Chapter 1 - Home

6.3K 390 25
                                    


Hai, ini ceritanya udah lengkap sampai ending dan gaada yang aku privat sama sekali.

Jadi, buat kalian yang baru nemu ini cerita, aku masih mengharap vote&komennya. Terimakasih.....

Ini adalah cerita pertamaku, jadi mohon maaf jika banyak typo bertebaran, penulisan dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat, kata asing yang tidak dibuat miring, bahkan tulisan dalam tanda kutip tidak diberi titik dahulu. Mau ngrevisi tapi agak males karena chapternya terlalu panjang wkwk😭

Semoga tetap enjoy dan semua pesan yang ada di cerita ini masih bisa tersampaikan, Terimakasih.

Selamat membaca

Di sebuah purpustakaan pusat kota Jeonju terlihat beberapa siswa sedang menyibukkan dirinya dengan buku mereka masing masing. Tak terkecuali dengan gadis kulit putih pucat serta rambut hitam lurus terurai. Tahun ini adalah tahun terakhirnya menginjak sebagai siswa menengah pertama, jadi ia bertekad mempersiapkan semuanya agar lulus dengan hasil yang maksimal.

Jarum jam pendek sudah menunjukkan ke angka 10. Sadar hari sudah sepetang ini, gadis itu pun beranjak dari duduknya dan memasukkan buku-buku ke dalam tas. Ia segera menuju halte untuk menaiki bus menuju tempatnya pulang, yaitu "rumah".

Entahlah, ia juga tidak mengerti, rumah masihkah pantas disebut untuk tempat yang ia tinggali saat ini.

Jika yang kita ketahui rumah adalah tempat untuk kita pulang, beristirahat, berkumpul dengan semua anggota keluarga serta dibangunnya rasa kasih sayang dan cinta dari keluarga itu sendiri, tapi tidak dengan gadis satu ini, setidaknya sejak 10 tahun yang lalu.

FLASHBACK ON

PLAKKK

satu tamparan keras mengenai pipi pria yang masih memalingkan muka sambil menutup matanya karena menahan rasa perih akibat tamparan sang istri.

"Jadi begini?!!! Yang kau sebut bekerja di luar kota adalah bertemu dan bermain ranjang bersama wanita lain tanpa sepengetahuanku?" Tanya wanita yang air matanya sudah mengucur sejak dari awal sebelum sang suami pulang ke rumah.

Baru saja kemarin ia pergi mendampingi sang putri ke darmawisata di kota Seoul. Alih alih mendapat pengalaman atau hal-hal yang menyenangkan. Justru yang ia dapatkan adalah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa suaminya keluar dari kamar hotel bersama seorang wanita.

Apakah takdir memang se-kebutulan ini? Suaminya berada di hotel yang sama dengan ia dan anaknya menginap saat ini.

Mengetahui hal itu, ia masih harus menahan kesabaran setidaknya hingga ia sampai rumah dan meminta penjelasan kepada sang suami. Karena ia tidak ingin menangis, ataupun marah terhadap sang suami mengingat hari itu adalah hari menyenagkan bagi anaknya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Tidak, ia tidak ingin anaknya menyaksikan apabila terjadi pertengkaran apalagi di hotel seperti ini.

Setelah lama memalingkan wajahnya dari sang istri, bukannya kalimat penjelasan atau sanggahan, justru ia malah berkata.

"Mari kita bercerai, aku sudah tidak mencintaimu. Bahkan aku sendiripun tidak tahu apakah dari awal kita menikah memang didasari atas nama cinta atau karena paksaan kedua orangtua kita? Aku sudah mencintai wanita itu sebelum kita bertemu, jadi mari kita urus cepat sidang perceraian kita." ucap sang pria dengan wajah datar dan tidak terlihat sedikitpun tanda-tanda bahwa ia menyesal telah mengatakan hal tersebut kepada istrinya.

SAVE ME (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang