Bab 3 [NC21]

7.4K 51 5
                                    

WARNING: Rating full NC21 (dewasa)

Bagi yang belum cukup umur, dianjurkan untuk TIDAK membaca bab ini. Bagian di bab ini dapat dilewatkan. Langsung lanjut ke bab ke-5, tidak begitu memengaruhi isi cerita.

Bagi yang membaca diharapkan memiliki kesadaran tersendiri. Pengarang tidak bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil oleh pembaca. Terima kasih.

-

-

Alexa mengerjapkan matanya. Di mana dia? Kenapa semua terasa gelap?

Kesadaran perlahan menghampirinya. Ia dapat merasakan tubuhnya dalam posisi berbaring. Kedua tangannya terangkat ke atas, terikat pada sesuatu yang janggal—tiang, ia menerka. Pandangan matanya tertutupi oleh sesuatu. Kain? Kemudian, ia juga menyadari bahwa hidung dan mulutnya dapat bernapas dengan bebas.

Di mana dirinya saat ini? Mengapa posisinya begitu aneh?

Seketika Alexa tak mengantuk lagi, sedikit pun. Jantungnya berdebar kencang, meyakinkan ini bukan mimpi. Jika tubuhnya saat ini tak bisa bergerak, apa mungkin ... ia sedang diculik, saat ini?

Alexa menyadari bahwa mulutnya dapat membuka dengan leluasa. Benarkah ia diculik? Kenapa mulutnya tak disumpal? Lantas, ia jadi bingung. Haruskah ia tetap diam, berpura-pura tidur, mencoba untuk mendengar keadaan sekitar terlebih dahulu, ataukah langsung berteriak meminta tolong?

Alexa mencoba mengguncangkan tangannya, berharap ikatan tersebut dapat terlepas. Hasilnya nihil. Masih mencoba tenang, Alexa kemudian berpikir apakah ia jadi korban penculikan? Apa ia akan mati dibunuh? Ataukah ada yang ingin meminta uang tebusan? Mengapa? Siapa?

Gadis itu tetap diam, tak langsung berteriak. Dia tidak tahu sedang berada di mana, dalam kondisi seperti apa. Dia tak tahu apakah ada orang di sekitarnya atau tidak. Apa mungkin orang tersebut baru akan beraksi jika menyadari Alexa sudah terbangun?

Mencoba mengingat-ingat sesuatu, bayangan akhirnya berkelebat dalam pikirannya. Samar-samar, ia kembali ke beberapa waktu lalu. Ia ingat betul itu malam Jumat, hari di mana ia lembur hingga tengah malam. Tunggu. Bukankah ia sedang dalam perjalanan menuju rumah? Iya, benar. Itu artinya pengemudi mobil yang menculiknya?

Bukankah itu bodoh? Alexa punya semua informasi tentang sopir di teleponnya. Andai kata teleponnya dirusak atau semacamnya, pesanan yang dilakukan Alexa tetap tercatat di sistem aplikasi. Cepat ataupun lambat, penculiknya tetap bisa dilacak.

Seketika Alexa tersadar. Bagaimana jika ternyata dia memasuki mobil yang salah? Jantungnya berdegup kencang. Benar. Alexa yakin ia tak memeriksa pengemudi mobil tersebut. Ia juga tak begitu memerhatikan kesamaan ciri mobil dan plat kendaraannya. Alexa saat itu gegabah, melihat mobil berhenti di depannya dan langsung masuk begitu saja. Bodoh!

Lehernya terasa sedikit nyeri. Alexa kembali teringat samar-samar, namun rasanya seperti mimpi. Jika itu kenyataan, apa benar ia tertidur? Sepertinya memang ia tertidur di mobil, sempat mendadak terbangun karena ada rasa sakit di lehernya mendadak. Akan tetapi, kenapa Alexa malah tertidur lagi? Pemikiran demi pemikiran terus berputar di benaknya. Bukan tak mungkin ia tertidur, lalu justru disuntik obat bius. Sempurna. Jadilah ia bisa digotong seenaknya—sudah pasti ini bukan di dalam mobil dan dibaringkan dengan anehnya seperti ini.

Tubuhnya terasa dingin, angin menerpa langsung ke kulitnya. Alexa langsung tahu bahwa saat ini tubuh bagian atasnya tak tertutupi kain barang sehelai pun. Panik. Ke mana bajunya?!

Alexa kembali mengguncangkan tangannya. Kali ini menimbulkan suara. Kedua kakinya menggesek-gesek lantai, menyadari ia terbaring di sebuah tempat yang keras. Bukan ranjang, tetapi ... lantai?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rape Tape [NC21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang