Chapter 4 : Ini Aku Rey

25 14 24
                                    


Happy Reading 😊

Jika ada typo, coment yah, supaya aku langsung perbaiki, trimakasih...

Pertemuan pertama aku dan Rey, seperti tidak memberikan kesan yang menarik. Yah..., bisa di bilang "aku hanya jatuh cinta sesaat kepadanya," dan akupun melihat Rey adalah laki-laki yang cuek.

Aku lalu mengambil hanphone dan mengirim pesan ke Alora, menceritakan tentang pertemuanku dan Rey yang terbilang biasa- biasa saja.
.
.
.
Pengumuman kelulusan sekolah → lulus 100 %.

Setelah pengumuman kelulusan selesai, aku dan Alora langsung balik ke rumah. Tidak mengikuti acara perpisahan sekolah lagi, karena saat itu aku merasa kurang enak badan, dan Alora pun mengantarku pulang ke rumah. Alora memang sahabat yang baik, dia rela menghabiskan waktunya untuk menemaniku, dibandingkan mengikuti kegiatan perpisahan di sekolah.

"Leen, kamu mau aku buatin bubur ? kamu kelihatan pucat banget," tanya Alora kepadaku yang sedang terbaring di tempat tidur.

"Ngak usah Ra, aku hanya butuh istirahat, mungkin kelelahan aja." Jawabku.

"Ya udah, kamu istirahat aja, aku mau balik ke rumahku dulu yah, ntar aku kesini lagi buat jengukin kamu."

Aku tidak menghiraukan Alora lagi, dan langsung menarik selimut untuk tidur.

Tak lama setelah itu, aku terbangun dan langsung membuka hanphone, aku melihat pesan masuk dengan ucapan selamat dari mama dan papa atas kelulusanku, setelah membalas pesan dari mama dan papa, tiba-tiba ada pesan baru yang juga masuk.

"Klinggggg.....," mungkin seperti ini bunyi pesan yang masuk, maafkan author jika salah hehehe.

"Selamat yah atas kelulusannya."

"Trimakasih. Maaf ini siapa yah ?" tanyaku.

"Ini aku Rey. Save nomorku yah"

"Oh. Okay" SPJ.

Saat Rey menyebut namanya, jantungku seketika berdebar kencang "dag dig dug dag dig dug," saat itu tangan kananku langsung menyentuh dada bagian kiri. "Ahhhh..., perasaan yang sama, aku juga mengalami ini saat pertama kali bertemu Rey."

Namun aku tersadar seketika, "Rey dapat nomorku dari mana yah ? seingatku kami tidak pernah bertukar nomor telepon, hmmmm, apa aku tanya aja ? ahhh... ngak usah deh, ngak penting juga."

Hari demi hari berlalu, beberapa kali Rey mengirim pesan kepadaku, bertanya "aku sedang apa, kabarku gimana," yahh..., isi pesan Rey hanya seputar itu. Jujur, jika mulut berkata "tidak" namun hati berkata "ya," aku akui mulai jatuh cinta kepada Rey.

Setiap hari aku selalu memikirkannya, layaknya orang yang tengah di mabuk asmara, itulah yang kurasakan.


To Be Continue...

For Readers : aku berniat untuk tidak menulis panjang X lebar cerita ini, supaya kalian ngak bosan juga bacanya, aku share sedikit-sedikit yah....

Trimakasih yang sudah mampir, jangan lupa vote dan coment yah🙏

Chapter 5 aku masih rahasiakan yah 😀😀

Ketika Waktu Yang BerbicaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang