[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Kisah cinta klasik yang mempertemukan antara Dara dan Sagi di salah satu universitas ternama di belahan negara eropa membuat mereka menjalin hubungan sepasang kekasih, permainan takdir membuat mereka berpisah hampir s...
Sebelum membaca disarankan untuk tekan bintangnya ya!
Komen yang banyakkk biar aku semangat nulisnya😁
HAPPY READING GUYS!
**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Gadis itu tersenyum manis kedua tangannya memegang lensa kamera. Membidik pemandangan yang ada dihadapannya saat ini, banyak orang yang sedang berlalu-lalang disekitar ia tersenyum kembali saat sudah mendapatkan gambar yang ia mau.
Saat arah lensa ia fokuskan kembali, gadis tersebut tersenyum ia mempotretnya berkali-kali dan terakhir pria itu sadar melihat bidikan kameranya, detik itu juga Dara menghentikan aktivitasnya tadi dan segera membalikan tubuhnya.
"Sini kamera lo," tegas pria tadi.
"Nggak!" decak Dara sambil menggelengkan kepalanya, memegang kameranya erat-erat tanpa mau menoleh.
Seolah ia sedang melindungi barang berharganya dari seorang pencuri, Dara terus memeluk kamera kesayangannya itu.
Pria itu menghembuskan napasnya sedikit kasar, ia malas jika harus berdebat dengan seorang gadis.
"Jangan seenaknya mengambil gambar orang secara diam-diam apalagi tanpa izin," pria itu langsung pergi setelah mengatakan hal tersebut kepada Dara.
Dara menoleh menatap pria itu, Dara tahu bahwa pria tadi tidak menyukai kelakuan Dara yang mengambil gambar tanpa seizin orangnya.
"Hei nama kamu siapa? Dan kamu mengambil jurusan apa?" Panggil Dara kepada pria tadi, ia mencoba memberanikan diri untuk berkenalan.
Teriakan Dara tidak digubris sedikitpun, pria itu tetap pergi meninggalkannya.
"Aku pasti bisa mengetahui namamu dengan fotomu ini," teriak Dara lagi.
"Jika kamu ingin melihat hasil cetakan foto tadi, datang kepadaku!"
"Namaku Adara Bellova!"
Pria itu sedikit tersenyum saat mendengar teriakan dari gadis penguntit itu. Mengapa Sagi mengatakan seperti itu? Karena ia tahu gadis itu sering mempotretnya secara diam-diam dan mengikuti kemana saja ia pergi, tapi Sagi hiraukan begitu saja.
Memang apa yang Dara lakukan salah, tapi ia tidak merasa bersalah saat ini, yang terpenting Dara berhasil memotret pria tadi. Pria yang selalu ia potret secara diam-diam dan kebetulan hari ini ia bertemu lagi dengan pria itu.
