Chapter 3

61 2 0
                                    

Di sisi lain seorang pria dengan tinggi 183 cm dan masker yang melekat di wajahnya tengah mencari keberadaan anjing kesayangannya menggunakan mata tajamnya. Ia sengaja tidak mengeluarkan suara karena takut kalau ada yang mengenalinya.

Ia kehilangan anjingnya saat sedang bersama salah satu rekan dan managernya untuk membicarakan come back pada bulan depan.

Saat sedang sibuk mencari anjingnya ia melihat seorang wanita di seberang jalan yang tengah menggandeng seekor anjing dengan bulu putih bersih. Lantas ia langsung menghampirinya dan merebut paksa anjing yang di bawanya, sehingga membuat wanita itupun terkejut.

"Astagfirullah, hei kemarikan anjingnya!" Pinta wanita itu dengan raut terkejutnya. Sedangkan sang pria hanya diam dengan sorot mata tajam.

"Maaf tuan kembalikan anjingnya, saya sedang mencari pemiliknya" ucap Rara, namun lagi lagi tak ada sahutan dari lawan bicaranya

"Ni orang bisu apa gimana yaa" monolag Rara dalam hati

"Tuan hei tuan! Apa kau mendengarku?" Tanya Rara seraya melambaikan tangannya di depan wajah sang pria. Namun lagi lagi tak ada sahutan tetapi, sang pria malah menangkap tangan Rara dan membawanya ketempat yang lumayan sepi

"Astagfirullah, hei tuan jangan pegang pegang duhhh" eluh Rara sambil memukul genggaman tangan sang pria

Saat sampai disebuah taman yang lumayan sepi sang pria langsung menghempaskan tangan kecil Rara.

"Kenapa kita disini? Mana kembalikan anjingnya" pinta Rara

"Dengar baik baik. Anjing ini milik saya!"

"Huh mana buktinya, jaman sekarang banyak orang yang suka menipu"

Sang pria nampak sedang membuka layar ponsel yang ia genggam dan menunjukkan kepada Rara.

"Lihat ini!" Di wallpaper ponsel sang pria terdapat gambar seekor anjing kecil yang sama persis dengan anjing yang ia temukan tadi.

"Gimana? Sekarang sudah percaya?" Tanya sang pria dengan nada angkuhnya.

"Ya udah sii biasa aja, saya minta maaf kalo gitu" ucap Rara dengan nada yang ogah ogahan, terdengar tidak sopan memang tapi bodoamat, pikir Rara.

Sang pria tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan Rara sendiri di taman tersebut. Rara yang melihatnya hanya mendengus tidak suka.

"Songong amat" ucap Rara sebal seraya pergi dari taman tersebut.

***

Saat ini Rara sedang menikmati keindahan Namsan dari balkon apartemennya ditemani secangkir cokelat panas. Udara malam hari sangat dingin mengingat besok adalah salju pertama di Korea menurut berita yang ia lihat tadi.

Ponsel Rara berdering menandakan adanya panggilan yang masuk. Rara langsung mengambilnya dan melihat si penelpon yang ternyata dari sang bunda.

"Assalamualaikum Rara"

"Waalaikumsalam Bun"

"Sudah sampai apartemen?" Tanya si penelpon

"Sudah kok Bun"

"Kenapa belum tidur?"

"Iya habis ini tidur"

"Ya sudah cepat tidur ini sudah malam. Bunda tutup dulu telponnya"

"Iya bunda, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Panggilan pun berhenti. Rara berjalan menuju pantri untuk meletakkan cangkir yang sudah habis isinya dan kembali ke tempat tidurnya untuk melaksanakan perintah sang bunda

***


Meet You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang