Baby | 03. Nightmare

1.3K 156 5
                                    

15+

Saat ini Taeyong sedang mengerjakan lirik untuk lagu comeback bersama grupnya yang akan datang. Dirinya tengah ada dikamarnya sendiri, ingatkan Taeyong bahwa ini sudah memasuki tengah malam. Dirinya bekerja tanpa kenal waktu. Padahal membernya sudah mengingatkannya untuk tidak begadang lagi. Tapi Taeyong tetaplah Taeyong, dia tidak ingin mengecewakan penggemarnya.

"Taeyong-ie hyung" Setelah mengetuk pintu, Haechan membuka dan mengintip dari pintu kamar Taeyong dengan wajah khas orang bangun tidur dengan rambut yang berantakan.

Taeyong menghentikan aktifitasnya sebentar menengok Haechan kemudian, "Ada apa Haechan­-ah?" tanya Taeyong pada maknae NCT 127 tersebut.

"Tunanganmu menunggumu diruang tamu." Ucap Haechan yang sekarang sudah berada diatas kasur dingin milik Taeyong.

Taeyong mengernyitkan alisnya heran, "Untuk apa dia kesini?"

"Mwolla, keluar sana temui tunanganmu yang sedang ditenangkan Johnny hyung."

"Eh? Ada apa?"

"Temui saja. Dia sedang menangis." Setelah mendapat jawaban dari Haechan, Taeyong langsung bergegas menemui tunangannya yang sedang di tenangkan oleh Johnny. Oke, harusnya Johnny tahu batasan. Kenapa dia harus merangkul pundak tunangan cantiknya itu?!!! Tolong ingatkan Taeyong untuk memukul Johnny besok.

"Jisoo-ya" panggil Taeyong yang langsung mendapat pelukan erat dari Jisoo.

"Tenangkan dia, bawa ke kamarmu." Pinta Johnny, Taeyong bertanya ada apa dengan Wanitanya melalui tatapan mata yang dijawab gelengan tidak tahu Johnny.

"Oh ya, ingat kau Taeyong! Jangan kelepasan seperti waktu itu! Jisoo besok masih memiliki jadwal promosi dengan grupnya!" Johnny memperingati Taeyong agar tidak melakukan hubungan intim dulu. Taeyong berdecak lalu pergi ke kamarnya. Dirinya tidak melihat Haechan, mungkin Haechan sudah kembali ke kamarnya.

Taeyong menggiring Jisoo untuk duduk dikasurnya, lalu memberinya satu gelas air untuk diminum. "Kenapa kau tengah malam ke dorm kami? Apa kau sudah mendapat izin dari manajermu?" tanya Taeyong.

Jisoo menegakkan kepalanya, menatap mata Taeyong. Ia berkaca-kaca lagi. Taeyong segera memeluknya dan menepuk-nepuk punggung Jisoo untuk menenangkan Wanitanya. "Ada apa? Apa kau memiliki masalah?" tanya Taeyong. Lagi.

Dalam pelukannya, Taeyong bisa merasakan Jisoo menggeleng dan mulai menangis lagi. Taeyong menngayun-ayunkan Jisoo dalam pelukannya agar merasa tenang.

Setelah dirasa sedikit tenang, Jisoo melonggarkan pelukannya dari Taeyong dan menatap Taeyong, Jisoo memberanikan diri untuk mengecup Taeyong dahulu. Hanya mengecup sebentar lalu melepaskannya. Taeyong mengacak surai Jisoo gemas. Dia tersenyum mendapati Jisoo yang saat ini tengah cemberut atas perlakuannya. "Wae? Kau besok masih punya jadwal, kan?" Jisoo hanya menganggukkan kepalanya.

"Taeyong-ah" Taeyong hanya menjawab dengan deheman dan memandangi wajah cantik Jisoo. Kenapa bisa ada wanita secantik dan seimut Jisoo? Taeyong merasa beruntung mendapatkan hati Jisoo. Sebenarnya ini rahasia, Taeyong dulu sebenarnya tidak seberapa mengenal Jisoo. Ia hanya mengetahui bahwa Jisoo adalah salah satu member Blackpink yang sedang dipertaruhkan cintanya oleh ketiga sahabatnya. Kalian tahu siapa saja mereka?

Yuta, Taehyung dan Johnny. Tapi entah bagaimana bisa yang mendapat keuntungan untuk mengenal lebih jauh malah Taeyong. Padahal Taeyong selama ini hanya di curhati oleh ketiganya tentang bagaimana Jisoo yang menganggap mereka hanya sebatas teman.

"Aku mendapat mimipi buruk." Ucap Jisoo, dia menundukkan kepalanya dan meremas tangan Taeyong.

"Mimpi apa yang kau dapat? Kenapa sampai membuatmu menangis?" Taeyong terkekeh dan membawa Jisoo ke pangkuannya. Sedang Jisoo mengalungkan tangannya ke leher Taeyong. "Sebelumnya kau bermimpi buruk juga tidak sampai menangis dan sampai mendatangi ke dormku tengah malam. Ada apa hm?" Taeyong memberi kecupan kecupan singkat di area leher Jisoo.

"Entahlah, mimpi itu terasa nyata. Kau tahu? Aku bermimpi kau akan meninggalkanku dan kita batal menikah. Kau meninggalkanku karena kau berubah haluan menjadi seorang pihak bawah." Taeyong mengernyitkan alisnya, bagaimana bisa dia menjadi pihak bawah????? "Dan kau tahu apa yang lebih parah?" tanya Jisoo dan Taeyong hanya menggelengkan kepalanya. "Kau menikah dengan Taehyung dan kalian memiliki anak!"

Taeyong berdecak kesal. Sebenarnya dia tidak heran dengan mimpi-mimpi random yang selalu Jisoo ceritakan setiap kali Wanitanya bermimpi hal-hal aneh. Tapi untuk kali ini dirinya tidak bisa mempercayai itu. Tidak mungkin dirinya akan meninggalkan Jisoo dan memilih berbelok kepada Taehyung! Konyol! Taeyong tentu tidak mau jika dirinya akan menjadi gay. "YAK! Bagaimana bisa kau memimpikan hal konyol itu! Tentu saja aku lebih memilihmu dibanding Taehyung si tiang itu! Hih!"

"Maka dari itu! Aku takut!" Jisoo kembali menangis. "Aku takut kau akan meninggalkanku"

"Ssstt, tidak, aku tidak akan meninggalkanmu. Tenang saja. Kita akan tetap menikah. Kalau bisa aku tidak akan mengundang Taehyung, bagaimana?" Jisoo hanya menganggukkan kepalanya dalam pelukan mereka. "Ingat Jisoo, aku tidak akan meninggalkanmu begitu saja. Sstt, sudah jangan menangis lagi." Taeyong melonggarkan pelukannya dan mengelap air mata Jisoo menggunakan jari-jari lentiknya.

"Kau jelek kalau menangis. Lihat ingus ini. Ew, menjijikkan." Ucapan Taeyong tersebut membuat Jisoo kesal. Taeyong memulai ciuman dengan memberikan ciuman lambat dan lembut ke Jisoo. Jisoo mengerang dan menarik rambut Taeyong, menutup matanya dan memiringkan kepalanya agar membuatnya lebih mudah untuk mencium Taeyong. Perlahan-lahan, bibir Jisoo mulai membengkak. Mereka telah berciuman untuk waktu yang terbilang lama.

Jisoo tidak mengatasinya, "T-Taeyong-ah, s-sudah.. A-ah-aku tidak bisa bernafas.." Jisoo meletakkan tangannya di dada Taeyong untuk menahan Taeyong melakukan hal lebih. Taeyong mengamati wajah Jisoo, pipi merah, bibir bengkak, pipi dengan sisa air mata, Bohong Taeyong jika bilang bahwa Jisoo jelek. Jisoo tidak pernah jelek di mata Taeyong.

"Sudah, jangan lihat aku terus. Aku malu." Ucap Jisoo.

"Kau tidak pernah malu ketika kita sama-sama telanjang." Jisoo menepuk pelan bibir Taeyong menggunakan tangannya. "Mesum." Taeyong tersenyum. "Jisoo-ya..." Jisoo menatap kedua manik hitam Taeyong, favoritnya. "Jangan menangis lagi, kau akan tetap dan selalu menjadi Wanita terbaikku setelah Ibu dan Noonaku, dan aku akan selalu menjadi lelaki teristimewa setelah Appa dan Oppamu. Jangan khawatir lagi, ara?" Jisoo mengangguk. "Jja! Ayo kita tidur." Taeyong membaringkan Jisoo ke tempat tidurnya dan memakaikan selimut. Taeyong mengecup dahi Jisoo dan merengkuhnya kedalam pelukannya.


B a b y | T a e s o o
N i g h t m a r e

Baby | TaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang