Prologue

394 35 14
                                    

Oh Sehun duduk sendirian di baris kedua dari kursi yang diperuntukkan untuk keluarga. Dia tidak benar-benar memiliki ikatan kekeluargaan dengan Johnny Seo, tetapi keduanya sudah berteman baik sejak kuliah. Johnny adalah satu-satunya sahabat yang ia miliki. Sekarang dia sudah tiada, dan di sana wanita itu duduk seperti malaikat kegelapan, rambut titiannya ditutupi veil hitam, berpura-pura berduka atas suaminya yang dia buang layaknya mantel usang setelah hanya sebulan menikah.

Sehun menyilangkan kaki panjangnya, bergerak tidak nyaman di bangku. Lengan kirinya yang hanya sebatas siku terasa sakit. Lengan bajunya telihat kempis, karena ia membenci lengan prostesis yang menyamarkan cacatnya.

Lelaki itu cukup tampan bahkan hanya dengan satu tangan - dia memiliki rambut hitam tebal yang sedikit bergelombang, dengan alis gelap dan mata abu-abu pucat. Dia tinggi dan berbadan tegap, seorang dinamo pria; mantan jaksa agung Gwangju dan pengacara persidangan yang dikenal secara nasional, selain menjadi salah satu pemilik Properti OH Corp, yang bernilai jutaan dollar. Sehun dan saudara-saudaranya sama terkenalnya di kalangan para pengusaha. Dia kaya raya. Tetapi uang itu tidak dapat menebus kesepiannya. Istrinya telah meninggal dalam kecelakaan yang juga merenggut lengannya. Itu terjadi tepat setelah pernikahan Luhan dengan Johnny.

Luhan merawatnya selama di rumah sakit, dan gosip merajalela. Sehun dituding sebagai penyebab perceraian mereka. Gagasan bodoh, pikirnya dengan marah, karena dia tidak akan pernah menyukai Luhan.

Hanya seminggu setelah perceraiannya dengan Johnny, Luhan terlihat di mana-mana bersama si playboy Kim Kai, yang masih menjadi teman terdekatnya. Lelaki itu mungkin kekasihnya, juga, pikir Sehun dengan amarah yang tertekan. Dia tidak menyukai Kai sama halnya dengan ia tidak menyukai Luhan. Aneh memang karena lelaki berkulit tan itu tidak datang ke upacara pemakaman, tetapi mungkin dia memang memiliki rasa tahu diri, meski sedikit.

Sehun bertanya-tanya apakah Luhan menyadari bagaimana perasaannya yang sebenarnya terhadap wanita itu. Sehun harus bersikap 'baik' padanya; atau tidak, maka akan mengundang komentar publik. Tapi diam-diam, Sehun membenci wanita itu atas apa yang dia lakukan pada Johnny. Luhan adalah wanita berhati dingin- egois, dan tidak berperasaan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa mencampakan Johnny setelah sebulan menikah, dan kemudian membiarkannya pergi bekerja di anjungan minyak berbahaya di Atlantik Utara dalam upaya untuk melupakannya? Johnny meninggal di sana minggu ini, dalam sebuah kecelakaan tragis, setelah tenggelam dalam air yang membeku, dan tewas sebelum ia bisa diselamatkan. Sehun tidak bisa menahan diri untuk berpikir bahwa Johnny ingin mati. Surat-surat yang ia dapatkan dari temannya itu penuh dengan kesengsaraannya, kesepiannya, keterasingannya dari cinta dan kebahagiaan.

Sehun menatap tajam ke arah Luhan, bertanya-tanya bagaimana ayah Johnny bisa duduk di sampingnya seperti itu, memegang tangan rampingnya seolah-olah dia merasa kasihan pada Luhan seperti apa yang ia rasakan karena kehilangan putranya, anak tunggalnya. Sandiwara publik, Sehun menyimpulkan dengan kesal. Mereka hanya berpura-pura, agar orang-orang tidak bergosip.

Sehun menatap peti mati yang tertutup dan meringis. Itu seperti akhir zaman baginya. Pertama dia kehilangan Jisoo, istrinya, dan lengannya; sekarang dia juga kehilangan Johnny. Sehun memang memiliki kekayaan dan kesuksesan, tetapi tidak ada orang untuk berbagi dengannya. Dia bertanya-tanya apakah Luhan merasa bersalah atas apa yang wanita itu lakukan pada Johnny. Sehun tidak bisa membayangkan bahwa Luhan melakukannya. Luhan selalu flamboyan, penuh semangat, ramah, dan lincah. Sehun mengawasinya tanpa Luhan sadari, membenci dirinya sendiri atas apa yang dia rasakan ketika dia memandang wanita itu. Luhan bertubuh tinggi, cantik, dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan yang membentang di pinggangnya, matanya bak rusa, bagaikan sesosok figur yang keluar dari majalah mode. Luhan bisa saja menjadi model, tetapi dia ternyata cukup pemalu untuk ukuran wanita cantik sepertinya.

Sehun sudah menikah ketika mereka bertemu, dan karena dorongan itulah Johnny mengajak Luhan berkencan untuk pertama kalinya. Sehun pikir Johnny dan Luhan cocok, sama-sama orang kaya dan menyenangkan. Tampak sperti pernikahan dari surga; sampai perceraian keduanya yang terjadi dalam waktu singkat.

Sehun tidak akan pernah mengakui bahwa ia melemparkan Luhan kepada Johnny untuk mengeluarkannya dari lingkaran pesona wanita itu. Sehun mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Luhan adalah perwujudan dari segala hal yang dia benci pada seorang wanita, tipe orang yang tidak akan pernah dia pedulikan. Kadang-kadang itu berhasil. Kecuali rasa sakit yang Sehun rasakan setiap kali dia melihat Luhan; sakit yang bukan sepenuhnya fisik....

Ketika upacara pemakaman selesai, Luhan pergi dengan ayah Johnny yang memegangi sikunya. Pria yang lebih tua tersenyum simpatik pada Sehun. Luhan tidak menatapnya. Dia benar-benar menangis; Sehun bisa melihatnya bahkan melalui veil yang wanita itu kenakan.

Bagus, pikir Sehun dengan dingin. Bagus, aku senang itu menyakitimu. Lagi pula kau lah yang membunuhnya!

Sehun tidak melihat ke arah Luhan lagi ketika dia naik ke limusin hitamnya dan mengantarkan dirinya kembali ke kantor. Sehun tidak pergi ke pemakaman. Ia sudah cukup kenyang melihat semua sandiwara menyedihkan Luhan. Sehun tidak akan memikirkan air mata di mata rusanya yang tragis, atau kesedihan yang tulus di wajah putihnya. Sehun tidak akan berpikir tentang rasa bersalah yang Luhan rasakan atau kemarahannya sendiri. Lebih baik meletakkan semuanya di masa lalu dan membiarkannya dilupakan. Jika dia bisa. Yaah, Jika dia bisa...

TBC

Ok, segini dulu prolognya. Semoga suka. Dan maaf klo masih bnyk kekurangan dalam penerjemahaannya, karena aku jg masih belajar.

Btw, di ff ini ada sedikit perbedaan dgn novel aslinya, seperti tempat, waktu, dan beberapa aspek kebudayaan. Tapi perbedaan itu gk akan ngerubah alur ceritanya.

Sampai ketemu di chap 1 nanti~

Don't forget to vote and comment, ok!

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang