[COMPLETED] Hanya sepenggal kisah cinta Lino yang gagal untuk kedua kalinya.
✎↷:
ㅤㅤ| Start: 3 Mei 2020
ㅤㅤ| End: 14 April 2021
ㅤㅤ| Revision: 30 September 2024
ㅤㅤ| Republish: 1 Juli 2023
║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
[!!!] Ini cerita pertamaku dan mohon maaf untu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
꒷꒦⊹꒷꒦⊹꒷꒦⊹
"Kok gue di bawa kesini sih?" tanya Sora setelah turun dan melepas helm yang dikenakannya.
"Liat ajah, ikutin gue." Sora mengangguk menuruti perintah Lino, setelah sampai di depan pintu utama, resepsionis yang telah mengenal Lino menyapanya sopan dan ramah.
"Halo tuan, bisa saya bantu?" sapa resepsionis itu, Lino tersenyum sebagai balasannya.
"Papah mana?"
"Oh pak sungmin, beliau ada di ruangannya."
Setelah mengetahui keberadaan Pak Lee papahnya Lino. Lino dan Sora segera memasuki Lift utama menuju ke lantai 14.
Mereka terdiam di depan pintu yang bertulisan Chief Executive Officer yakni ruangan CEO lee Sungmin.
TOKK.. TOKK ..TOKK.
"Masuk," teriak seseorang di dalam ruangan, ternyata suara Lee Sungmin.
Lino mendorong pintu pelan diiringi dengan Sora yang berjalan mengekor di belakangnya.
"Eh Sora, Lino kalian?" di dalam ruangan ternyata ada Taeyong, dia heran melihat keduanya datang kesini bersamaan.
"Bang... gu-gue min-" ucap Sora gelagapan, dan tiba-tiba omongannya di potong.
"Gak papa gue udah tau, Lino udah bilang kalau elu gak bisa kerja dulu," potongnya.
Sora tersenyum lega, majikannya ternyata tidak marah. Tapi mungkin Shift kerjanya Joy tertambah karna Sora cuti bekerja. Tenang saja, mungkin nantinya Sora akan bekerja full di cafe.
"Pah, cabut keputusan papah yang udah mecat tante Jinhee," pinta Lino dan langsung di berikan tatapan heran dari papahnya.
"Loh kenapa, kamu kan yang minta?" Sungmin bertanya lalu menghela nafas berat.
"Lino salah, seharusnya masalah Lino gak boleh nyangkut paut soal kerja, pah," sesal Lino sambil memelas, di sisi lain Sora tersenyum tipis karna Lino membujuk papahnya lagi untuk mempekerjakan ibu tirinya itu.
"Oke, kalo itu udah perintah kamu."
Lino tersenyum senang pada papahnya, sedangkan Taeyong yang duduk tak jauh dari merekapun mengerucutkan bibirnya lucu.
Bukan lucu tapi keliatan kaya gorila monyong.
***
Bang Felix is calling you..
"Halo iya bang?" tanya Sora setelah mengangkat teleponnya, terdengar suara Felix yang mendengus sebal di seberang sana.
"Lu baru angkat telpon, gue cuman mau nanya lu udah kemo ke dokter Kim belum?"
Sora lupa, sudah dua hari ia telat kemoterapi pada dokter. Bisa mampus kalo Felix sampai memarahinya.
"Malah diem, belum ya? kenapa hm, gak ada uang?" tanya Felix dengan suara berat khasnya, Sora cengengesan lalu cepat-cepat membuka suara.
"Uang ada kok, cuman gue lupa aja," balas Sora berbohong, sebenarnya Sora tak punya uang. Uang hasil balap liar dan hasil kerja di cafe Taeyong sudah habis di bayarkan uang kontrakan, belum juga habis untuk memenuhi kehidupan sehari harinya.
Sora tidak mau merepotkan abangnya itu, dari dulu sampai sekarang ia merasa memberatkan bebannya. Cukup kali ini saja, Sora ingin belajar mandiri.
"Yaudah, besok lu kemoterapi. Jangan sampai enggak, gue khawatir kalo elu bakalan kenapa kenapa!"
"Iya bang, oke sip!"
"Udah dulu ya, mamah mau kesini," ucapFelix berbisik di seberang sana, lalu tak lama dia mematikan sambungan telepon.
Sora segera menghampiri Lino yang tadi menunggunya untuk mengangkat telepon sebentar, saat ini mereka masih di wilayah perusahaan Lee Sungmin.
"Udah?" Lino bertanya sambil menyodorkan helmnya yang kemudian langsung di terima oleh gadis beramput pendek berponi itu.
"Kak gue terima jadi pacar boongan lu, gue bakalan bantu elu jauh-jauh dari Tzuyu," kata Sora sebelum menaiki motor, sedangkan pemuda itu sudah mengunakan helm untuk bersiap-siap pergi.
"Gue serius, tapi ada syaratnya!" tambahnya setelah menyadari bahwa dia hanya diam tak mengubris sama sekali.
"Syaratnya apa?"
"Pinjemin gue motor lu malem ini juga! gue mau balapan."
Atas perkataan Sora barusan, Lino tercengang tak percaya.
"Lu itu cewek! bahaya banget tau gak!" tegur Lino. Apalah daya Sora, ia sangat membutuhkan uang sekarang juga untuk kemoterapi ke dokter besok. Biayanya pun gak main-main.
"Yaudah kalo gak mau, gue bisa pinjem motor si Changbin!" seru Sora lalu memalingkan wajah ke arah lain, ia enggan untuk menatap wajah Lino yang sudah tertutupi oleh helm.
Lelaki itu terdiam dan tampak berfikir, apa harus dia menyetujui persyaratan Sora?
Disisi lain dia memang butuh orang yang akan menjadi pacar bohongan, supaya Tzuyu tidak bisa terus mendekatinya. Lino sudah muak dan kesal dengan mantan kekasihnya itu.
Sudah putus tapi tetap mengejar ngejar!
"Oke, tapi malem ini gue ikut lu ke tempat balapan!" kata Lino yang membuat Sora tersenyum senang.