Jimin pikir ia sudah menjadi yang paling utama dalam kehidupan seorang Min Yoongi, berharap kesalahan kecilnya akan selesai ketika ia meminta maaf dengan tulus.
Tapi, kenyataannya. Yoongi masih menggunakannya sebagai pelampiasan.
Jimin melihat itu, melihat bagaimana Yoongi tak lagi membahas soal Jaehyun saat ia sedang menjalani 'hukuman' yang diberikan oleh Yoongi.
Pria yang katanya cemburu pada tetangga disebelah rumahnya justru kini hanya diam, menyaksikan Jimin yang menderita karena bertarung dengan benda yang entah apa itu, bergetar hebat didalam anusnya.Min Yoongi tak disana, pikirannya.
Pertanyaan yang ia sendiripun tak tahu jawabanny, berputar mengacaukan Yoongi.
Pembunuhan Seojoon memiliki ciri-ciri yang sama dengan kasus pembunuhan orangtua Jisung.
Kesimpulannya satu, semua korban adalah orang-orang yang selama ini berusaha Yoongi lindungi.
Suara dentuman gelas yang ia simpan ke atas meja menjadi akhir dari pikiran rumitnya, kini fokusnya kembali pada Jimin, dan juga alasan mengapa ia diberi hukuman.Kali ini Yoongi menghampiri Jimin, duduk dipinggiran kasur dengan telinga mendengar suara desahan dan rintihan Jimin, beradu dengan suara vibrator yang berada didalam tubuh Jimin, terdengar merdu. Tapi sayang, penis Yoongi tidak bangun sama sekali.
Satu tangannya terulur, mengusap paha dalam Jimin sembari menatapnya dengan datar.
Bayangan Jimin yang bersemangat menggoyangkan tangannya pada entah bagaimana perawakan pria disamping rumahnya, jelas membuat Yoongi lagi-lagi terbakar api."M-maafh." Jimin tetap berusaha meminta maaf, berharap sedikit saja Yoongi berikan rasa kasihan padanya.
Namun, kulit dingin dari telapak tangan kasar itu justru memegangi penisnya, tenggelam entah karena penisnya yang kecil atau tangah Yoongi yang terlalu besar."Salahku, tak memintamu untuk tidak boleh berkunjung ke rumahnya." Yoongi menyadari kesalahpahamannya, tapi dia tak terlihat merasa bersalah sama sekali.
"Tapi, aku serius. Jaehyun akan mati jika kau bertingkah sedikit saja."
Yoongi kapan tak menepati janjinya? Ucapannya akan ia lakukan pada suatu hari nanti, dan Jaehyun mungkin akan jadi korban atas kesalahan Jimin diwaktu yang akan datang.
Setelah memberi petuah, Yoongi mematikan dildo yang masih ia biarkan didalam lubang Jimin.
Tanpa memberi waktu bagi Jimin untuk terbias dengan rasa sakitnya, Yoongi mencekik penis kecil Jimin kemudian mengocoknya seperti ia bukan manusia, memang bukan. Yoongi iblis sekarang.
Lalu Jimin memberontak? Tidak bisa, ikatan dasi kerja pada tangan di atas kepalanya terlalu kuat, hanya bisa berharap Yoongi memaafkannya yang tak melakukan kesalahan apapun."Jaehyun ingin melakukan ini, aku yakin," ucap Yoongi, tanpa mengurangi gerakan tangannya yang brutal ketika Jimin sudah berteriak kesakitan, terus menerus.
.
.
.
Pagi yang menyedihkan menyapa Jimin yang masih bergumul dengan selimutnya.
Sepertinya Yoongi serius tentang ia yang tak terangsang, sampai akhir dimana Jimin kehabisan energinya Yoongi tak menyentuh lubang Jimin dengan penisnya.
Jimin lalu bangkit, sedikit ngilu karena penisnya perih oleh tangan bajingan Yoongi, juga anusnya, jangan lupakan dua pergelanyan tangannya. Satu lagi, hatinya.
Sakit hati, selain karena ia merasa tidak sangat amat bersalah, tak dimasuki, Yoongi juga ternyata tak mau tidur satu ranjang dengannya.
Jimin yang biasanya bangun dalam dekapan Yoongi, kali ini bangun dengan bau spermanya."Kau terkejut? Aku juga."
Suara Yoongi terdengar sangat jernih, saat Jimin memaksakan diri keluar dari kamar dengan kemeja kerja milik Yoongi yang ia pakai sebelum berjalan dengan susah payah.
Benar, Yoonginya berada di ruang tengah, botol minuman berjejer diatas meja, juga puntung rokok.
Tak mau menganggu sang kekasih, Jimin melanjutkan langkah siputnya.
Berjalan langkah demi langkah, memasuki dapur untuk minum air, ia haus sejak sebelum diikat di ranjang."Kau memancingku, lalu apa sekarang? Apa yang akan kau lakukan? Membunuhku?"
Yoongi membalik badannya, Jimin selalu bisa menarik rasa kepekaanya.
Masih dengan wajah datar, Yoongi memperhatikan bagaimana Jimin sedang sibuk dengan sebotol air dimeja makan.