Dijodohkan

830 124 14
                                    

Gadis manis bepipi gemil itu menangis sejadi-jadinya kala mendengar kabar yang sangat tak dirinya inginkan, di jodohkan katanya? Yang benar saja di zaman yang sudah modern seperti ini apa hal-hal kuno seperti itu masih berlaku?. Padahal dirinya mampu untuk mencari jodohnya sendiri tanpa harus ada campur tangan kedua orang tuanya.

"Hiks.. Renjun!" tangisan-nya kian terdengar keras kala mata bulat itu menatap foto sang idola yang dirinya jadikan sebagai wallpaper di ponselnya.

"Padahal aku maunya nikah sama kamu Jun, bukan sama orang lain" kata gadis manis berpipi gemil itu seraya mencebikkan bibirnya dengan kesal.

Haniya namanya atau yang akrab di panggil gembrot oleh sahabat sipit-nya yang minus akhlak itu adalah seorang gadis manis yang begitu tergila-gila dengan salah satu anggota boyband asal Korea Selatan, dari bangun tidur hingga akan memasuki alam mimpinya kembali gadis manis itu tak pernah absen untuk melihat foto atau video dari sang idola yang lahir di negara tirai bambu itu.

Renjun tampan, Renjun sexy, Renjun nomor satu di hatiku. Semua itu akan dirinya katakan ketika melihat foto ataupun video sang idola. Persetan dengan orang lain yang menganggapnya sudah gila karena mereka tak tahu sebesar apa pengaruh Renjun di dalam hidupnya.

Tok

Tok

Tok

"Haniya ayo bersiap calon suami kamu akan segera tiba!!" Haniya menggeram kesal kala mendengar ucapan sang ibu barusan, padahal dirinya sudah ribuan kali mengatakan tidak tapi sepertinya ucapannya itu hanya di anggap angin lalu oleh kedua orang tuanya.

"Haniya kan sudah bilang tidak mau bu!! Apa itu kurang jelas?!! Ibu dan ayah tolong jangan memaksa Haniya lagi untuk menikah dengan orang yang bahkan Haniya tak kenal" kata si manis kesal seraya menyembunyikan tubuh berisi-nya menggunakan selimut berkarakter kudanil putih kesayangannya.

"Haniya jangan keras kepala!! Ibu dan ayah melakukan ini semua juga untuk kebaikan kamu, memangnya kamu mau menjadi perawan tua karena terus menunggu Renjun-Renjun kamu itu untuk datang melamar ke rumah. Jangan bermimpi dia tahu kamu hidup saja tidak" tangisan Haniya kian mengeras di balik selimut-nya kala mendengar ucapan sang ibu yang begitu menohok hati mungil-nya yang sedang tak baik-baik saja.

"Pokoknya ibu tak mau tahu setengah jam lagi kamu harus keluar dengan menggunakan pakaian yang sopan, awas saja kalau kamu memakai pakaian yang terbuka" kata sang ibu tak mau di bantah, kemudian wanita paruh baya itu melenggang pergi meninggalkan anak gadisnya yang masih menangis. Meratapi nasibnya yang begitu Malang.

"Hiks.. Gue harus minta bantuan Jihan" kata si manis seraya mengambil ponselnya yang tergeletak tak berdaya di atas lantai, tak sengaja ia lempar tadi karena terlalu kesal dengan sikap orang tuanya yang menurutnya sangat egois.

Tak butuh waktu lama untuk ia mencari kontak sang sahabat, karena pada dasarnya hanya kontak gadis sipit itu yang ia miliki selain kedua orang tuanya.

"Hiks.. Jihan" gadis sipit di sebrang sana jelas merasa heran kala mendengar sahabat gembrot nya itu menangis.

'Lu kenapa brot?' tanya Jihan bingung.

"Gue mau di jodohin, Ji" jawab Haniya seraya mengubah mode panggilan suara menjadi video call.

'Hah?! Serius lu brot?' tanya Jihan tak percaya.

"Emang muka gue keliatan lagi bercanda?!!" kata Haniya ketus seraya menatap sahabat sipit-nya itu dengan kesal.

'Engga sih, tapi seriusan lu mau di jodohin? Sama siapa brot? Kok mendadak banget?' tanya Jihan tak santai.

"Itu biar gue jelasin nanti, yang terpenting untuk sekarang ini lu harus jemput gue. Jangan lupa lewat belakang jangan depan entar ketauan lagi kalau gue mau kabur" di seberang sana Jihan tampak menggeleng seraya mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.

Mas Ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang