The Next Accident

6.9K 505 60
                                    

Setelah berada di Ruang Santai selama beberapa saat, Hermione pergi menghadiri pelajaran ramuannya bersama beberapa murid Gryffindor lain. Meninggalkan Ron dan Harry. Ron tertarik ke dunia nyata setelah Lavender pergi bersama murid lain. Harry dan Ron pun pergi ke pondok Hagrid untuk mengisi waktu.

Di sisi lain, di ruang santai Slytherin terlihat Draco bersama Crabbe dan Goyle sedang membicarakan sesuatu.

"Apa kalian pikir aku cocok dengan Ms. Greengrass?"

"Sepertinya tidak, Draco."

"Yang benar saja, kau mencintainya, Goyle!!" sergah Draco, "Lalu aku harus datang bersama siapa ke pesta dansa tahunan?"

"Sebaiknya kau datang bersama Astoria. Lupakan saja Goyle. Kau cocok dengannya."

"Tidak, Crabbe!! Aku akan datang dengan Astoria!" teriak Goyle, "Sebaiknya kau ajak Parkinson saja, Draco."

"Sudahlah. Kalian hanya membuatku marah!" bentak Draco seraya meninggalkan ruang santai Slytherin.

Draco mengambil kelas ramuan hari ini. Ia pun pergi ke kelas yang diajar oleh Professor Snape tersebut.

Lorong menuju kelas ramuan sangat sepi. Draco ingin sekali kembali dan pergi ke Menara Astronomi. Tapi ini bukan waktu yang tepat.

Saat ia melangkahkan kaki-kakinya dengan cepat, ia menemui Hermione berjalan santai di depannya. Draco menengok ke belakang. Hanya mereka berdua di lorong itu.

Kemana murid yang lain?

Entah.

Draco mempercepat langkahnya dan berjalan sejajar dengan musuh bebuyutannya tersebut. Draco menengok ke wajah Hermione dan tersenyum penuh misteri. Oh bukan tersenyum. Lebih tepatnya menyeringai. Kuulangi, MENYERINGAI. Dengan seringaian yang tajam.

Hermione hanya memandangnya bingung. Draco mempercepat langkahnya dan mendahului wanita itu. Hermione berhenti sejenak dan memandangnya aneh.

"Aku sudah mempersiapkan Ramuan pagi ini. Kalian harus membuat ..."

"Ehemm.. Maaf Professor." sela Draco diambang pintu kelas ramuan.

"Masuk Mr. Malfoy dan Ms.  Granger." ucap Professor Snape dengan gaya bicaranya yang tidak terlalu mengangkat bibir.

Draco tersentak ketika Professor Snape menyebut nama Ms. Granger. Draco melirik kesamping dan benar saja, Hermione sudah berada di sampingnya.

Mereka berdua melangkahkan kaki secara bersamaan, membuat mereka saling adu pandang satu sama lain. Hermione memicingkan mata ke arah Draco dan mendahuluinya.

"Kalian semua harus membuat ramuan Hidup Bagai Mati. Caranya bisa kalian lihat di halaman 10 buku kalian."

Mereka semua terlihat sangat serius membuat ramuan tersebut. Kecuali Draco yang sejak tadi melempar pandang ke arah Hermione dengan tatapan yang lebih dari misterius. Seperti tatapan seorang musuh bebuyutan yang siap untuk saling membunuh.

Sampai akhirnya Professor Snape berdehem kencang di samping Draco yang membuat anak Lucius tersebut gelagapan. Ia pun berusaha berkonsentrasi pada ramuannya yang belum tersentuh sama sekali.

Beberapa saat kemudian..

Kelas ramuan telah selesai. Semuanya telah berdesakan keluar. Tapi tangan Professor Snape menghentikan langkah Draco. Mereka berbincang dengan sangat serius sampai menjelang sore.  Entah apa yang dibicarakan.

Setelah selesai, Draco pergi ke perpustakaan untuk mencari tugas dari Professor Snape. Perpustakaan sangat ramai saat itu. Draco berusaha berkonsentrasi pada secarik perkamen di hadapannya.

Keadaan perpustakaan sudah sangat sepi saat Sang Pangeran Slytherin selesai dengan tugasnya. Saat Draco mengembalikan buku ke tempatnya, tiba-tiba seorang murid menubruknya dari belakang. Draco reflek menangkap seseorang tersebut agar ia tidak terjatuh.

Ternyata ia adalah Hermione yang secara tidak sengaja berjalan mundur karena ingin sembunyi dari Ron dan Lavender diluar.

"Holy Shit. Si Granger." batin Draco.

"Sial.. Ferret." batin Hermione bersamaan dengan Draco.

Meski begitu, Draco tak kunjung melepaskan tangannya dari punggung Hermione.  Hermione pun menatap iris biru Draco. Wajah mereka semakin dekat.

Ginny yang berlari dan berhenti seketika dari rak buku samping mengejutkan mereka. Seketika, Draco melepaskan tangannya dan Hermione pun berdiri. Mereka berdua salah tingkah.

"Ups..  Maaf" kata Ginny dan langsung berlalu pergi.

Hermione pun pergi menyusul Ginny. Meninggalkan Draco sendirian di perpustakaan. Draco terdiam sejenak dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

Hari-hari kemudian di Hogwarts sama seperti hari-hari biasanya. Sampai akhirnya datang sebuah hari dimana kunjungan ke Pedesaan Hogsmeade dilaksanakan. Sebelumnya, semua murid berkumpul di aula besar untuk sarapan. Crabbe dan Goyle yang duduk di kanan-kiri Draco terlihat sangat lahap memakan puding dan meminum beer dari pialanya. Sedangkan Draco sendiri terlihat tidak nafsu makan meskipun sempat memasukkan beberapa suap puding ke mulutnya.

"Makanlah, Draco! Kau mau berkunjung ke Hospital Wings tahun ini?" Ucap Astoria yang duduk berhadapan dengan Draco.

Draco hanya memasukkan sepucuk sendok puding untuk menghargai Astoria. Setelah ia meminum setenggak jus labu dari piala berwarna emasnya, Draco pergi meninggalkan Aula Besar yang langit-langitnya dipenuhi salju. Sama seperti cuaca diluar kastil.

Astoria dan teman-teman Draco hanya memandangnya bingung. Dua hari ini Draco memang seperti itu. Astoria dibuatnya geram. Dulu, Draco memang menyimpan rasa pada Astoria yang cantik dan pintar. Semua orang tahu itu tak terkecuali Astoria sendiri meskipun Draco tak pernah mengungkapkannya.

Tapi kini Draco mengabaikan Astoria. Bahkan mungkin menganggapnya tak ada. Hal itulah yang membuat Astoria naik darah.

Di sudut lain di meja Gryffindor terlihat Hermione, Harry, Ron, dan Ginny sedang asyik bercanda tentang kelakuan lucu Harry dan Ron pada saat pelajaran Transfigurasi. Disampingnya terdapat Si-Kembar-Weasley yang sedang menguji coba kan permen muntahnya ke anak-anak kelas satu.

Hermione mendengus kesal melihat Fred dan George. Hermione memang memiliki jiwa berbudi seperti para Lamed Vovniks di novel The Book of Names karya Jill Gregory dan Karen Tintory. Jadi pantas saja kalau ia tak tega melihat anak-anak tingkat 1 digunakan sebagai kelinci percobaan oleh Fred dan George. Sama seperti ia mengasihani para peri rumah Hogwarts dengan membuatkan mereka syal dan topi serta kaus kaki yang akhirnya sia-sia karena Dobby membuangnya.

Tiba-tiba seekor burung hantu terbang melewati meja-meja ...

***14:29/30122014/Thu***

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang