[Kami rasa kalian tau bagaimana cara menghargai author:)]
©achsfia
-♡happy reading♡-
"Pagi Leta savana kedya."
Leta sedikit terkejut dengan orang yang berdiri seraya menyapanya tersebut. Giofan.
Ia menaikan satu sisi alisnya, kemudian terdiam beberapa saat sebelum lengannya digapai oleh seseorang yang tiba - tiba datang disebelahnya.
"Leta, kita kan belum selesai ngerjain pr bareng! Ayo lanjut!" seru orang itu.
Leta memandang siswi itu dari atas sampai bawah dengan wajah bingungnya.
"Ayo!" ulang orang itu. Kemudian siswi tersebut menariknya menjauh dari Giofan yang juga tengah memasang wajah bingung.
Siswi itu membawa Leta ke koridor didekat kelas mereka. Sampai Leta menghentikan langkah mereka.
"Lo siapa?" tanya Leta datar.
Leta melepaskan tautan tangannya pada siswi tersebut. Kemudian menatapnya sinis.
"Gue Gladys, teman sekelas lo, mungkin lo ga tau. Tapi gue tau lo," ujar siswa itu. Namun terlihat bahwa dia berusaha mengatakan nya dengan nada bersahabat. Mungkin karena faktor sikap Leta, Gladys jadi sedikit.. Hm, kalian pasti bisa merasakan bagaimana berbicara santai dengan orang seperti Leta.
Datar, tanpa ekspresi, acuh tak acuh, dingin.
Tapi seperti nya Gladys berusaha menepis itu semua.
Namun Leta tetaplah Leta, dia tetap memandang siswi yang barusan berkenalan dengan nya itu dengan pandangan tak suka.
Ia menganggap bahwa siswi didepannya itu terlihat sok kenal.
"Oh ya, lo pasti tau maksud gue yang tadi," lanjut Gladys.
Leta sedikit meremang, kemudian mengangguk pelan saja.
Gladys tersenyum, kemudian merangkul bahu Leta dengan senang "Gw temen lo sekarang."
⚠⚠⚠
Sekarang istirahat.
Tidak seperti kebanyakan siswa lainnya yang ketika istirahat pergi ke kantin atau ke perpus - Leta, pergi ke ruang bela diri di sekolahnya.
Ia mendorong perlahan pintu putih yang tertup itu kemudian berjalan masuk kedalam ruangan yang begitu sepi —hei! Siapa yang mau menghabiskan waktu istirahatmu di ruang bela diri? Apalagi seorang diri seperti ini —ah. Sudahlah. Ini Leta. Dia berbeda.
Ia berjalan kearah samsak yang menggantung disana. Lalu mulai meninju samsak itu dengan tangan kosong.
Saat sedang asik dengan kegiatan meninjunya dengan samsak, seorang siswa dengan langkah terburu lewat didepan ruang bela diri itu.
Giofan.
Giofan yang mendengar suara dari arah dalam ruang bela diri, kemudian berhenti. Dia merasa aneh saja, sekolah sedang tidak mengadakan perlombaan atau semacamnya yang mungkin memang mengharuskan siswa atau siswi tersebut harus terus menerus latihan. Namun -ya, tentu juga karena ini jam istirahat, semua orang bahkan pergi ke kantin, perpus, atau ya, setidaknya menghabiskan waktu istirahat dengan santai. Tapi-
KAMU SEDANG MEMBACA
•DIASVAR•
Fantasi❝Gue harap lo jangan masuk dalam kehidupan gue, atau lo kena imbasnya.❞ - ❝Sekuat-kuat nya lo bertahan, lo juga harus punya sandaran.❞ Hidup dengan penuh kegelapan, hidup yang terus di incar banyak orang, hidup tanpa keluarga, hidup sendirian, hidup...