Fourteen

26.3K 3.5K 566
                                    

Bilang kalau typo atau nama yang salah
Happy reading

"yeeun, ada yang nyariin. "  saat itu, kegiatan mengerjakan tugasnya terganggu, Yujin mengetuk pintu kamar asrama yeeun.

 "siapa, jin?"

 yujin hanya mengedikkan bahunya tak acuh.

 "liat aja di depan."

maka saat itu, yeeun mengangguk, segera merapikan bukunya di atas meja belajar,  kemudian lekas beranjak keluar dari kamarnya menuju pintu depan asrama. wanita cantik itu mengerutkan keningnya bingung, ketika mendapati sosok Jaemin dengan senyum tipis bak anak-anaknya berada di depan pintu asrama yang ia  tinggali.

 "kak, bisa ngobrol sebentar?"

 Yeeun mengangguki ajakan Jaemin.  dan, di sini lah mereka, duduk di kursi taman asrama khusus wanita yang yeeun  tinggali. asrama yang jaraknya tak terlalu jauh dari asrama tempat tinggal Jaemin.

 "ada apa, na?" tanya yeeun.

 raut Jaemin sedikit menggugup, ia menggaruk belakang kepalanya dengan kikuk

"maaf ya, kak "

 yeeun mengerutkan kening bingung, "kok minta maaf?"

 "sama yang tadi siang."

 wanita itu masih terlihat kebingungan dengan ucapan maaf tiba-tiba dari lelaki manis

 "kak Yen sama Jeno.. berantem."

 Ah, yeeun mengerti sekarang kemana arah pembicaraan Jaemin saat ini.  jika diingatkan kembali, sebenarnya yeeun masih sangat kesal sampai saat ini pada  Jeno.

 "gara-gara aku kalian berantem. maaf, kak, aku bikin janji kalian berdua batal."

 Jaemin menunduk, memainkan ujung kaus putihnya.  sementara itu, yeeun hanya terdiam, menunggu kata apalagi yang akan Jaemin  serukan, memberi kesempatan untuk si manis berargumen di hadapannya.

 "maaf juga.. Jeno terlalu banyak ngabisin waktu sama aku sampe gak ada waktu buat  kak yeeun bareng sama Jeno. pokoknya aku minta maaf."

 Jaemin menatap yeeun dengan manik kembarnya yang meredup karena rasa  bersalah.

"kalo emang kehadiran aku bikin kalian gak bisa ngabisin waktu bareng, aku bisa  kok, jauhin Jeno—"

 "Jaemin.." Yeeun meraih kedua tangan lelaki manis itu, senyum menawan di bibir  merah mudanya yang sedikit mengkilap, terpoles lipbalm.

 "kenapa kamu yang minta maaf?"

 "karena aku salah."  Si cantik di hadapannya menggeleng dengan raut tak terima.

 "kamu gak salah, Jaemin. sama sekali gak salah " Yeeun menggenggam kedua tangan Jaemin dengan satu tangannya, sementara tangan yang lain ia gunakan untuk mengelus punggung tangan halus milik bocah  manis itu.

 "aku marah sama Jeno, bukan sama kamu, Jaemin."

 "tapi Jeno gitu karena aku—"

 "engga, bukan kamu, na."

wanita cantik itu menghela napas, "Jeno emang terlalu banyak ngabisin waktu sama kamu, tapi bukan kamu yang salah di sini. dianya yang gak pernah bisa bijak bagi waktunya” yeeun menjeda sebentar untuk menarik napasnya.

"aku gak pernah masalah kok kalo dia selalu bareng sama kamu, kalian kan  sahabatan. tapi, dia kadang lupa kalo dia punya pacar."  Yeeun tersenyum ketir sambil memandang genggaman tangannya pada tangan  Jaemin.

Adiós || Nomin ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang