"Tante Jinhee, ngapain Tante ada di sini?!"
Jinhee tercengang ketika seseorang memergokinya di dalam ruangan kerja Sungmin, beberapa berkas maupun benda-benda berserakan di lantai.
Mungkin itu ulah Jinhee.
"Kamu, ngapain di sini?" Jinhee segera mengambil amplop yang terjatuh tadi, lalu menyembunyikannya. Dia menarik Sora ke dalam seperti hewan yang ingin menerkam masangnya habis-habisan.
"Apa saja yang kau lihat?"
"Mmm─ sa-sakit tante!" keluhnya disaat tangan Jinhee mencengkram kuat leher Sora.
Perih sekali, mungkin karna kuku panjang milik Jinhe berhasil menggores lehernya.
"Ayo jawab!" pekik Jinhee emosi ketika tidak mendapatkan respon apapun darinya. Sora meringis kesakitan kala cengkraman tangan Jinhee semakin keras. Rasanya ia ingin menangis.
"A-aku liatt, kalo tan-tante nga-gambil uang di brankas om Sungmin!" ujar Sora tertekan.
"Rahasia 'kan ini, atau kamu milih mati di tangan saya, okey Sora?!"
Tok..tok..tok
"Sora?"
Felix membuka sedikit pintu rumah adiknya. Dia mendongakkan kepala ke dalam rumah, ternyata Sora sedang tertidur pulas, pantas saja tidak ada yang jawab.
Lelaki itu tersenyum, ia menyimpan kantung kresek yang dibawanya ke atas meja, lalu setelah itu duduk di pinggir kursi dimana Sora sedang terlelap disana.
"Ya ampun, kenapa tidur disini sih, ck!" decak Felix seraya memperhatikan wajah Sora yang sedang terpejam.
Dia merasa kasian sekali melihat adiknya seperti ini. Belum lagi posisi tidurnya kurang baik.
Felix mengusap surai rambut milik Sora, ia tersenyum lebar. Namun penglihatannya langsung tertuju pada luka yang berada dilehernya, kenapa ada luka goresan?
"Eumm." Sora melenguh pelan, matanya melotot karna terkejut tiba-tiba mendapatkan Felix yang berada di sampingnya.
"Ehh abang, kapan disini?" tanya Sora heran, ia berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya karna sehabis bangun tidur.
"Beberapa tahun yang lalu!" guraunya, Sora memukul pelan pundak Felix.
"Ish... abang bawa apa? kebetulan gue laper, ahay!"
Felix geleng-geleng kepala melihat sikap Sora yang memakan martabaknya dengan lahap, dia sedang kelaparan atau kerasukan?
Felix melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangannya, "Sora, gue pulang dulu ya. Takutnya nenek penyihir marah, gue cuman izin buat ke rumah si Lino soalnya!"
"Yaudah bang, hati-hati di jalan!" ucap Sora dengan mulut penuh dengan makanan.
Felix tersenyum kemudian mengacak-acak rambut Sora gemas, setelah itu ia melenggang pergi.
***
Seperti biasa, Sora pergi ke sekolah. Namun berbeda untuk hari ini, sekarang dia di jemput oleh Sana memakai mobilnya.
Sebelum teman-temannya datang menjemput, Sora memilih untuk duduk sambil memainkan handphonenya di teras rumah.
LINE
Mi Sora
Masih dimana woy?! |
Gue nungguin nihh🙄 |ImNayeon
|Bentar sabar
|Si sana riweh nyariin kunci mobil.Sora menghela nafas berat, tau begini mending dia pergi naik bus. Setelah beberapa menit berlalu, Sana datang menghampiri Sora ke rumahnya.
"Idih, gue suruh lu nungguin di jalan. Eh tau tau malah ada disini!" sewot Sana kesal, namun Sora tak memperdulikan itu. Lebih baik dia diam dari pada akhirnya saling berdebat.
Letak rumah Sora melewati gang sempit yang tak mungkin bisa dilalui oleh mobil, jadi mereka mau tak mau harus berjalan melewati gang kecil jika ingin pergi menuju ke area jalanan.
Di jalan raya, ternyata ada Nayeon yang menunggunya di depan mobil, gadis itu melambaikan tangan sambil menunjukkan gigi kelincinya.
"Kok cepet banget datangnya," celetuk Nayeon, menyindir dengan sarkasme.
"Keburu telat, ayok masuk!" Sana memasuki mobilnya, ia menghidupkan mesin lalu cepat-cepat melajukan mobil setelah memastikan teman-temannya duduk.
Setibanya di sekolah Sana, Nayeon, dan tentunya Sora berjalan beriringan melewati koridor-koridor sekolah. Mereka seperti artis yang di sana-sini di tatap aneh oleh para siswa disekitarannya.
Sudah hal yang biasa, jadi tak mungkin mereka mempermasalahkannya.
Srett..
Sora terkejut ketika ia dan kedua temannya berbelok ke kanan, di depannya tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghadang jalannya.
"Yedam lu ma───
Belum sempat perkataannya beres, Yedam terlebih dahulu berjalan dan menyenggol bahu Sora kasar.
Nayeon yang terkena senggolan pun berdecak kesal, sedangkan Sana hanya geleng-geleng kepala sambil menghela nafas kasar.
"Jadi gini sifat lu sekarang Yedam!" teriak Sana membentak, sampai Sora dan Nayeon di sebelahnya tercengang. Alih-alih perhatian semua murid pun tertuju kepadanya.
"Emangnya kenapa hah! Lu pada gak ngertiin gue kan?!" balas Yedam tak mau kalah. Kini posisi mereka saling memunggungi, tak ada satupun dari mereka yang memutar badan ke belakang.
"Mau ngertiin gimana cih, kalo lu terus kaya gini! di tanya malah diem, dan di bentak gini malah balik ngebentak!"
Sora mengusap punggung Sana supaya dia tak terlalu emosi. "Udah ih, kok malah berantem."
"Ayok!"
Namun Sana malah semakin terarut dalam emosi, ia menarik lengan Sora dan Nayeon untuk menjauhi Yedam disana.
Biarkan saja dia seorang diri!
Namun disisi lain Yedam mengepalkan tangannya, rahangnya sedikit mengeras. Dia memukul dinding sehingga menimbulkan bunyi yang keras, tak peduli dengan tangannya yang berakhir nyeri.
"Ck, kekanakan lu, dam!" Changbin geleng-geleng kepala ketika tak sengaja melihat pertengkaran mereka tadi, lelaki itu memilih untuk berjalan meninggalkan Yedam di tempatnya.
Yedam tersenyum miris, ketika dia sedang mempunyai masalah. Teman temannya malah bersikap seperti ini?
Cuih.
![](https://img.wattpad.com/cover/220389440-288-k655233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Baper ⋮ Leeknow ✔︎
Fanfic[COMPLETED] Hanya sepenggal kisah cinta Lino yang gagal untuk kedua kalinya. ✎↷: ㅤㅤ| Start: 3 Mei 2020 ㅤㅤ| End: 14 April 2021 ㅤㅤ| Revision: 30 September 2024 ㅤㅤ| Republish: 1 Juli 2023 ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ [!!!] Ini cerita pertamaku dan mohon maaf untu...