h a p p y r e a d i n g
🐰🐰🐰
"Eh kalian sadar gak sama sikap Yedam yang akhir akhir ini agak aneh?" tanya Nayeon mulai gossip, kedua temannya yang sibuk dengan kegiatannya itu mengedikkan bahu.
Sudah beberapa hari berlalu, Yedam jarang sekali berbicara, lelaki itu hanya selalu menghabiskan waktu sendirian.
Dan Changbin, dia sama sekali tak memperdulikan teman perempuannya itu, dia malah asik bermain bersama teman-teman lainnya.
"Pasti si Changbin tau, panggil tuh anak!" Sana mencolek bahu Sora pelan, lantas Sora menoleh sinis. Sedang bermain handphone tapi Sana malah menggangunya.
"Bin, Changbin! udah ya."
"Lah bangke! mana bisa di denger sama tu anak, agak kerasan dong manggilnya!" sungut Nayeon.
Sora hanya menghela nafas malas dan geleng-geleng kepala.
"CHANGBIN WOY! ANAK PREMAN SINI LU!" teriak Sora sekencang-kencangnya, bukan hanya Changbin yang menoleh, seisi kelas juga ikut mengalihkan pandangan ke tempat dimana Sora dan kawannya berada.
"Malu anjir! jangan keras keras juga."
"Idih, kan lu nyuruh gue buat manggil kenceng."
Nayeon hanya terkekeh. Tak lama Changbin pun datang, tapi masih sibuk dengan vidio gamenya.
"Lu tau gak si Yedam itu kenapa? akhir-akhir ini jadi agak pendiem," tanya Sana to the point, yang lainnya angguk-angguk membenarkan.
"Gak tau!"
"Euu──"
Baru saja ingin berbicara, ketiga gadis itu merasa jengah karna sikap Changbin yang terkesan cuek, seolah-olah tak memperdulikan dengan apa yang menjadi permasalahannya saat ini.
Sora meletakan earphone dan handphonenya di kolong meja, ia melirik bangku milik Yedam yang kosong.
Lelaki itu pasti ada di roftoop tempat andalannya, Sora memang tau.
"Eh bad girl mau kemana lu!" cegah Nayeon ketika dirasa Sora akan meninggalkan bangku tempat duduknya.
"Nyari Yedam, kalian tunggu disini. Cuman bentar doang."
"Hm, cepetan jangan lama. Pelajaran selanjutnya bentar lagi mau dimulai." Sora menganguk sebagai balasan untuk Sana. Setelah itu, Sora pergi ke rooftop, siapa tau Yedam ada disana.
Benar saja, lelaki itu ada disana sambil duduk termenung. Entah apa yang membebani pikirannya itu, Sora segera memposisikan duduk di sebelahnya. Ia menyikut lengan Yedam namun tak terpengaruh sama sekali.
"Lu kenapa? akhir-akhir ini jadi jarang ngomong, coba cerita," ucap Sora pelan.
"Bukan urusan lo!" Sora semakin bingung karna Yedam, dia biasanya tidak pernah memekik jika sedang berbicara.
Sudah di duga, Bang Yedam ini pasti sedang marah.
"Oh gitu, gue kan temen lu. Cerita aja santai, siapa tau beban pikiran lu jadi hilang."
"Oke, gue udah putus sama pacar gue."
Sora membulatkan mata sambil menutup mulutnya yang berbentuk huruf 'O' karna terkejut.
"Senengkan lu kaya gini! gara-gara kecemburuan semuanya jadi hancur!" geram Yedam sambil berdecih, Sora terdiam berusaha mencerna apa yang di maksud Yedam kepadanya itu.
"Maksudnya? kenapa gue harus seneng? emang pikir lu gue itu seneng ngeliat temen lagi hancur kaya gini?" tanya Sora bertubi-tubi lalu ia beranjak berdiri bersamaan dengan Yedam.
"Gue putus karna Minju gak mau ngeliat sahabatnya sedih gara-gara Kak Lino yang terus deketin lu Sora. Karna gue itu temen dekat lu, gue jadi kena imbasnya!"
"Semuanya 150 ribu," ucap sang kasir setelah memberikan belanjaannya, Sora merogoh celana rok sekolahnya dan segera membayar uang pada kasir itu. Ia membeli aneka Snack makanan untuk duho.
Lino, lelaki itu menyuruh Sora untuk menjaga Duho di rumah, karna Irene bundanya tiba-tiba ada keperluan ke kantor bersama suaminya, entah mau apa.
Duho sedang sakit tapi kedua orang tunya malah sibuk, kasian sekali anak itu.
Alasan Lino menyuruh Sora untuk mengurus Duho di rumah karna permintaan Duho sendiri, Sora tak bisa menolak, biarlah cafe di jaga oleh lelaki itu dengan para pegawainya.
Sekian lama Sora berjalan kaki, ia telah sampai di depan rumahnya Lino. Dan kebetulan mobil yang Taeyong kendarai datang ke halaman rumah.
"Sora karna rumah gue lumayan jauh dari sini, tolong jaga Duho di rumah bokap gue aja ya. Langsung masuk aja pintu gak di kunci, kok!" ucap Taeyong yang di balas anggukkan kepala oleh sang lawan bicara. Sora segera mengambil alih Duho di pangkuan Ayahnya.
Taeyong berpamitan dan segera memasuki mobilnya, lelaki bemarga Lee itu melambaikan tangan ketika akan menjalankan mobil.
Duho membalas lambaian tangan ayah dan bundanya itu sebelum mobil kedua orang tuanya menghilang dari kejauhan.
"Duho udah minum obat?" tanya Sora setelah membawa Duho ke dalam rumah ia menurunkan anak kecil itu di atas sofa.
"Udah kok, Duho udah minum obat. Tapi Duho pengen susu!" pinta Duho sambil terkekeh.
Sora tersenyum lalu mengangguk. Ia segera pergi menuju ke dapur, meninggalkan Duho yang tengah duduk menonton TV sambil memakan snack yang tadi Sora beli di supermarket.
Karna tak tahu arah dapur dimana, Sora menyusuri setiap ruangan yang ada. Maklum rumah ini sangat besar, banyak berbagai ruangan yang membuat Sora kebingungan.
Namun, intensinya tertuju pada sebuah ruangan yang berada tak jauh di dekatnya, pintu ruangan itu sedikit terbuka, berbeda dengan ruangan lainnya.
Samar-samar Sora mendengar sesuatu di dalam sana, suara decakan atau barang-barang yang jatuh.
Karna penasaran, Sora melangkah perlahan dan mengintip ke dalam.
"Tante Jinhee, ngapain Tante ada di sini?!"
Halo maap ya Author baru up:(
Eh iya, cerita ini keknya mau tamat. jadi mungkin tinggal beberapa chapter lagi hehew..Author cuman bisa bikin konflik ringan gakpapa kan?
Maap gantung:0
Jangan lupa Vote dan komen:)
![](https://img.wattpad.com/cover/220389440-288-k655233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Baper ⋮ Leeknow ✔︎
Fanfic[COMPLETED] Hanya sepenggal kisah cinta Lino yang gagal untuk kedua kalinya. ✎↷: ㅤㅤ| Start: 3 Mei 2020 ㅤㅤ| End: 14 April 2021 ㅤㅤ| Revision: 30 September 2024 ㅤㅤ| Republish: 1 Juli 2023 ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ [!!!] Ini cerita pertamaku dan mohon maaf untu...