Eps. 5

853 77 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.



.



.




"Baguslah jika akhirnya kamu setuju, ini demi masa depanmu juga." Ucap Ayahnya, sedangkan Ibunya hanya memberikan anggukan dan senyuman mendukung apa yang sudah Mark pilih. Ia akan pindah sekolah ke USA, disanalah ia akan menempuh pendidikannya. Sangat sulit baginya untuk meninggalkan Seokjin, sungguh sangat berat rasanya.

"Aku rasa sunbae itu baik, mereka sangat dekat sampai Seokjin menyebutnya 'hyung' dan tidak mengabari aku sampai sekarang." Ia merebahkan dirinya di kasur dan menatap bingkai foto, ia memeluk Seokjin dari belakang saat memasak di dapur rumah Mark tetapi itu dulu saat mereka masih menjadi sepasang kekasih.

Tempat yang panas tetapi juga menyegarkan bagi siapa saja yang mengunjungi tempat itu, musik tak pernah berhenti dan perempuan serta lelaki berkumpul disana.

"Akhir-akhir ini kenapa Tae-hyung tak datang kemari ya?" Mencari keberadaan seseorang yang ia maksud, kalau saja ia kebetulan melihatnya berada di club sekarang.

"Soobin!" Sesosok lelaki itu berjalan melewati lelaki dan wanita yang asik menari.

"Panjang umur, aku baru saja ingin menelponmu."

"Maaf, aku sibuk." Jawab Taehyung, duduk di kursi dan memesan bir. Dengan penampilan yang oke, memakai kemeja mahal bercorak hitam putih, satu setelan dengan ikat kepala yang ia gunakan, setelan jaket hitam yang ia ikat dipinggangnya. Siapapun, semua mata terarah padanya sekarang ini.

"Bagaimana dengan Seokjinnie? Kamu sudah bepacaran dengannya hyung?" Ucap Soobin lalu menenggak anggur merah sampai tetes terakhir digelasnya.

"Belum, tenang saja. Kamu tinggal menunggu hasilnya. Jadi jangan bertanya padaku terus seperti itu." Taehyung memutar tempat duduknya dan menatap orang-orang sibuk menari-nari dengan nuansa lampu menyala kesana kemari yang sangat memusingkan. Menatap mereka dengan tatapan kosong.

"Hm baguslah, aku percayakan semuanya padamu hyung."

"Hyung." Panggil lagi Soobin.

"Hm?"

"Mengapa kamu tidak mau memberitau tentang kematian Nuna padaku? Apa yang kamu sembunyikan dariku?"

Taehyung tidak menjawabnya, ia meminum minumannya. Ketika ia ingin berbicara, tatapannya tak sengaja melihat sosok yang ia kenali berada di club itu. Soobin lihat Taehyung nampak terkejut, ia mengikuti arah kemana Taehyung melihat sesuatu.

"Oh itu!" Soobin juga sama terkejutnya, ia melihat orang yang juga ia kenali sedang dikerumunan perempuan yang terlihat sedang sengaja mempermainkannya.

Taehyung merasa marah dan berdiri mencengkram kerah Soobin, adik kandungnya.

"Apa kamu yang membawanya kemari?!" Bentak Taehyung padanya, Soobin pun terkejut mengapa Taehyung terlihat sangat marah melihat orang itu disiksa.

"A-aku tidak tau apa-apa hyung, sungguh!"





Flashback on

"Uhh... Sangat tidak nyaman berada dirumah sakit." Dia sudah menitipkan surat untuk Taehyung kalau-kalau Taehyung mengunjunginya lagi dirumah sakit.

"Aku rasa aku harus menemui Mark secepatnya." Terakhir Seokjin melihatnya adalah saat kejadian kecelakaan itu, dia sendiri tidak tau kenapa Taehyung ada disana untuk menyelamatkannya. Seokjin sekarang merasa hidup dua kali karena Taehyung.

Sesampainya didepan pagar rumah Mark dengan jalan kaki, kakinya masih terasa sakit, pegal dan agak lemah. Penjaga disana mengenalnya dan menuntun Jin berjalan masuk kedalam rumah Mark, sudah sangat lama ia tak kemari.

"Seokjinnie?!" Ia baru saja ingin duduk, namun suara yang terdengar familiar menyebut namanya.

"Mark!"

"Kenapa kamu kesini?! Kamu masih sakit kan?!!"

"Aish bisakah kamu pelankan suaramu?" Ia dan Mark duduk bersebrangan, biasanya Mark duduk disamping sambil merangkulnya, tetapi kali ini berbeda.

"Kenapa kamu mencariku." Lirih Mark menatap kearah lain, Jin menatap Mark yang tidak mau menatap kearahnya.

"Karena aku khawatir padamu, kamu temanku Mark. Tentu saja aku-"

"Aku akan ke USA besok, kita bukan teman lagi Seokjinnie. Aku lelah, aku ingin melupakanmu."

Sakit.

Rasanya sesak.

Mark akan pergi darinya, dia tak punya siapa-siapa lagi. Matanya sudah perih sekarang, ingin menangis.

"K-kau akan pergi?" Suara Seokjin gemetaran, ia menutup mulutnya menahan emosi.

"Aku ingin melupakanmu. Tidak ada cara lain lagi." Itulah yang Seokjin dengar dari Mark sebelum ia berlari keluar rumah Mark.

Ckittt!

Lagi, hampir saja ia tertabrak jika mobil itu tidak berhenti. Sesorang keluar dari mobil.

"Seokjinnie?" Itu Ayah Mark, ia bermaksud ingin menanyakan kabar Seokjin dan hal lain karena lama tak bertemu, namun melihat kondisinya yang sedang menangis membuat Ayahnya Mark menjadi bingung.

Jin berlari tanpa mengatakan apapun, istrinya yang ada dimobil baru saja keluar dari mobil.

"Ada apa dengan Seokjinnie?" Tanya sang istri.

"Aku juga tidak tau, sepertinya dia baru saja berbicara dengan Mark."

Dia berjalan tanpa arah dan tidak bisa memikirkan apapun lagi, dia sangat kacau sekarang.

"Oh lihat, ada siapa disini~"

"Halo Kim Seokjin, apa kamu mengenalku hm?" Perempuan itu membungkuk untuk melihat wajah Jin yang menunduk karena tak berdaya, Jin dapat melihat jelas gundukan dada perempuan itu. Dia memakai pakaian yang terbuka, Dress tanpa lengan dengan bahunya yang telanjang, bahkan bagian punggung nya juga ia perlihatkan.

"Tcih, jalang."

"Apa? K-kau, berani nya mengatakan itu padaku!" Jelas Jin mengenalnya, itu Eunha. Kakak kelas yang selalu merendahkan adik kelas termasuk dirinya.

"IKUT AKU!" Perempuan itu menjambak rambut Jin dan menyeretnya kedalam club yang dekat dengan tempat kejadian dimana kawanan kelompok Eunha bertemu dengan Jin.

Dia mendorong Jin sampai punggungnya menabrak dinding, kala itu ada Jennie, Lisa, dan Yeji yang ternyata adalah mata-mata para kakak kelas ini.

Yeji itu suka membentuk rambutnya dengan berbagai gaya rambut, dia suka merayu lelaki dengan tingkah manja dengan permen dimulutnya.

"Mari kita lihat, apa yang bisa aku lakukan pada lelaki lemah sepertimu?"

Plak!!!

"Satu." Eunha menghitung tamparan yang ia lakukan pada wajah Jin, berharap wajah itu akan menjadi buruk.

Plak!

"Dua."

Flashback off





Plak!

"Eunha!!" Lisa, Jennie terkejut, sedangkan Yeji menutup mulut tak menyangka.

"Beraninya kamu mendaratkan tamparanku diwajah Seokjinnie." Taehyung menahan pergelangan tangan Eunha dengan erat, tatapan tajamnya yang mengerikan membuat Eunha gemetaran.

"Mari kita lihat, apa yang bisa aku lakukan pada perempuan jalang sepertimu?"

"Bersama dengan jalang lainnya."








Bersambung...

Bad Boy?! | kth.ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang