan badan yang menggigil karna udara yang dingin.
Kepala Naya terasa berat. Pandangan Naya mulai menggelap dan ia jatuh ambruk di halte tersebut. Yup, Naya pingsan. Ada segerombolan anak motor berpakaian serba hitam yang melihat jika Naya pingsan pun memberi tahu ke teman teman nya yang lain.
Dan saat itu ada ketua dari geng motor tersebut. Ketua dari geng motor itu kaget karna ia tahu persis siapa gadis yang pingsan itu. Ia menelfon suruhan nya untuk mengantar kan mobil ke tempat nya berada. Dan tak lama mobil mewah milik nya datang. Dan gadis itu ia bopong untuk masuk ke mobil nya.
_________________________________
____________________________
Bersambung.....
Maaf baru update, ada urusan yang harus aku selesaikan dulu jadi baru bisa ini update😭. Maaf ya banyak typo😭. Jangan lupa vote dan komen yaaa🖤. Follow juga akun wp ku, minta bck cht aj👌.
IG: @melisaa.arn || flw, flbck? Dm.
See you next part guys🙂🖤.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy
Teen Fiction- (follow dulu akun wattpad ku sebelum membaca, karna akan ada yang aku privasi. Follow dulu agar kalian bisa baca🙂) Seorang pemuda bernama Kelvin Nathaniel Burkey, adalah seorang pemuda yang terkenal dingin dan tak ada seorangpun yang berhasil me...