01. Everything About You

1.5K 22 1
                                    


"Aku tidak ingat betul bagaimana kita bisa bersama, namun yang pasti waktu-lah yang mempertemukan kita."

-Jeon Jungkook-

-Jeon Jungkook-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lelaki bertubuh tegap itu berjalan membuka tirai kamar dan berlalu menuju kamar mandi. beberapa menit ya habiskan untuk menyegarkan tubuhnya sebelum menyiapkan roti bakar untuk menu sarapan.

Sebut saja dia Jeon Junghyun, seorang pelukis terkenal yang namanya sudah tidak asing di kalangan banyak orang. Karyanya yang di minati banyak orang serta jangan lupakan wajahnya yang tampan.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Junghyun segera menuju basement untuk mengambil mobilnya. Ia akan pergi ke studio lukisnya untuk melanjutkan karyanya dan nanti ia ingat ada wawancara dengan seorang reporter.

Junghyun menyempatkan dirinya datang ke cafe sepupunya, Kim Taeho. Saat masuk aroma coffee dan roti yang masih hangat langsung menggoda indra penciuman Junghyun.

“Hyesun dua latte dan lima roti yang biasanya.“ ucap Junghyun kepada salah seorang barista yang sedang membersihkan meja kasir.

“Kau pesan latte lagi, Kak?” tanya Hyesun.

“Aku sedang ingin latte, Hyesun.“ jawab Junghyun.

“Baiklah, akan aku buatkan.“ Hyesun membuat pesanan Junghyun, sesekali keduanya saling melempar pertanyaan ataupun gurauan.

“Di mana Kak Taeho?” tanya Junghyun.

“Dia belum datang, entah ke mana.” Jawab Hyesun.

“Are you still single, bro?” mendengar suara itu sontak membuat Junhyun berdecak kesal.

“Tutup mulutmu itu, Kim.” Geram Junghyun.

“Tidak bisa, memangnya siapa dirimu.” ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang tunangannya.

Dia adalah Kim Taeho, pemilik cafe ini. Ia adalah sepupu Junghyun yang menurutnya paling menyebalkan, padahal dulu Taeho terkenal dingin. Namun entah bagaimana ceritanya, Taeho yang dulu dikenal dingin tiba-tiba berubah semenjak kehadiran seseorang yang menjadi tunangannya sekarang, Seo Myurae.

“Kak ini pesananmu.” Hyesun memberikan pesanan Junghyun, Junghyun mengeluarkan dompetnya untuk membayar pesanannya.

“Latte lagi? Tidak bosan?” tanya Myurae saat melihat pesanan Junghyun.

“Tidak akan pernah.” Jawab Junghyun.

“Kau masih belum bisa melupakan dia?” tanya Myurae.

“Melupakannya hal yang sulit, dia berdampak luar biasa untuk hidupku.” Jawab Junghyun.

“Aku pergi dulu, ada pewawancara yang akan datang sebentar lagi.” Pamit Junghyun.

“Baiklah, nanti jangan lupa luangkan waktumu untuk melihat anak Kak Yongjin nanti sore.” angguk Taeho.

Junghyun pergi dari cafe itu, langkahnya tiba-tiba berhenti saat ia berada di tikungan dekat studionya. Ia ingat, pertama kali ia bertemu dengan cinta pertamanya di tikungan ini. Sosoknya yang cantik terlihat terburu-buru dan tanpa sengaja menabrak tubuhnya.

“Sudah tiga tahun semenjak kejadian itu.” Gumam Junghyun.

Junghyun sampai di studionya, hal pertama yang ia lakukan adalah membuka gorden yang menghalang sinar matahari masuk. Ia membersihkan lantai studio dan mengelap sudut-sudut studio yang ia anggap rumah kedua.

Terakhir ia menghampiri sebuah lukisan berukuran besar yang tertutup kain satin putih. Ia membuka kain tersebut dan tampak sebuah lukisan wanita cantik dengan rambut hitam panjang yang sedang tersenyum.

“Andai kau masih di sini, mungkin kita sudah hidup bahagia dengan sosok malaikat kecil di antara kita.” tangan Junghyun menyentuh setiap inci dari wajah cantik wanita dalam lukisan itu.

“Permisi, halo perkenalkan saya pewawancara Yoon yang akan mewawancarai Anda.” Seorang wanita berusia sekitar 30 tahun memperkenalkan dirinya yang membuat perhatian Junghyun teralihkan.

“Senang bertemu dengan Anda.” Junghyun menyapa balik.

“Bagaimana kabar Anda?” pewawancara Yoon bertanya kepada Junghyun.

“Saya baik, bagaimana dengan Anda?” tanya Junghyun.

“Baik juga.” Jawab pewawancara Yoon.

“Apa kita bisa langsung mulai?” tanya pewawancara Yoon.

“Baik, silahkan.”

Pewawancara Yoon mulai memberikan pertanyaan seputar awal karier dari Junghyun maupun bagaimana awal Junghyun mencintai seni. Hingga fokus mata pewawancara Yoon teralihkan oleh sebuah lukisan besar wanita cantik.

“Junghyun-ssi, lukisan besar itu cantik sekali. Siapa wanita dalam lukisan itu?” tanya pewawancara Yoon.

“Lukisan itu?” tanya Junghyun seraya menunjuk lukisan yang ada di belakangnya.

“Ya, siapa wanita itu?” tanya pewawancara Yoon.

Junghyun diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan tersebut. “Itu lukisan wajah seseorang yang aku cintai, dia cinta pertamaku.” Jawab Junghyun.

“Sepertinya dia orang yang begitu berarti untuk Anda. “ ujar pewawancara Yoon.  “Kalau boleh bisakah saya mendengar cerita hidup Anda dengan wanita itu?”

“Apa Anda tidak akan merasa bosan?” Junghyun bertanya dengan ragu.

“Tentu tidak, sepertinya kisah kalian terdengar menarik.”

“Pertemuan kita di mulai saat...”

CANVAS ANEMOIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang