kelabu belum tentu suram. buktinya malam, ada berapa banyak kebebasan disana walau kadang ada kejahatan. aku dan ranjuna sedang duduk ditepi kolam. menatap remang-remang cahaya lampu temaram.
berada disampinya bukan hal yang perlu di takutkan. guratan-guratan pada luka yang celangak, dan dia yang membantu penyembuhkannya secara perlahan. membuat lukanya hilang sedemikian.
seperti esensi, dengannya aku tak butuh apa-apa lagi. dia yang begini itu sudah penuh arti.
"hidupmu bagaimana?" tanya dia seraya hastanya ia layang-layangkan ingin menyentuh payoda, walau tidak bisa. .
"bahagia" jawabku tanpa memikirkan apa yang terjadi selama enambelas tahun lebih dua bulan tujuh hari.
"perihal?"
"apa saja, yang jelas bersama" asal.
"dengan?"
"ranjuna"
"aku mau tinggal, mau jadi rumah. buat kamu, biar seenggaknya aku merasa berguna, walaupun bagi kamu belum tentu iya sebenarnya terserah, apa saja. aku bingung gimana cara ngungkapinnya" aku diam. dialog yang satu ini bisa saja tipuan. sebab ia lihai bincang gombalan.
"tolol" kataku setelahnya.
isi kepalaku dipenuhi tumpah ruah tanda tanya tak tentu arah. tentang mengapa parasnya terlihat tenang walau menjejak arah salah. mungkin saja.
haloo!! udh lama bngt ya aku ga nongkrong di plfrm oranye ini
gimana kabarnya???
padahal ini aku udh mau ujian tapi malah ngedraft, dan mmf bngt part ini pendek soalnya otakku keburu mikirin work gajelas lainnya
semoga suka <33
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dikala Sendu
Romance𝙛𝙩. 𝙝𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙧𝙚𝙣𝙟𝙪𝙣 ❛ kalau kamu punya beribu alasan untuk sedih, berarti kamu harus punya senggaknya satu alasan buat tersenyum ❜