Suasana studio rekaman malam itu tiba-tiba menjadi riuh. Plan, title, gun, manager mereka, juga semua orang di dalam studio itu panik tak kala mereka menyadari bahwa Perth hilang tanpa jejak.
Saat mereka melihat rekaman cctv, terlihat seorang pria berbadan cukup tegap, berpakaian serba hitam, mengenakan topi dan penutup wajah yang juga berwarna hitam mendekap Perth dari belakang dan menyeretnya keluar dari studio.
Saat mereka meminta untuk memeriksa cctv di bagian luar studio mereka tidak bisa menemukan apapun karena kebetulan cctv bagian luar sedang rusak, jadi mereka tidak bisa mengetahui dengan mobil apa dan bagaimana Perth di bawa pergi.
"Kita telfon polisi saja.." plan memberi usul.
"Tidak.. bisa menjadi berita besar jika sampai media tau" gun menolak usulan plan.
"Benar kata gun plan, seluruh negeri bisa heboh jika sampai ada pemberitaan bahwa Perth di culik" sang manager membenarkan ucapan gun.
"Lalu kita harus bagaimana? Diam saja dan menunggu Perth pulang? Yang benar saja" plan mulai kesal.
Benar, lalu apa yang harus dilakukan. Perth aktor sekaligus penyanyi terkenal, akan heboh jika sampai ada pemberitaan Perth di culik. Tetapi rasa khawatir mereka juga tidak bisa di hilangkan.
'bagaimana keadaan Perth'
'Siapa penculik itu'
'Apa tujuannya'
'Apa mereka ingin uang tebusan atau apa'
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikiran mereka semua, terkecuali title yang sejak awal tampak tenang di pojok ruangan, bahkan sesekali menyunggingkan senyum tipis, berharap yang lain tak menyadari senyumannya.
Ada apa sebenarnya dan siapa penculik Perth?
Sementara di tempat lain, di sebuah kamar yang cukup mewah tampaknya sebuah kamar apartemen. Seorang pemuda berwajah tampan, berkulit putih, berbadan tegap, mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana jeans berwarna senada.
Sedang duduk di sebuah kursi, tangannya terikat kebelakang, kakinya juga terikat, matanya tertutup sebuah kain panjang semacam dasi dan dengan mulut yang juga di bekap dengan kain sedang mencoba memberontak melepaskan diri, dia adalah Perth, Perth tanapon sang idola yang sedang di cari oleh manager dan teman-temannya karena sedang di culik.
Tak
Tak
Tak
Terdengar suara langkah kaki memasuki ruangan, Perth menajamkan telinganya mencari sumber suara.
"Emmmmm..." Ia berusaha berbicara dan memberontak namun hanya terdengar seperti menggumam karena mulutnya tertutup kain.
"Bagaimana keadaan mu Perth?" Tanya sang penculik,
Perth merasa tidak asing dengan suara itu tetapi terdengar berbeda, ia menggelengkan kepalanya berfikir bahwa ia pasti salah orang.
"Kau tidak menjawab pertanyaan ku Perth... Ahh aku lupa dengan kain ini" sang penculik akan membuka kain di mulut perth namun ia urungkan.
"Ahhh tidak, biar seperti ini dulu, aku suka melihat mu seperti ini" ujarnya lagi.
Penculikan itu berdiri tepat di depan Perth, tangannya membelai wajah Perth, tentu saja Perth memalingkan wajahnya, ia tak mau di sentuh oleh penjahat itu.
"Perth bagaimana jika kita melakukan sebuah permainan?.. jika kau bisa menebak siapa aku tanpa melihatku, aku akan membebaskan mu" sang penculik tersenyum menerawang.
KAMU SEDANG MEMBACA
backstreet story (Oneshoot) ✓
FanfictionKetika Para Pecinta menjalani jalinan kasih rahasia, berbagai tokoh dengan kisah masing-masing. 1821 area, sebagai besar kapal hantu.. skip aja klau gak suka. Oneshoot/twoshoot - Tlegun 🧡 - Perthmark 🖤