pesan

2.3K 344 299
                                    

"Halo, bisa bicara dengan Felix?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, bisa bicara dengan Felix?"

"Iya, saya sendiri."

"Saya juga sendiri, jadian yuk?"

Felix tertawa kecil, buru-buru menekap mulut saat Jisung yang sebelumnya sibuk berguling-guling di ranjang sebelah mengangkat kepala untuk menatapnya heran. "Kan udah, Fikar..."

Jisung mendelik mendengar nama yang disebutkannya.

"Saha ieu? Si barudak?" Sang pebulu tangkis turun dari tempat tidurnya dan melompat ke ranjang Felix yang langsung mengerang.

"Bintang ih, sana jauh-jauh!"

"Maneh (kamu) teleponan sama Fikar ngapain heh?"

"Biarin dong suka-suka aku!" Felix berusaha keras menjauhkan ponselnya dari jangkauan temannya itu, beberapa kali berusaha mendorong Jisung juga. Syukur-syukur dia terjatuh dari kasur, kan.

Kekehan Hyunjin terdengar dari seberang sana. "Siapa itu? Si Bintang?"

"Iya. Riweuh sendiri dia nggak tau kenapa ih."

Jisung berusaha mengambil alih ponsel Felix. "Sini aing mau ngomong sama si barudak! Enak aja mau genitin maneh kan pasti dia?"

"Bintang kunaon sih?!" Felix menepis tangan Jisung kemudian bangkit dari ranjang dan melangkah keluar kamar. "Jangan diikutin!" tegasnya sebelum menutup pintu dan bersandar di balkom bagian dalam. Di sepanjang koridor itu banyak juga atlet lain yang menginap di lantainya dengan ponsel di telinga, mengobrol entah dengan orang tersayang atau sanak keluarga di daerah asal.

"Kiel udah makan malem?"

"Udaaah," Felix mengangguk-angguk meski Hyunjin juga tak dapat melihatnya. "Hari ini menunya sop, banyak sayurnya. Ada wortelnya juga, kesel! Bintang nggak mau aku kasih wortelnya, dia malah jejelin ke mulut aku."

Hyunjin tertawa. "Emang Kiel nggak boleh banyak-banyak makan wortel, nanti matanya jadi bagus."

"Ih kalo matanya bagus kan malah berguna buat aku!"

"Ya nggak boleh dong nanti ngelirik yang lain?!?!?"

"Mana ada kayak begitu atuh."

"Iya ya karena nggak ada yang seganteng aku, iya nggak, jegeg?"

"Banyak gaya kamu teh." Felix tertawa. "Kamu kapan mau mulai kirim surat? Aku bisa jatuh miskin nih kalo teleponan terus, pulsa kan mahal."

"Mau aku beliin pulsa?" tawar Hyunjin dengan mudahnya.

Felix menggeleng cepat-cepat, meski tak berguna juga karena Hyunjin tak dapat melihatnya. "Buat apa, nggak usah, ah."

"Iya iya nanti aku kirim surat aja, deh." Felix dapat mendengar senyuman dari suara kekasihnya. Duh, kekasih. Kan kalau diingat jadi malu sendiri. "Mau dikirimin apa lagi, hm?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trouvaille +HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang