'huhhhh... Kirain tuan mau apa'
"Kenapa belum tidur?" Tanya Henry yang sedang memeluk tubuh kaku adit yang terlentang
"Ng-Ngak tuan, blm terbiasa" ujar Adit
"Peluknya kurang?" Tanya Henry yang sedikit menguatkan pelukannya
"Ng-Ngak tuan, ini udah pas" wajah Adit memerah
"Dah, merem.. besok kita keluar"
"Ke-kemana, tuan?" Adit balik bertanya
"Ikut aja, kamu kan belum gajian juga"
"I-iya tuan"
Ntah apa yang aku pikirkan, ini hanya bagian dari pekerjaan, bukan lebih. Perhatian serta perlindungan tuan semata-mata untuk menjagaku di jamah orang lain, bukan lebih. Perlakuan dan permintaan tuan bukan lebih, tapi semata-mata untuk dirinya dan perintah yang harus di emban, bukan lebih.
Pagi, mandi bersama. Sarapan, di temani. Berangkat, di hantar sampai depan pintu, dan sekedar satu ciuman. Pulang, menyambut dan satu ciuman lagi. Mandi bersama lagi. Malam, tidur berdua. Tidak lebih, ini semua hanya perintah.Tapi... Sesuatu di dalam hati berkata lain
Ini.....
****************************************
Adit dan Henry mandi bersama, dan anehnya Henry tidak minta atau berbuat macam-macam dengan Adit, lebih tepatnya memerintahkan Adit untuk melayaninya. Tapi, mereka mandi dengan biasa. Walaupun, penis Henry sedikit mengeras.
Setelah mandi, Adit menyiapkan baju untuk Henry kenakan
"kamu siap-siap aja dulu. Pakai baju santai, jangan terlalu formal" titahnya
"Baik, tuan"
'baju santai? Mungin,,, jalan-jalan? Hiya hiyaaa!!!! Eitsss... ! Ngk mungkin, tuan ngajakin gue jalan2? Huahahahahahha,,, Aminn,, semoga'
Adit kegirangan, tanpa memperhatikam sekitarnya, ia sedikit meloncat. Henry hanya bisa tertawa melihat sikap konyol Adit yang tersembunyi.
Henry kini sadar akan adanya Adit dalam kehidupannya, ia sadar diri Adit menjadi incaran semua orang yang pernah Adit temui di kehidupan Henry. Henry cemas...
***************************************Mobil melaju di jalanan. Adit merasa kaku berada di dalam mobil, dan kini Henry sedang memangku Adit dengan santainya, tapi tidak dengan Adit.
"Adit, kenapa diam?"
"Tidak ada alasan khusus, tuan" memang benar, kalaupun ada mustahil Adit bisa Mendapatkan jawabannya
"Hmmm" entah dengan maksud apa, Henry mengencangkan pelukan di pangkuannya
Adit merasa risih sekaligus nyaman, Adit hanya bisa pasrah, karena ini bukan permintaan tapi perintah
"Adit.."
"Iya tuan?"
"Kenapa kamu mau Nerima pekerjaan ini?" Henry sedikit ingin tau masa lalu Adit, lagipula mereka sudah tinggal bersama. Walaupun dalam artian yang berbeda
"Saya..."
Adit menceritakan semuanya. Tanpa terkecuali. Namun Adit tak mau lagi menangis, karena semua itu sudah ia lupakan. Kini, ia memulai hidup baru dengan tuannya, melayani, menemani, dan memberikan seluruh jiwa raga Adit kepadanya. Adit senang.Saking asiknya bercerita, tanpa mereka sadari mobil sudah berhenti di tempat parkiran, tapi Henry masih ingin mendengarkan cerita Adit. Hanya dengan gerakan tangan, pak supir langsung mengerti dan meninggalkan mobil.
"Tu, tuan"
"Hmm?"
"Sudah sampai"
"Kemari.." Henry mengangkat dan memutarkan badan Adit, sehingga memangku ke arah henry seperti salah satu adegan seks.Munchhh... Satu ciuman*
"Aku janji, bakalan jagain kamu biar ngak ada orang lain yang berani sentuh kamu selain aku" Henry dengan serius berbicara demikian, sambil menatap ke dalam manik mata Adit yang cerah, secerah langit pagi.
"...." Adit tersipu malu, tanpa ia sadari, Adit refleks membenamkan kepalanya di dada Henry. Henry kaget sekaligus merasa nyaman di perlakukan demikian, Adit yang sadar langsung mengangkat kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan
"Mm-maaf tuann"
Henry tak menjawab tapi ia mengarahkan kepala Adit untuk membenarkan kepalanya di dadanya lagi. Adit hanya diam dan semakin mengeratkan pelukan dan pangkuan Henry.
Mereka saling membagi kenyamanan masing-masing, rasa kehangatan seperti malam pertama Adit, rasa kehangatan yang telah lama ahendy lupakan selama ini, Henry sadar hanya Adit yang bisa menemani dan memberikan kebahagian untuknya"Adit, ayo keluar"
"Baik tuan"
Sepanjang perjalanan, Adit senang melihat toko-toko dan keramaian mall. Henry yang sibuk membelikan Adit barang-barang mewah, Adit juga sibuk untuk mencoba menolak, tapi selalu kalah, karena ini semua perintah.
Semua barang yang sudah di beli Henry suruh pak supir untuk di letakkan di mobil dan menunggu di area parkiran
*****************************************"Tuan, saya izin ke toilet dulu"
"Hmmm, jangan lama-lama, jangan kabur"
"Tidak tuan" Adit geli dalam hati ketika mendengar Henry takut kalau ia akan kabur.Henry menunggu di luar di bangku yang di sediakan dekat eskalator, Adit sedang pusing mencari toilet terdekat
'huhhh,, Alhamdulillah' setelah selesai Adit mencari Henry yang entah kemana keberadaannya sekarang.
'Tuan dimana ya'
Adit kembali berjalan sendiri di tengah keramaian dan menemukan Henry sedang di gandeng wanita cantik rambut se bahu
'siapa tuan ya? Adek? Teman? Atau,, pacar?'
Adit menggeleng keras, lantas kenapa Adit harus kepo?
Adit hanya diam dan memgikuti arah mereka berdua berjalan
Adit sadar wanita itu sedari tadi melihat dan tau akan keberadaan Adit yang mengekori mereka berdua
"Maaf, mas? Ada apa ya?" Wanita itu menghampiri adit
"Adit, sudah selesai?"
"Sudah tuan"
"Tuan?"
"Hmmmmmm,, Ini pelayan aku" Adit bingung kenapa Henry enggan memberitahukan kalau Adit pelayannya
"Adit, ini Shasa"
"Ini bawain barang aku" Shasa merampas barang belanjaannya dari tangan Henry yang ia sendiri bukan membayarnya
"Baik, mbak" Adit hanya menurut, selagi tuannya tidak keberatan.
*******************************************Setelah makan di cafe, dan sedikit jalan-jalan Henry dan Adit berpisah dengan Shasa. Mereka berdua kembali ke mobil
"Maaf ya dit" Adit shock bukan main bukan kepalang. Tuannya minta maaf?
"Ke-kenapa tuan?"
"Seharusnya shasa ngak ganggu kita" Henry ternyata bisa bicara santai
"Ehh he he, tidak apa-apa tuan, saya senang" Adit merasa grogi dengan sikap Henry yang berubah santai
"Hmm, bulan depan kita ke Bali" ujar henry
"Ngg- ngapain, tuan?"
"Bulan madu"Author buntu :')
See you next page❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
LoL?🔞
Любовные романыLoL? (Love or Lust?)🔞 Cinta atau Nafsu? halayaknya orang ramai, Adit juga butuh cinta. Ibunya yang sudah menikah dengan lelaki lain dan ayah kandung yang telah meninggal 10 tahun yang lalu, tidak bisa memberikan rasa cinta yang Adit butuhkan selama...