Tak Terduga Sebelumnya

6.7K 430 21
                                    

"Aku tau kalau kita tidak pernah akur. Tapi sejak awal tahun di King's Cross aku sadar punya perasaan yang berbeda."

Glekk. Hermione menelan ludahnya. Organ terpenting dalam tubuhnya serasa berhenti berdetak. Jari lawan bicaranya yang kini sudah bertautan dengan jari-jari nya membuat keringat dingin keluar tanpa diundang.

"Sebenarnya aku bingung menyatakannya. Tapi ditemani salju di Hog's Head, aku tak lagi bingung."

Keheningan sesaat mencuat begitu saja di kedai itu. Hati Hermione bergejolak.

"Aku mencintaimu, Hermione"

Tepuk tangan dari keenam orang di Hog's Head terdengar keras akibat pantulan dari dinding-dinding kayu yang berdempetan. Hermione kaget setengah tak percaya mendengar pernyataan Draco.

"A.. Aku juga, mencintaimu" balas Hermione dengan tergagap.

Hermione memejamkan mata dalam pelukan hangat Draco. Menenggelamkan wajahnya dalam aroma maskulin yang selalu melekat di badan pangerannya itu.

Astoria dan Pansy yang sejak awal melihat drama gratis tersebut menjadi geram dan menggebrak pintu secara bersamaan. Kedua remaja aneh itu berlalu pergi meninggalkan 'mantan kedai bau kambing' dengan hati yang sempat mencelos dan penuh sesak akan perasaan cemburu.

Mata Astoria dan Pansy terasa panas saat itu juga. Mungkin karena cairan bening di dalamnya mendesak ingin keluar.

Draco dan Hermione pulang ke Hogwarts bersama. Draco menggandeng tangan Hermione dengan mesra. Senyum simpul di pipi Hermione yang tak kunjung luntur menunjukkan lesung pipitnya, membuat wajah cantiknya bertambah manis.

Di pertigaan antara Hogsmeade dan Hogwarts, sepasang kekasih itu bertemu dengan Harry dan Ron.

"Hermione! Darimana saja kau?"

"Umm.. Maaf Ron."

"Apa yang kau lakukan, Malfoy?! Lepaskan tanganmu dari Hermione!" bentak Ron.

"Apa kau di sekap-nya? Kau di culik, Mione? Beraninya kau bedebah!" Lanjut Ron seakan ingin mendaratkan kepalan tangan di wajah putih Draco.

"Demi janggut Merlin yang tua itu! Well, Mr. Weasley! Mrs. Granger adalah kekasihku sekarang. Kau tidak berhak melarangku menggandeng tangan kekasihku! Punya hak apa kau? Kau bukan siapa-siapanya, ingat itu!"

***

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang