esok paginya, changmin berangkat sekolah seperti biasa. menunggu seorang diri di halte bus, memakan sehelai roti yang teroles selai kacang.
sampai ia menyadari eksistensi lainnya berada tepat disebelahnya, kepala changmin tertoleh hanya untuk mendapati sosok salah satu adik kelasnya itu sudah mengarahkan pandangan padanya.
"selamat pagi, kak changmin," sapanya hangat, sehangat matahari yang menyinari setiap tumbuhan agar berfotosintesis.
"pagi, sunwoo. tumben sekali naik bus?" changmin membalas sekaligus melontari pemuda dengan surai merah itu pertanyaan simple.
sunwoo tersenyum cerah, sepertinya suasa hati pemuda itu sedang bagus. "sedang ingin bareng sama kak changmin saja, tidak boleh?" tanyanya balik.
changmin hanya mengangguk, lantas ia alihkan pandangan pada jalan raya yang kini dipenuhi dengan lalu-lalang kendaraan pribadi. keduanya diam, hening menguasai.
"bagaimana kabar, kakak?" sampai sunwoo membuka suara kembali.
"baik, kabarku." changmin mengusap kedua tangan, sebentar lagi musim dingin akan segera datang.
"dusta."
changmin melirik sekilas sunwoo, mengapa masih bertanya?
"kakak bisa menyingkirkan 'itu' dengan operasi, tahu 'kan?"
changmin menghela nafas, lagi-lagi sunwoo membahas soal taman bunganya. "aku lebih tahu darimu, sunwoo."
"lantas kenapa kakak masih begitu keras kepala?"
changmin menghentikan usapan tangannya, membuang muka dengan raut masam kentara di wajah manisnya. ia bahkan sudah melupakan rotinya yang masih senantiasa tergenggam di antara jemari.
lagipula, ia cukup sulit untuk menelan, dengan semua sulur melilit tenggorokannya.
ia mencoba bernafas normal, meski sunwoo sudah mengetahui tentang taman bunganya sebulan lalu karena tanpa sengaja saat pemuda kim itu berkunjung ke rumah dan memakai wastafel di kamar mandi, ia menemukan beberapa kelopak serta setangkai gardenia penuh darah.
changmin tak bisa mengelak. bukti sudah terpampanh jelas dan berada di cengkraman sang adik kelas.
sebenarnya, semuanya sangat sederhana.
changmin tidak perlu menderita seperti beberapa tahun terakhir karena taman bunga itu. hanya saja, ia ingin egois. ingin tetap mencinta. ingin tetap memiliki rasa pada seorang kim younghoon.
walaupun changmin tahu, semua itu sama saja ia membunuh dirinya secara perlahan.
"kakak terlalu bodoh."
sampai kapan changmin akan terus mencoba menulikan saran dari sunwoo untuk segera melenyapkan bunga-bunga itu? dan membiarkan ada hati yang juga patah karena sikapnya itu?
—
2 Juli, 2020okd. aku ngebut *ngeng* karena sejujurnya ini cukup sederhana, seperti kasih sayang changmin untuk younghoon *awh*
KAMU SEDANG MEMBACA
gardenia | bbangsunkyu. ✓
Fanfictiontaman bunga itu mekar dengan indahnya, namun di tempat yang salah. warn! bxb, lowercase, semi baku, typo(s). Ⓒ httptbz, 2020