Yoongi sudah menjadi pemimpin yang begitu amat sangat dihormati oleh pengikutnya, orang-orang yang secara langsung mendapatkan keinginan mereka lewat tangan dingin Yoongi, tak akan berpikir dua kali untuk kembali bersujud padanya ketika diminta.
Seperti kali ini, Yoongi dengan mudah mendapatkan anggota kelompoknya yang berjumlah ribuan dengan hanya ajakan singkat yang ia lakukan beberapa waktu yang lalu di tempat ini, restoran Guanlin yang saat malam hari menjadi tempat bagi berkumpulnya para calon penghuni neraka.
Begitu juga dengan Daniel, rencana yang ia susun untuk tidak lagi ingin berhubungan dengan kelompoknya harus sirna, saat Yoongi menelponnya untuk diminta kembali.
Penjelasan singkat atas kedatangannya yang super cepat dari Amerika sudah Daniel lakukan, dan Yoongi sudah merasa cukup baik karena kebaikan mulai datang satu-persatu pada dirinya lagi."Taehyung juga diteror?"
Daniel tidak percaya, Taehyung type orang yang selalu tidak peduli pada apapun kecuali itu berhubungan dengan Yoongi atau Jungkook, bayangkan betapa lelahnya orang itu meneror Taehyung.
"Dia bahkan mengganggu pekerjaan Seungwoo," jelas Yoongi, meminum alkoholnya sekali teguk.
"Tapi anehnya, ia tak menyerang Jimin."
Yoongi tertawa kecil, merasa lucu atas kalimat yang baru saja keluar dari celah bibir Woojin.
Jelas, Yoongi mulai mengerti jalan permainan si bajingan yang berhasil membuatnya marah akhir-akhir ini.
Orang itu menyerang yang jauh dari pengawasan Yoongi, Jimin tak akan pernah bisa disentuh karena Yoongi terlalu dekat.
Begitu juga dengan Jungkook, Taehyung bahkan 24 jam disamping sang kekasih."Setelah aku, Taehyung, dan Seungwoo, kalian juga akan termasuk dalam targetnya," ucap Yoongi, yang diangguki oleh Daniel.
"Lalu apa yang bisa aku lakukan sekarang?"
Seungwoo lalu melempar secarik foto yang ia ambil dari tempat kasus pembunuhan orangtua Jisung, foto Holand saat kelulusan sekolah menengah atas. kemudian, Seungwoo juga melempar secarik kertas, nomor ponsel yang selalu mencoba menghubungi Taehyung dan Yoongi.
Informasi saja, akhir-akhir ini orang itu tak lagi menghubungi Yoongi.
Entah karena merasa takut atau ada rencana besar yang akan diperbuatnya untuk membuat Yoongi semakin direpotkan.Pertemuan yang amat singkat itu akhrinya berakhir, Woojin kembali ke rumah sakit dengan menumpang pada mobil Seungwoo, sedangkan Daniel kembali ke tempat markas sementaranya yang kemungkinan akan menjadi tempat tinggalnya karena ia akan menetap di Korea untuk waktu yang tak ditentukan.
"Jungkook membiarkanmu pergi?"
Yoongi akhrinya mengajak Taehyung berbicara, pemuda itu tak membuka mulutnya sejak awal pertemuan, dan baru bisa Yoongi ajak bicara ketika berada dalam mobil ini.
Taehyung terlalu larut dalam kesedihannya, kehilangan Seojoon itu sama seperti ia kehilangan ibunya.
Yoongi mengerti itu, dan Taehyung sangat diharuskan membunuh secara langsung bajingan yang mengambil Seojoon dari tangannya."Tak ada yang boleh melarangmu," ucap Yoongi, memperingati Taehyung bahwa bahkan Jungkook tak boleh ikut campur dalam urusan ini.
----
Taehyung berdiri didepan gerbang rumahnya, cukup lama hingga membuat Yoongi yang niatnya langsung pulang setelah mengantarkan Taehyung ke rumahnya berubah pikiran.
Yoongi lalu turun dari mobil, mendekati Taehyung yang langsung masuk ke dalam halaman rumahnya dengan langkah cukup cepat.
Tatapan Yoongi lalu jatuh pada kunci pagar rumah Taehyung yang telah rusak, terlihat seperti dipukul oleh benda keras."Jeon Jungkook!"
Teriakan demi teriakan yang Taehyung lakukan membuat Yoongi sedikit panik, tidak mungkin Jungkook juga menjadi target sang peneror.
Hal pertama yang Yoongi lihat saat memasuki rumah Taehyung adalah beberapa barang yang berantakan, seperti meja terbalik dan pintu kamar Jungkook yang terbuka lebar.
Meninggalkan Taehyung yang terlihat panik kesana-kemari meneriaki nama sang kekasih, Yoongi lebih memilih untuk memasuki kamar dan ia sedikit merasa lega menyadari jika tak ada darah yang berceceran dikamar.